Ibu Megawati Soekarnoputri Tiba di Seoul, Korea Selatan.
Seoul, Suarakristen.com
Ibu Megawati Soekarnoputri Tiba di Seoul, Korea Selatan, Minggu (8/5/2022).
Ibu Megawati ke Korsel atas undangan khusus untuk menghadiri acara pelantikan Presiden baru Korsel, Yoon Suk Yeol. Sekaligus menerima penganugerahan gelar profesor kehormatan dari Seoul Institute of the Arts (SIA).
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menjelaskan, Megawati tiba di Seoul bersama sejumlah jajaran partai, serta para staf pribadinya. Di antaranya adalah Bendahara Umum DPP PDI Perjuangan Olly Dondokambey, dan Ketua DPP PDI Perjuangan bidang Kelautan, Perikanan, dan Nelayan Rokhmin Dahuri.
“Setelah dua tahun masa pandemi, ini baru pertama kali bagi Ibu Megawati keluar dan naik pesawat. Baru ini setelah pandemi. Selama pandemi, belum pernah Ibu Mega naik pesawat ke luar negeri,” ujar Hasto.
Seusai menghadiri acara pelantikan dan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Yoon, Ibu Megawati akan langsung berangkat ke Gedung Seoul Institute of the Arts untuk menghadiri upacara penganugerahan gelar profesor kehormatan.
Untuk diketahui, SIA sebagai pemberi gelar, adalah institusi pendidikan ternama yang sudah berdiri lebih dari 60 tahun. Melahirkan puluhan artis ternama dan berkualitas dari Korea. Sebut saja Kim Seon Ho, Son Ye Jin, hingga Kim Ha-neul. Atau penyanyi Wooyoung dari Grup 2PM, dan Presenter Yoo Jae-Suk.
Pihak SIA memberi gelar profesor tersebut karena menilai besarnya kontribusi serta komitmen kemanusiaan Megawati memperjuangkan perdamaian di Semenanjung Korea, serta perhatiannya yang begitu besar terhadap demokrasi, lingkungan dan kebudayaan.
“Bahkan Ibu Mega pernah jadi utusan khusus Presiden Korea Selatan untuk ke Korea Utara dalam menjalankan diplomasi perdamaian. Karena pada dasarnya Korea ini kan satu bangsa dua negara. Hanya karena perbedaan ideologi akibat perang dingin, kemudian terpecah jadi dua negara, sehingga proses reunifikasi Korea harus terus menerus dijalankan dengan cara damai dan dialog. Diplomasi kebudayaan merupakan pendekatan penting yang bisa dilakukan”, beber Hasto.