Apa Yang Sebenarnya Dunia Inginkan Dari Indonesia?

0
1085

Apa Yang Sebenarnya Dunia Inginkan Dari Indonesia?

 

Oleh Jeannie Latumahina

 

Tahun 2023 Indonesia kalah menghadapi Uni Eropa di WTO terkait embargo produk Sawit ke Eropa. Dan WTO minta Indonesia tidak menutup kran ekspor barang mentah.

Salah satu alasan menolak Sawit karena hasil dari penggundulan hutan tropis. Memang kalau merujuk dari yang terjadi selama ini sejak era orde baru dengan program Sejuta Hektar Sawah yang akhirnya menjadi perkebunan sawit, memang sering terjadi.

Di satu sisi juga diketahui bahwa mereka juga memiliki minyak Bunga Matahari.

Kita juga mempertanyakan program Food Estate yang juga membabat hutan, Selain bagaimana kelanjutan program Food Estate, juga bertanya kemana kayu hasil dari penebangan hutannya.

Selanjutnya malah kita kemudian dikejutkan dengan rencana Menhut yang akan menggunakan hutan cadangan seluas *20 Juta Hektar (dua kali pulau Jawa)* untuk keperluan Ketahanan Pangan dan Energi.

Tentu kita berfikir bahwa program tersebut akhirnya akan mandeg (mangkrak) dan kemana kayu hasil penebangan hutan tersebut.

Dan selama ini tampaknya dunia asyik aja, alias cuek menikmati ekspor mentah kayu dari Indonesia. Perlu diketahui Indonesia menempati peringkat ke 13 dunia dalam hal ekspor kayu.

Tiga besar eksportir kayu dunia adalah Amerika, Rusia dan China. Malaysia berada pada peringkat sepuluh besar, sedangkan Vietnam peringkat di atas Indonesia dalam hal ekspor kayu. Vietnam dan Malaysia masing-masing memiliki nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan Indonesia, yaitu sekitar US$4 miliar dan US$2,4 miliar.

Perlu juga diketahui bahwa selama ini tanaman sawit banyak menimbulkan pro kontra, terutama dampak lingkungan hidup alam.

Jika merujuk dari fenomena di atas, boleh saja kita berfikir rencana keputusan Menhut akan menggunduli 20 juta hektar untuk diambil kayunya, karena Indonesia masih menghadapi kalah gugatan di WTO perihal ekspor sawit dan menghentikan ekspor bahan mentah.

Baca juga  KASTARA & PARTNERS LAWFIRM GELAR DISKUSI PUBLIK 2025 EKSAMINASI PUBLIK ATAS PENGAMBILALIHAN BANK BALI

Sebenarnya dimana letak kekalahan Indonesia dalam ekspor kayu, sedangkan hutan Indonesia dikenal luas dan menjadi paru-paru dunia.

Rendahnya peringkat Indonesia dalam ekspor kayu dunia, karena kelemahan dalam pengolahan hasil kayu, mulai dari pasokan bahan baku, teknologi pengolahan juga strategi tata kelola kayu.

Jika demikian apakah rencana Menhut di atas, jelas perlu dipertanyakan transparansinya. Dan juga seperti apa rencana Kementrian Pertanian dan juga ESDM terkait rencana Menhut tersebut. Akan seperti apa rencana kedepan terkait Ketahanan Pangan dan Energi yang di canangkan.

Demikian juga bagaimana kelanjutan dari hasil putusan WTO terkait perdagangan sawit dan ekspor bahan mentah.

Semua ini tentunya harus menjadi kerja bersama, terbuka dan akuntabel demi masa depan Indonesia yang lebih baik. Indonesia harus bangkit menjadi negara maju dan berdaulat.

Tentu juga Indonesia sangat membutuhkan ketahanan pangan dan energi sebagai landasan bisa lolos dari “jebakan pendapatan kelas menengah” atau middle income trap yang berakibat stagnan pertumbuhan ekonomi dibawah 5% selama puluhan tahun ini.

Baiklah kita semua menyadari bahwa menuju Indonesia Emas bukan seperti membalik tangan, karena Indonesia adalah bagian dari banyak bangsa dunia.

Rabu, 15 Januari 2025