Edukasi Bahaya Rokok Sejak Dini: Tekan Peningkatan Perokok Pemula
Jakarta, Suarakristen.com
Hari ini, pengabdian masyarakat (pengmas) Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI) menyelenggarakan webinar untuk siswa/i di SMP The Indonesia Natural School. Tema yang diangkat dalam webinar tersebut adalah “Melindungi Anak dari Gempuran Produk Rokok termasuk Rokok Elektronik (VAPE)”.
Diketahui bahwa Pemerintah Kota Depok sangat gencar melaksanakan Program Kota Layak Anak di Kota Depok melalui pengupayaan Kawasan Tanpa Rokok di Kota Depok dan pelarangan iklan rokok termasuk di dalamnya. Melalui edukasi bahaya rokok sejak dini pada siswa-siswi SMP, menjadi salah satu bentuk dukungan dan komitmen Pengmas SKSG UI dalam mendukung program yang dilaksanakan Pemerintah dan menekan peningkatan perokok pemula di Indonesia, termasuk di Kota Depok.
Konsumsi rokok di Indonesia dilaporkan masih tinggi, yaitu sebesar 33,8%. Angka tersebut didominasi perokok laki-laki dewasa, yakni sebesar 62,9%, artinya banyak perempuan dan anak menjadi perokok pasif dalam kesehariannya.
Kondisi ini semakin memprihatinkan dengan naiknya perokok anak dari 7,2% pada 2013 menjadi 9,1% pada 2018 menurut data yang sama (Riskesdas, 2018). Data terbaru dari Global Youth Tobacco Survey (GYTS) tahun 2019 pada siswa usia 13-15 tahun menunjukkan mereka yang pernah mengonsumsi tembakau dari tahun 2014 (34%) mengalami peningkatan menjadi 40,6% di tahun 2019, dan untuk pelajar yang tidak pernah merokok (sebesar 7,9%) sangat rentan terhadap tawaran/keinginan mulai merokok di masa mendatang.
Pemerintah Kota Depok sangat gencar melaksanakan Program Kota Layak Anak di Kota Depok. Pemkot Depok dan DPRD Depok telah mengupayakan Kawasan Tanpa Rokok di Kota Depok dan pelarangan iklan rokok termasuk di dalamnya. Saat ini Raperda terkait ini sedang dalam proses revisi dan menunggu disahkan. Ketegasan Pemkot dan DPRD patut diapresiasi, walaupun berdasarkan penelitian Yayasan Lentera Anak (2019), di Kota Depok anak-anak masih terpapar iklan, promosi, dan sponsorsip (IPS) terkait rokok di radius 200 meter dari sekolah. SMP The Indonesia Natural School mengalami hal yang sama, yaitu mempunyai ancaman anak-anak yang terpapar oleh IPS rokok. Lulusan dari sekolah akan bergaul di masyarakat dan mempunyai peluang untuk terpapar perilaku orang lain.
Walaupun saat ini merokok sangat dilarang di sekolah, tetapi siswa-siswi SMP The Indonesia Natural School akan lulus dan akan terpengaruh lingkungan.
Penelitian yang dilakukan oleh Tobacco Control Support Centre–Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC-IAKMI) pada tahun 2017 menunjukkan bahwa masyarakat umum lebih banyak terpapar pada iklan rokok melalui TV (83,1%), banner (77,5%), dan billboard (69,9%). Selain itu, iklan rokok juga menyasar pada remaja usia di bawah 18 tahun melalui internet sebesar 45,7%. Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan keterpaparan kelompok dewasa melalui internet (38%).
Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan adanya hubungan antara paparan iklan rokok pada beberapa media dengan status merokok pada anak dan remaja di bawah usia 18 tahun.
Gempuran industri rokok dalam menyasar anak dan remaja sebagai target kian nyata. Tidak hanya melalui iklan rokok yang memperlihatkan gaya hidup laki-laki dewasa, namun melalui promosi sponsor, CSR, dan
juga inovasi produk-produk baru yang disesuaikan dengan minat dan gaya hidup remaja. Di sinilah peran sekolah untuk membekali siswa bahwa perilaku merokok harus dihindari. Hal ini termasuk melindungi anak dari gempuran produk rokok elektronik.
