Oleh: Pdt. Anna Vera Pangaribuan
YOHANES 4 : 21 – 26
Minggu ini membawa kita kepada suatu perenungan yang amat dalam yakni penyembahan kita kepada Tuhan. Suatu pertanyaan kepada kita, apakah penyembahan itu dilakukan karena kesadaran, keterkaguman, ketakjuban luar biasa kepada Tuhan dan keinginan kita sendiri kepada Tuhan?. Mengapa muncul pertanyaan ini?
Melihat dinamika kehidupan sekarang ini, tidak lagi sepenuhnya penyembahan itu terjadi. Ini Disebabkan karena manusia sekarang ini diperhadapkan oleh perubahan-perubahan. Semakin hari perubahan terjadi secara pesat, baik itu komunikasi, transportasi dll. Perubahan itu dilatarbelakangi oleh pemikiran manusia yang tidak terbatas. Manusia memiliki potensi besar yang mampu menciptakan inovasi- inovasi baru yang akan mempermudah kehidupan manusia dimasa mendatang termasuk Indonesia sendiri. Perubahan itu berdampak positif maupun negatif akan tetapi kebanyakan dari pesatnya perubahan tersebut adalah menyebabkan dampak negatif. Negatifnya manusia semakin egoistis, komsumeris, materialis. Demikian juga perubahan itu dapat menggeser kepercayaan yang telah ada sebelumnya khusus diperkotaan akan semakin terbuka terhadap sesuatu yang baru (kekinian) tanpa harus memfilter lebih dulu. Masyarakat perkotaan yang terpengaruh oleh pesatnya arus globalisasi akan meninggalkan kepercayaan mereka karena menurutnya sudah “kuno” berbeda dengan masyarakat pedesaan, meskipun mereka sebagian sudah mengenal perubahan, tetapi sebagian besar masih memegang teguh kepercayaannya. Oleh karena itu, kita ditolong untuk mengantisipasi apa yang akan terjadi kedepan dengan mengingat peristiwa yang sangat berharga yakni perjumpaan Yesus dengan perempuan Samaria mendatangkan suatu berkat bagi perempuan tersebut yakni agar menyembah Tuhan dalam Roh dan kebenaran bukan menyembah yang lain, yang menyesatkan membawa kebinasaan.
Yesus meyakinkan kepada perempuan Samaria bahwa
1. Dia/perempuan Samaria akan menyembah Tuhan Allah bukan digunung/di Yerusalem (ay 21).
2. Yesus memperkenalkan diriNya sebagai Mesias, Kristus itu kepada perempuan Samaria (ay.26).
Kita bisa melihat apakah, bagaimana misi Allah itu sampai kepada perempuan Samaria?
* Misi Allah tidak dibatasi oleh suku, budaya, waktu geografis bahkan keyakinan. Artinya menembus batas-batas atau tembok-tembok. Mengapa? Karena misi Allah membawa kehidupan dan keselamatan
– Kis 13 : 47, ” Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami : Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai keujung bumi (For this is what the Lord has commanded us ” I have made you a light for the Gentiles that you may bring salvation to the end of the earth).
Menjadi terang bagi bangsa-bangsa adalah panggilan setiap orang Kristen. Yesus adalah terang dunia dan kita telah ditetapkan untuk membawa dan menyatakan terang kepada dunia ini. Sebagaimana dalam matius 5 : 14 – 16, Yesus berkata ” Kamu adalah terang dunia artinya menerangi lingkungan sekitar dimana kita berada.Terang kita tidak dirancang untuk disembunyikan tapi untuk diperlihatkan kepada banyak orang dan mempengaruhi mereka.
*Misi Allah itu membawa manusia mengenal siapa Allah yakni Alkah yang menyatakan kasih. Pertolongan dan kepedulian kepada kita manusia yang berdosa.
* Manusia menyembah Tuhan dalam roh kebenaran. Artinya hidup/menghidupi kebenaran Tuhan dan hidup bersama Tuhan dalam rohNya, menyatakan kesucian dalam kehidupan sehari-hari terdapat dalam Gal 5 : 22-23 yakni kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Serta hidup dengan Roh sama dengan mengizinkan firman Kristus untuk diam dengan segala kekayaanNya didalam kita (Kol 3 : 16).
Melalui nas ini, kita diajak untuk menjalankan misi Allah ditengah-tengah situasi dunia yang berobah-obah. Kita sangat menyadari bahwa menjalankan misi Allah itu tidak mudah, sangat sulit, banyak tantangan baik itu perbedaan-perbedaan pendapat /pengetahuan, gaya hidup, agama/kepercayaan sehingga bisa membuat kita kecut, tidak mampu, takut ditolak, dibenci, disengkirkan, dll.
Bagaimana kita bisa menghadapi tantangan-tantangan yang berat seperti itu sehingga kita dapat sampai pada tujuan yakni manusia menyembah Tuhan dalam Roh dan kebenaran?
Mengutip pendapat Merry Riana, “Aku berusaha menciptakan melodi indah ditengah kehidupan yang sesungguhnya sangat memprihatinkan, “dengan demikian, kita diajak
1) untuk menciptakan suasana yang indah penuh persahabatan diikat kasih Tuhan ditengah realita yang sungguh berat dijalanji
2) untuk menciptakan penyembahan yang benar dalam Roh dan kebenaran kepada Tuhan satu-satunya yakni menyenangkan hati Tuhan bukan manusia.
Kesimpulan:
Yesus Kristus adalah teladan bagi kita untuk melakukan MisiNya, membawa orang pada penyembahan kepada Tuhan dalam Roh dan Kebenaran. komunikasi/ dialog dilakukan dengan keterbukaan, keberanian, kedekatan dengan kesabaran.Tuhanlah yg patut disembah.
Selamat menjalankan Misi Allah. Amin.
Salam Marturia.