Upaya Ahok yang gagal dalam Pilgub DKI Putaran ke-2 masih tidak ada bedanya dengan kegagalan yang dialami oleh beberapa pemimpin besar lainnya dalam kehidupan. Sebagai pertimbangan, misalnya, Abraham Lincoln:
1832 Dikalahkan untuk badan legislatif negara bagian
1833 Gagal dalam berbisnis
1835 Istri tersayang meninggal
1836 Mengalami gangguan saraf
1838 Kalah dalam debat
1843 Dikalahkan dalam nominasi kongres
1849 Ditolak untuk petugas pertanahan
1854 Dikalahkan sebagai Senat AS
1856 Dikalahkan sebagai calon Wakil Presiden
1858 Dikalahkan Senat AS (lagi)
1860 Terpilih sebagai Presiden
Begitu banyak kekalahan sebelum akhirnya menjadi salah satu presiden terhebat yang pernah dimiliki AS. Apalagi bila kita membandingkan Ahok dengan Yusuf? Daniel? Atau dengan Kristus sendiri?
Ahok belum gagal. Sebenarnya, dia tidak mengalami kekalahan dan keputusasaan, karena umat beriman memiliki Tuhan yang lebih kuat daripada masalah dan keadaan yang mungkin mereka hadapi.
Tak seorang pun yang menjaga dirinya tetap kudus tidak akan ditemukan di rumah Tuhan. Selama Ahok menjaga hatinya tetap suci, Tuhan akan terus memakai/menggunakannya. Saya hanya melihat ke depan untuk apa yang Tuhan telah rencanakan laginya.
“Oleh karena itu, jika ada orang yang membersihkan dirinya dari apa yang tidak terhormat, dia akan menjadi bejana untuk penggunaan yang terhormat, yang dikhususkan untuk menjadi kudus, berguna bagi tuan rumah, siap untuk setiap pekerjaan baik.” 2 Tim.2: 21 (ESV)
bandingkan dgn
2 Timotius 2:21 (TB) Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.