Pusat Kajian Politik & Keamanan Indonesia (Puspolkam) dan Lemhanas RI Gelar Seminar Nasional : “Peran Indonesia Dan G20 Dalam Geopolitik Dunia & Stabilitas Keamanan Asia Pasifik

0
220

 

 

Pusat Kajian Politik & Keamanan Indonesia (Puspolkam) dan Lemhanas RI Gelar Seminar Nasional : “Peran Indonesia Dan G20 Dalam Geopolitik Dunia & Stabilitas Keamanan Asia Pasifik

 

Jakarta, 14 November 2022 –

 

Pusat Kajian Politik & Keamanan Indonesia (Puspolkam) bersama Lemhanas RI Mengadakan Seminar Nasional dengan tema : “Peran Indonesia Dan G20 Dalam Geopolitik Dunia & Stabilitas Keamanan Asia Pasifik di Gedung Pancagatra Lemhanas Jakarta pada hari Senin, 14 November 2022.

Dalam Seminar Nasional tersebut hadir sebagai narasumber :  sebagai keynote speaker Dr. Andi Widjajanto (Gubernur Lemhanas), Firman Jaya Daeli (Ketua Dewan Pembina Puspolkam Indonesia), Prof. Hikmahanto Juwana. SH (Guru Besar UI & Rektor Unjani), Prof. Ikrar Nusa Bhakti Ph. D (Dubes RI untuk Republik Tunisia 2017-2021), Prof. Ganewati Wuryandari, M.A Ph. D (Peneliti Utama LIPI-BRIN)

Dalam kata sambutannya, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto menyatakan: Indonesia harus mengandalkan kemampuan untuk melakukan transformasi dalam mengatasi berbagai gangguan global yang berpotensi membuat kehidupan di dunia menjadi sulit di masa mendatang.

Untuk mengatasi dunia yang sulit itu, Indonesia harus mengandalkan kemampuan untuk melakukan transformasi ke depannya.

Adapun sejumlah gangguan yang akan dihadapi oleh dunia di masa mendatang itu, lanjut dia, di antaranya adalah gangguan terhadap konektivitas, rantai pasok, dan kemungkinan terjadinya perang hegemoni.

Untuk mendukung Indonesia memiliki kemampuan melakukan transformasi itu, Andi mengatakan Lemhannas diminta mengkaji lima isu atau topik oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Pertama, topik mengenai konsolidasi demokrasi, terutama yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pemilu 2024. Andi menyampaikan, sebagaimana permintaan Presiden Jokowi, Lemhannas melakukan kajian mengenai digitalisasi demokrasi, termasuk di dalamnya adalah upaya untuk mereduksi pemanfaatan politik identitas di Tanah Air dengan menyiapkan algoritma kebangsaan.

Berikutnya, topik yang kedua adalah transformasi digital, yakni mengkaji cara untuk membuat masyarakat Indonesia mampu menjadi masyarakat digital.

Baca juga  Forum Penyelamat Demokrasi dan Reformasi (F-PDR) Meyakini Hakim MK Gunakan Hati Nurani dan Akal Sehat

“Topik ketiga dan keempat berkaitan dengan ekonomi biru dan ekonomi hijau. Ekonomi biru berarti kita melihat laut sebagai kemungkinan potensi untuk membangun ekonomi kita,” lanjut Andi.

Selanjutnya, topik kelima yang juga harus dikaji oleh Lemhannas adalah pembangunan ibu kota negara yang baru, yakni Nusantara agar mampu menjadi game changer.

“Topik kelima adalah IKN Nusantara yang harus menjadi game changer karena dia akan menjadi smart city, green dan forest city. Dia akan menjadi digital hub untuk Indonesia, bahkan dunia,” tegas Andi.

Sementara itu, dalam kata sambutannya, Ketua Dewan Pembina Pusat Kajian Politik dan Keamanan (Puspolkam) Indonesia Firman Jaya Daeli mengapresiasi pemerintahan Presiden RI Joko Widodo yang mengambil peran signifikan dalam memperkuat posisi Indonesia di kancah dunia.

“Sebagai masyarakat dan bangsa Indonesia tentu berterima kasih di bawah pemerintahan kepemimpinan Presiden RI Jokowi telah mengambil peran signifikan, mengambil inisiatif dalam rangka untuk meletakkan posisi Indonesia di kawasan dan internasional,” tegas Firman Jaya Daeli

Adapun peran-peran signifikan yang telah diambil oleh pemerintahan Jokowi untuk memperkuat posisi Indonesia di dunia, di antaranya terkait dengan upaya mempromosikan misi perdamaian dunia sekaligus dalam rangka mewujudkan stabilitas politik dan keamanan.

Menurut Firman Jaya Daeli, ke depannya di tengah situasi dan kondisi global yang serba dinamis ini, Indonesia sudah sepatutnya terus mengambil peran berarti dalam menghadirkan stabilitas politik dan keamanan, baik di wilayah kawasan Asia-Pasifik maupun di kancah internasional.

Firman menegaskan bahwa stabilitas politik dan keamanan pada dasarnya merupakan prasyarat utama untuk mengoptimalkan perkembangan sosial, ekonomi, budaya, dan pertahanan yang stabil.