Sebagai tambahan, bahaya dari merokok tembakau bagi sistem tubuh, termasuk sistem kardiovaskular dan pernapasan dan hubungannya terhadap COVID-19. Bukti dari Cina, tempat COVID-19 berasal, menunjukkan bahwa orang yang memiliki kondisi kardiovaskular dan pernapasan yang disebabkan oleh penggunaan tembakau, atau sebaliknya, berisiko lebih tinggi mengalami gejala COVID-19 yang parah.
“Pembangunan karakter dan moral anak bangsa dimulai dari pendidikan keluarga dan proses mengajar yang patut di dalam ruang-ruang kelas, bersama guru yang dinamis dan praksis pendidikan yang maju. Edukasi bahaya rokok sejak dini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan komitmen para pelajar untuk terhindar dari jerat candu rokok di masa depan. Materi yang diberikan mengenai bahaya rokok konvensional dan rokok elektronik, terutama pada rokok elektronik yang memiliki variasi baru. Proses penyampaian materi pun dibuat semenarik mungkin melalui pemaparan dan video yang dapat memudahkan dalam memahami materi, menghadirkan pembicara yang expert pada bidang pengendalian konsumsi rokok, serta memastikan para siswa/i memahami materi dengan benar melalui pre dan post test.” Tutur Dr. Renny Nurhasana selaku Ketua Pengmas SKSG UI.
Selain itu, pemerintah juga berperan penting dalam membuat regulasi pengendalian konsumsi rokok yang kuat dan berdampak demi melindungi generasi muda dari bahaya rokok dan jebakan industri rokok untuk mencegah mereka sebagai perokok sejak dini. Rokok dengan segala keburukannya mencoreng hak anak untuk tumbuh.
“Webinar ini merupakan bentuk edukasi sejak dini kepada para siswa/i. Kami ingin memberikan dukungan yang sejalan dengan program kerja pemerintah terutama dalam hal ini Pemkot Depok. Tren perokok pada pelajar menimbulkan kekhawatiran dan ancaman dalam mencapai sumber daya manusia unggul yang dicita-citakan bangsa.” Tambah Renny.
Salah satu peserta webinar, Hazmi murid kelas 2 SMP pun menanyakan mengapa rokok yang sudah jelas bahayanya, tetapi diciptakan di dunia ini. Hazmi menilai, bahaya rokok yang mengancam baik untuk para perokok dan orang-orang di sekitar sangat mengkhawatirkan.
Pertanyaan Hazmi pun dijawab dengan pembicara bahwa produk rokok memang banyak memiliki kerugian, untuk itu semakin kesini semakin banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahaya rokok, dan rokok itu sendiri menjadi barang yang harus dikendalikan konsumsinya, karena bersifat candu dan menimbulkan bahaya, melalui beberapa peraturan pemerintah.
Yossi Ihsan, selaku kepala sekolah SMP The Indonesia Natural School sangat mengapresiasi diadakannya webinar mengenai bahaya rokok. Selain memberikan pengetahuan kepada murid, materi yang disampaikan juga sangat bermanfaat untuk para tenaga pendidik yang memiliki peran penting dalam membina murid di sekolah. “Sekolah memiliki peran penting dalam mengedukasi murid sejak dini.
Memperkenalkan bahaya dan kerugian dari konsumsi rokok, diharapkan dapat menjadi pondasi yang kuat untuk para murid agar mau dan berani untuk tidak mencoba produk rokok satu batang pun.” Tutup Yossi.
***
Tentang Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia: Sekolah Kajian Stratejik dan Global adalah program pascasarjana bercorak multidisiplin yang memfasilitasi proses-proses kreatif dan berpikir yang kritis untuk mewujudkan ilmu baru bersifat strategis dalam menghadapi tantangan global.
(Hotben)