Jakarta, Suarakristen.com
Jaringan Pelayanan Alumni Universitas Sam Ratulangi (JALA UNSRAT) Se-Jabodetabek dan Bandung, Ikatan Alumni UNSRAT serta Ikatan Alumni (IKA) Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi menggelar seminar nasional dengan tema “Mencari Pemimpin Yang Bersih dan Berhikmat Untuk Indonesia”.
Seminar tersebut dilaksanakan di Aula Gajah Mada, lantai tiga Gedung Lemhanas RI, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10, Jakarta Pusat, Sabtu (2/2/19).
Hadir sebagai pembicara utama dalam seminar ini adalah Gubernur Lemhanas RI Letjen TNI (Pur) Agus Widjojo, Ketua KPK RI Ir. Agus Rahardjo (diwakili oleh Direktur Gratifikasi KPK Syarif Hidayat),Deputi IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden Eko Sulistiyo, Jaksa Agung Muda Intelijen Kejagung RI Dr. Jan S. Maringka, S.H.,M.H., Dirjen Imigrasi Kemenkumham Dr. Ronny F. Sompie, S.H., M.H. Penanggap antara lain Baktinendra Prawiro (Ketua Umum PIKI; diwakili oleh Woro Wahyuningtyas) dan Michael Wattimena, berhalangan hadir)
Ketua Umum Jaringan Pelayanan Alumni (JALA) Universitas Sam Ratulangi Se-Jabodetabek dan Bandung Sonya Hellen Sinombor, S.H., M.H., mengatakan seminar nasional ini diadakan sebagai bentuk kepedulian moral Alumni UNSRAT agar dalam pemilihan pilpres dan pileg nanti, masyarakat memilih calon pemimpin bangsa dan masyarakat yang bersih, berintegritas, berhikmat, visioner dan tulus dalam mengabdi kepada nusa dan bangsa. Rakyat Indonesia merindukan sosok pemimpin bangsa yang bersih dan berhikmat, yang mempunyai track record yang bersih, berintegritas, berkarakter, dan mampu memberikan pengharapan serta optimisme dan mampu bekerja keras dan cerdas untuk bangsa.Kita masih sulit menemukan figur-figur pemimpin yang bersih sekaligus berhikmat.
“Saat ini sangat sulit kita temukan sosok pemimpin yang bersih dan berhikmat di hampir semua sektor kehidupan berbangsa dan bernegara, baik di tingkat masyarakat, birokrasi, legislatif, yudikatif, sektor pendidikan/akademisi, bisnis atau pun swasta bahkan dikalangan organisasi atau lembaga swadaya masyarakat, lembaga keagamaan maupun lembaga-lembaga lain,” tegas Sonya Sinombor.
Menurut Sonya dalam proses perjalanannya ada pemimpin yang bersih namun mengalami banyak tantangan dan masalah termasuk godaan, karena tidak punya hikmat akhirnya terjatuh dalam masalah dan tidak bisa mengambil keputusan yang tepat. Untuk itu sebagai alumni Unsrat, Sonya berharap melalui seminar ini dapat mengajak semua pihak untuk mengawal pemimpin di semua sektor agar mereka tetap bersih dan berhikmat.
“Khusus kepada kampus kami Unsrat Manado, saya himbau mampu melahirkan pemimpin-pemimpin yang bersih dan berhikmat. Sehingga visi-misi Unsrat Manado dapat sejalan dengan Lemhanas RI sebagai lembaga pencetak kader dan pimpinan serta komponen bangsa yang memiliki kredibilitas dalam membangun karakter bangsa yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan dan falsafah Pancasila serta visi mewujudkan Kader Pimpinan Tingkat Nasional yang berdaya saing, berkarakter Kebangsaan, Demokratis, dan Mampu berperan dalam pergaulan dunia internasional melalui pendidikan,” Pungkas Sonya lebih lanjut.
Sonya Hellen Sinombor menegaskan, alumni Unsrat ingin memberikan sesuatu untuk bangsa.
“Kita berharap, di negeri ini akan banyak lahir pemimpin-pemimpin yang bersih dan berhikmat. Negeri ini bisa kita bawa ke arah yang lebih baik, kalau pemimpin di semua sektor memiliki hati yang bersih dan berhikmat,” pungkas Sonya dengan antusias.