“Di dalam situasi dan kondisi kini serta ke depan, Indonesia harus mengambil peran berarti, baik di Asia-Pasifik maupun di kancah internasional, bagaimana Indonesia bisa tampil sebagai negara terdepan bersama dengan negara-negara sahabat untuk membawa prasyarat utama ini, yaitu stabilitas politik dan keamanan,”pungkas Firman.

Baca juga  Kemenpan RB Pastikan ASN IKN Perkuat Tata Kelola Birokrasi

Firman menegaskan bahwa posisi Indonesia yang menguat di kancah dunia itu juga tidak bisa lepas dari peran berbagai elemen masyarakat, terutama para akademikus dan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI.

Tegas Firman, mereka telah ikut mengambil peran dengan menghasilkan beragam pemikiran kritis agar Indonesia mampu mewujudkan stabilitas politik dan keamanan di wilayah kawasan dan kancah dunia.

 

Perhelatan Akbar Dan Global :

1. KTT G20 di Bali pada 15-16 November 2022 bukanlah perhelatan akbar pertama yang dilaksanakan di Indonesia
2. Hanya 10 tahun setelah Indonesia Merdeka, Indonesia melaksanakan Konferensi Asia Afrika di Bandung yang gaungnya hingga kini masih terasa di kawasan Asia dan Afrika
3. Indonesia dianggap sebagai negara yang mendorong dan membantu Gerakan Kemerdekaan di Asia dan Afrika
4. KTT APEC 1994 di Bogor dan KTT APEC 2013 di Nusa Dua Bali
5. KTT ASEAN pertama di Bali 1976, KTT ASEAN ke 9 di Bali, KTT ke 19 2011 di Jakarta

Misi Presidensi Indonesia Dalam G20 :
1. Recorver Together, recorver stronger
2. Indonesia mengutamakan kerjasama ekonomi dan non ekonomi, tanpa mengesampingkan pentingnya persoalan-persoalan geopolitik di berbagai kawasan seperti invovasi Rusia ke Ukrainan dan juga krisis keamanan di semenanjung Korea
3. KTT G20 di Bali diharapkan menghasilkan beberapa solusi dan langkah reformasi untuk mengatasi krisis keungan dunia. Bantuan retrukturasi hutang negara-negara berkembangan, program-program tanggap ketahanan pangan, mengatisipasi krisis kesehatan melalui Dana Pandemi, pembiayaan bertahap dan adil soal transisi penggunaan enegi

Keuntungan Bagi Indonesia :
1. PDB Indonesia mendapatkan Rp 7,4 Triliun dari perhelatan global ini
2. Ekonomi Bali bangkit setelah dihantam Pandemi Covid-19
3. Kerjasama bilatelal Indonesia dan beberapa negara anggota G20 dan juga organisasi keuangan Internasional
4. Kepercayaan Internasional kepada Indinesia meningkat
5. Indonesia dipandang sebagai negara yang aktif dalam menciptakan stabilitas keamanan dan perdamaian dunia
6. Indonesia juga ingin tetap menjaga Asia Negara sebagai Kawasan yang damai, netral dan sejahtera

Baca juga  Seluruh Korban Kecelakaan di Km 58 Teridentifikasi, Jasa Raharja Serahkan Santunan kepada Ahli Waris

Indonesia Dan Perdamaian Dunia :
1. Indonesia selalu berupaya untuk ikut serta dalam menciptakan stabilitas keamanan global dan perdamaian dunia
2. Indonesia secara aktif berupaya untuk menemukan titik temu antara Rusia dan Ukraina agar menghentikan konflik kedua negara. Perang Rusia-Ukraina berimbas bukan saja dalam bidang keamanan tetapi juga pasokan pangan dunia dan krisis energi di Eropa Barat
3. KTT G20 juga memberikan ruang pertemuan antara Joe Biden (Presiden AS) dan Xi Jin Ping (Presiden Cina) untuk menemukan titik temu solusi persoalan-persoalan antara kedua negara

Dasar dan Prinsip Politik Luar Negeri Indonesia :
1. Nasionalisme dan Internasionalisme
2. Pembukaan UUD 1945 : memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial
3. Bebas dan aktif
4. Siapapun menjadi Presiden Republik Indonesia selalu memegang teguh Prinsip Politik Luar Negeri Indonesia dan secara berkesinambung ingin menujukan peran positif Indonesia dalam menjaga stabilitas politik dan keamanan tingkat kawasan dan global

Era Asia Dan Negara Berkembang :
1. Presidensi Indonesia di G20 menandai era Asia. Indonesia adalah negara berkembang dan Asia pertama yang mendapatkan posisi presidensi G20 dari Italia dimulai pada 1 Desember 2021 sampai dengan 30 November 2022, Indonesia bertukar posisi dengan India. India akan menerima Presidensi G20 mulai 1 Desember 2022 sampai dengan 30 November 2022
2. Ini juga menunjukkan bahwa Abad ke 21 adalah abad Asia
3. Presidensi G20 menunjukkan kepercayaan internasional kepada Indonesia

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here