Tinjauan Kecerdasan Tiruan, Big Data dan Masa Depan Bangsa
Penulis : Jeannie Latumahina
Ketua Relawan Perempuan dan Anak Perindo
Sabtu 16 April 2022
Baru-baru ini tentunya jagad dunia politik menjadi muncul kegaduhan ketika disebutkan bahwa menurut hasil Big Data terdapat 110 juta warganet, menginginkan Pemilu 2024 ditunda. Dan gaungnya diperkuat dengan pernyataan pembesar Partai Politik, bahwa atas nama pengusaha, petani juga menginginkan hal yang senada.
Sehingga pada tanggal 11 April 2024 terjadi unras mahasiswa atas nama BEM SI, menolak wacana penundaan Pemilu atau perpanjangan periode jabatan Presiden. Yang akhirnya berakhir dengan adanya aksi pengeroyokan terhadap Ade Armando, penggiat internet yang dilakukan sekelompok massa penunggang unras mahasiswa.
Publik dikejutkan juga dengan penyampaian pelaku pengeroyokan yang diumumkan oleh Kepolisian keseokan harinya. Tentu saja masyarakat sangat mengapresiasi kecepatan gerak Kepolisian dalam mengungkap identitas pelaku pengeroyokan.
Namun kemudian muncul pernyataan bahwa ada terdapat kesalahan dalam menetapkan identitas dua pelaku dari tujuh orang tindak kriminal tersebut. Atas dasar penyidikan lanjutan atas terduga pelaku.
Kecepatan dan penetapan pelaku pengeroyokan tersebut tidak terlepas dari adanya penggunaan tehnologi Pengenalan Wajah, dari foto kejadian, CCTV di tempat kejadian.
Dari dua hal diatas Big Data dan Pengenalan Wajah, bertumpu pada tehnologi Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan. Tanpa adanya kecerdasan buatan maka keduanya tidak lebih daripada sekumpulan data komputer server sebagaimana digambarkan dengan setumpukan data informasi di atas meja.
*Artificial Intelligence (AI)*
Kecerdasan buatan atau tiruan, adalah hasil dari pesatnya kemajuan tehnologi digital yang terus berkembang dan yang semakin memudahkan kehidupan, namun sebenarnya juga memiliki sisi ancaman jika tidak dikelola dengan benar dan bijaksana.
Jika sebelumnya sebuah progam komputer tersusun atas baris-baris perintah, maka sekarang ini sudah semakin dipermudah dengan adanya template-template dari sekumpulan perintah yang siap digunakan.
Yang mana penyusunan dari program komputer tentunya berdasarkan logika dan algoritma pemprograman, yang mengolah beragam masukan, dan susunan database untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Sebagai contoh pada era tahun 80-an, sebuah robot memerlukan waktu lebih dari satu jam untuk dapat melewati ruangan seluas 10 meter persegi yang dipasang dengan berbagai rintangan. Sekarang sebuah mobil Swa-Kemudi dapat melaju dengan kecepatan tinggi dengan bantuan beragam sensor hingga kamera dan GPS untuk mengantarkan penumpang ke tujuan.
Hal yang sama dengan aplikasi pengenalan wajah, akan dapat mengenal kesamaan satu wajah dari ribuan orang yang dapat dengan kecepatan tinggi melakukan pencarian wajah dari jutaan gambar photo data kependudukan.
Demikian juga yang sebenarnya dalam aplikasi Google Map dalam mencari route terdekat ke lokasi tujuan, Tilang Online, Diagnosa Kedokteran, Kepurbakalaan dan banyak hal lagi di segala bidang sekarang ini sangat bertumpu dengan adanya Kecerdasan Buatan.
Pada intinya semakin lengkap masukan dan detail kesediaan data dari kumpulan , dan kemajuan dalam menerapkan tehnik logika dan algoritma digital. Maka akan semakin akurat hasil output produk dari program Big Data.
*Masa Depan dan Kemajuan AI*
Seiring dengan semakin cepatnya kemajuan dari revolusi digital sungguh tidak dapat dihindarkan lagi akan secara pasti akan menjadi bagian dari kehidupan umat manusia.
Banyak hal dan ragam yang perlu diperhatikan selain dari faktor positif dari kecerdasan buatan, karena kemajuan revolusi digital juga akan berdampak sangat luas hingga kepada kebutuhan dasar manusia, termasuk lapangan kerja jika kendali dan pengawasan penggunaan tehnologi digital tidak dibarengi dengan regulasi hukum dalam penggunaan.
Setiap saat rekayasa-rekayasa digital terus berlangsung dengan kecepatan yang luar biasa dan tidak mungkin terbendung oleh sebab adanya kebutuhan manusia itu sendiri.
Namun tentu kita juga tidak dapat menyerahkan sepenuhnya arah pergerakan revolusi digital kepada Google, Microsoft, Metaverse, Amazon, Alibaba dan banyak lagi lainnya di dunia ini.
Karena bagaimanapun juga adalah tugas dari pemerintah untuk melindungi segenap kehidupan masyarakat, dan mempergunakan segala kemajuan semata untuk kemajuan bangsa dan negara.
Sabtu 16 April 2022