Hadapi Era Digital, Kemenkop UKM Ajak Sinergi Kembangkan Ekosistem UMKM

0
294

 

 

Hadapi Era Digital, Kemenkop UKM Ajak Sinergi Kembangkan Ekosistem UMKM

 

Jakarta. Suarakristen.com

 

UMKM merupakan sektor yang amat berperan penting bagi perekonomian Indonesia. Pasalnya sektor ini berkontribusi sebesar 61% terhadap PDB. Selain itu, 64 juta pelaku UMKM ini juga mampu menyerap 97% tenaga kerja Indonesia.

Kendati demikian, di era digital saat ini, UMKM memiliki banyak tantangan untuk berkembang dan berdaya saing. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, tantangan digitalisasi UMKM meliputi infrastruktur, literasi digital serta kapasitas dan kualitas produksi.

“Untuk mengembangkan ekosistem UMKM perlu adanya sinergitas dari berbagai pihak. Ekosistem UMKM yang tangguh yaitu ekosistem yang terhubung dari hulu ke hilir, adanya akses pembiayaan, offtaker, menggunakan teknologi sehingga memiliki bargaining position yang kuat,” ujar Teten saat memberikan sambutannya dalam Webinar Warta Ekonomi bertajuk “Recovery Phase, Fundamental Transformation for MSME” di Jakarta, belum lama ini.

 

Lebih lanjut katanya, untuk memperkuat ekosistem tersebut perlu percepatan transformasi UMKM yang dilakukan melalui pendekatan holistik mulai dari hulu, supply, proses, hingga hilir atau demand.

Dalam kesempatan yang sama, Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN Loto S. Ginting menuturkan, tantangan lainnya di sektor UMKM adalah sebagian besar UMKM masih berada di kelas mikro, sehingga mereka perlu naik kelas agar kontribusinya terhadap ekonomi dan kesejahteraan semakin meningkat.

“Nah inilah yang menjadi tantangan kita bersama hingga memang seluruh pihak bersama-sama mengembangkan UMKM agar UMKM yang struktur besarnya di kelas mikro bisa naik kelas. kami Kementerian BUMN juga turut dalam pengembanhan UMKM dan sudah mulai dengan beberapa aksi dan program yang dilakukan diantaranya program pelatihan UMKM naik kelas untuk meningkatkan keterampilan, kapasitas dari UMKM. Dan juga kami sudah memiliki jaringan melalui rumah BUMN di 34 provinsi yang bisa dimanfaatkan UMKM yang ingin naik kelas, modern, go digital dan menuju tahapan go ekspor,” jelasnya.

Baca juga  Seluruh Korban Kecelakaan di Km 58 Teridentifikasi, Jasa Raharja Serahkan Santunan kepada Ahli Waris

Menurutnya, pada September 2021, pemerintah juga sudah meluncurkan Holding Ultra Mikro di mana sudah diintegrasikannya BUMN yang melayani UMKM mikro seperti BRI, PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).

“Ke depan melalui Holding Ultra Mikro, para usaha kecil bisa mendapat akses pembiayaan dan layanan keuangan lebih luas lagi. Saat ini tercatat pada triwulan I 2022 sudah skitar Rp483,5 triliun kredit UMKM yang disalurkan dimana 75 persenya merupakan KUR,” tukasnya.

Bak gayung bersambut, para BUMN, perusahaan swasta, dan komunitas pelaku usaha juga menyadari peran besar UMKM dan mendukung sinergitas untuk memajukan UMKM di Indonesia.

Misalnya saja, PNM yang memberikan akses pembiayaan dan pendampingan usaha bagi UKMK mikro yang tidak tersentuh layanan perbankan (unbankable). Direktur Operasional PMN Sunar Basuki mengungkapkan, sejumlah pendampingan usaha diberikan PNM cukup lengkap seperti pembentukan mental usaha, penerapan teknologi tepat guna, studi banding, pameran usaha, klasterisasi dan banyak pelatihan2 produktif lainnya.

“Inilah peran PNM yang selama ini kita lakukan untuk memberikan pemberdayaan kepada mereka yang tidak bankable namun mereka punya semangat tinggi untuk berusaha. PNM hadir sebagai solusi pembiayaan ultra mikro yang belum bisa mengakses produk perbankan. penyaluran pembiayaan nasabah Mekaar kami hingga Mei 2022 sekitar Rp 127 triliun yang disalurkan kepada 11,7 jt nasabah,” papar Sunar.

Sementara itu, Ketua Umum CEO Business Forum Jahja B Soenaryo mengatakan, untuk berkembang, umkm butuh permodalan, pembinaan, teknologi, akses pasar, dan promosi.

“Di Ceo Business Forum (CBF) kita terlibat pembinaan UMKM sejak 2 tahun lalu karena pandemi karena kita juga peduli dan harus berkontribusi menopang kekuatan ekonomi bangsa ini melalui wadah Rumah Kolaborasi Bersama. Pembinanya adalah para pengusaha dan CEO anggota CBF serta narasumber berpengalaman. Kemudian kita juga lakukan pembinaan UMKM anggota IWAPI, kolaborasi dengan dinas koperasi dan ukm provinsi DKI Jaya, kolaborasi dengan Kinarya Cooperatives untuk membuat film-film yang mengangkat UMKM,” cetus Jahja.

Baca juga  Indonesian American Lawyers Association (IALA) Sampaikan AMICUS CURIAE Kepada Mahkamah Konstitusi RI  

Tak mau ketinggalan, BCA sebagai bank swasta terbesar di Indonesia juga turun mengambil perannya untuk bersinergi memajukan dan mengembangkan UMKM. Executive Vice President BCA Freddy Iman menjelaskan, sejumlah dukungan BCA yang pertama yakni melakukan coaching untuk dikurasi agar kualitas produk pelaku UMKM semakin baik.

“Kedua, transaksi pembayaran menggunakan QRIS mempermudah transaksi yang mmbuat transaksi keuangan UMKM tercatat dalam pembukuan di bank dan menjadi bankable. Ketiga, setelah bankable maka diberikan solusi pembiayaan baik KUR, kredit modal kerja dan kredit melalui fintech,” tambahnya.

Selain itu, lanjut Dia, BCA juga berinisiatif melakukan pembinaan di desa-desa yang dapat memberikan nilai tambah ekonomi di daerahnya seperti Gunung Kidul, Bantul, Sijunjung, Sleman dan masih banyak lainnya. “Dalam mengkurasi kita juga ada suatu produk namanya Bangga Lokal. Ini sarana yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas produk mereka,” tutupnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here