Sedangkan Ronny Sompie mengatakan bahwa saat ini Direktorat Imigrasi fokus kepada pelayanan dan penegakan hukum.
“Pelayanan kita wujudkan dalam perbaikan sistem pembuatan passport dan visa yang saat ini sudah terus kami perbaiki dan percanggih sistemnya yaitu berbasis IT dan Online. Sedangkan untuk penegakan hukum Direktorat Imigrasi kita fokus kepada sistem yang mampu mendeteksi dan menangkal setiap wara asing yang akan masuk ke Indonesia. Petugas Hukum dan Sistem nya sudah kita implementasikan di beberapa lokasi strategis di negeri ini seperti pos perbatasan, bandara, pelabuhan dan lain-lain,” jelas Ronny.
Jaksa Agung Muda Intelijen Kejagung RI Dr. Jan S. Maringka, S.H.,M.H., mengatakan saat ini Kejaksaan Agung menganggap pentingnya reformasi hukum dijalankan dengan hati dan dengan sepenuh hati.
“Reformasi hukum yang sedang diterapkan oleh Kejagung RI saat ini meliputi upaya peningkatan kesadaran hukum masyarakat, perlunya amandemen konstitusi sebagai jaminan kedudukan Jaksa Agung RI, pemimpin reformasi hukum untuk kepastian hukum, dan posisi sentral Kejaksaan RI dalam sistem peradilan pidana,” papar Jan Maringka.
Sementara itu, Eko Sulistiyo mengatakan, pemimpin itu bukan dilahirkan tapi lahir karena adanya situasi dan kondisi tertentu.
“Ada struktur dan situasi yang menyebabkan seorang itu menjadi pemimpin, itu secara pandangan politik. Siapa yang mengira Pak Jokowi seorang pedagang mebel dari Solo, orang biasa, bukan pemimpin partai politik. Tapi Pak Jokowi tidak disangka terpilih, dan beliau mampu menjadi Presiden RI. Itulah Demokrasi Prosedural, dimana dengan adanya gerakan reformasi orang biasa seperti Pak Jokowi bisa jadi Presiden. Itulah yang saya sebut sebagai pemimpin yang terlahir dari situasi tertentu,” imbuh Eko Sulistiyo.
Selain itu Eko mengatakan Pemimpin itu bertipe administrator dan pemersatu.
“Bung Hatta itu tipikal administrator yaitu detail akan data tapi kurang dekat dengan masyarakat. Sedangkan pemimpin tipikal pemersatu seperti Bung Karno itu mampu mempengaruhi masyarakat luas termasuk mendekati mereka (rakyat),” tegas Eko.
Dalam kata sambutannya, Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unsrat, Marhany Pua, menilai, tema seminar tersebut sangat relevan dengan situasi kebangsaan saat ini.
“Tema yang diajukan sungguh menarik dan menantang. Tema ini sungguh tepat di saat bangsa kita sedang memasuki tahun politik. Momentum strategis bagi rakyat untuk mengambil keputusan memilih pemimpin bangsa presiden dan wakil presiden, sekaligus juga anggota parlemen nasional, provinsi, dan kabupaten/kota,” ungkap Marhany.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Sulawesi Utara (Sulut) ini menyatakan, masyarakat tentu merindukan pemimpin bangsa sesuai tema. “Pemimpin yang bersih dan berhikmat menjadi kerinduan segenap warga bangsa,” tegas Marhany.
Demikian juga, Wakil Rektor II Unsrat, Ronny Maramis, menegaskan, Unsrat bertekad menciptakan pemimpin bersih dan berhikmat.
“Unsrat tetap berkomitmen melahirkan generasi pemimpin yang bersih dan berhikmat. Sebagai kampus perjuangan, Unsrat berkomitmen mengawal NKRI dari ujung utara Indonesia. Kami bertekad berkontribusi pembangunan bangsa melalui alumni-alumni Unsrat yang tersebar di seluruh Indonesia,” kata Ronny.
Setelah acara Seminar Nasional digelar, Segenap alumni dan pengurus alumni Unsrat mengadakan Ibadah Perayaan Natal dan Tahun Baru, yang dipimpin oleh Ketua Umum PGI, Pdt. Dr. Henrietta Lebang.
Penyanyi rohani terkenal Eka Delly dan Vonny Sumlang turut memeriahkan acara Natal dan Tahun Baru tersebut.
(Hotben Lingga)