Tidak Ada Pribumi di Indonesia
Penulis : Pahinca Ruth
“Berdasarkan penelitian ilmiah, tidak ada satu pun orang pribumi di Indonesia,” demikian kesimpulan Webinar yang diadakan oleh Kelas Pancasila 360º STT Reformed Indonesia (19/9).
Kedua pembicara dalam webinar tersebut, yaitu Direktur Institute for advanced Studies in Economics and Business Turro Wongkaren Ph.D dan Dosen STT Reformed Indonesia Partogi Samosir Ph.D mengakui, salah satu peninggalan penjajah Belanda yang masih sangat melekat di masyarakat Indonesia sampai sekarang adalah istilah “pribumi”. Padahal Indonesia telah 77 tahun merdeka dari penjajah Belanda yang memberikan istilah “pribumi” tersebut.
Bahkan kini, istilah “pribumi” semakin dimanipulasi menjadi senjata pemecah belah oleh para oknum petualang demi memperoleh kekuasaan dan/atau keuntungan ekonomi politik di Indonesia. Hal ini, menurut Partogi, sangat bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
Seseorang diakui sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) karena status hukumnya. Kewarganegaran Indonesia sangat tidak mengakui satu ras, etnis, agama tertentu saja, tegas peneliti di Lembaga Demokrasi Fakultasi Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Turro Wongkaren Ph.D.
Partogi Samosir yang adalah Direktur Center for European Union Studies (CEUS) kemudian mengutip hasil penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Biologi Molekular (LBM) Eijkman.
https://tekno.tempo.co/read/841105/siapa-pribumi-asli-indonesia-penelitian-eijkman-menjawabnya
Penelitian LBM Eijkman itu dilakukan kepada 110 kelompok etnis di 19 pulau Indonesia. Penelitian itu menggunakan DNA mitokondria yang diturunkan melalui jalur maternal (ibu), lalu kromosom Y yang hanya diturunkan dari sisi paternal (ayah), serta DNA autosom yang diturunkan dari kedua orang tua kepada anak-anak mereka.
Tes DNA mampu memberikan data ilmiah soal komposisi ras, penelusuran nenek moyang, dan juga lini masa kehadiran ras. Informasi yang didapat dari tes DNA akan membantu kita mengetahui siapa diri kita sebenarnya, dan dari mana asal usul kita sebagai orang Indonesia.
Hasil tes DNA tersebut membuktikan bahwa di dalam tubuh kita mengalir berbagai macam genetika ras. Kesimpulan hasil uji tes DNA itu, membuktikan bahwa keberagaman itu tidak hanya dalam level masyarakat Indonesia, tapi juga ada dalam tubuh seseorang sebagai seorang individu, orang Indonesia.
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4751958/siapa-pribumi-indonesia-yang-sebenarnya-ini-kata-ahli-genetik
Adanya perbedaan bentuk fisik antara satu etnis dengan yang lainnya dibentuk pada saat nenek moyang kita beradaptasi dengan lingkungannya. Berdasarkan analisis DNA dari fosil Cheddar Man yang ditemukan di gua Gough, Inggris menunjukkan, tidak ada varian genetika manusia yang berkulit dan berambut terang.
Munculnya genetik manusia berkulit dan berambut terang disebabkan oleh adaptasi untuk membantu menyerap cahaya ultraviolet agar tidak kekurangan vitamin D di iklim yang bercahaya kurang.
Nenek moyang kita beradaptasi dengan berbagai keadaan lingkungannya hingga pada gilirannya memengaruhi bentuk fisik mereka. Variasi fisik inilah yang menjadi genetik yang dibawa oleh manusia modern sekarang.
Partogi Samosir menegaskan bahwa fisik kita memang berbeda-beda, tetapi semua manusia modern adalah berasal dari satu nenek moyang yang sama. Kita semua sama, kita semua satu keluarga.
“WNI yang mengamalkan Pancasila pasti menolak menggunakan istilah “pribumi” dan “non-pribumi” lagi. WNI yang Pancasilais tidak mau berpikiran kuno atau primitif seperti itu. Mari kita Bersama-sama berjuang membangun Indonesia, gak peduli siapapun kita dan apapun latar belakang kita. Hidup Indonesia!” simpul Partogi Samosir Ph.D