Lima Destinasi ini Berhasil Menarik 22 Persen dari Keseluruhan Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke Asia Pasifik dan Menyumbang Seperempat dari Total Pengeluaran Selama Perjalanan di Wilayah Tersebut

0
625

 

· Laporan tahunan Asia Pacific Destinations Index Mastercard mengungkapkan bahwa Bangkok, Singapura, Kuala Lumpur, Tokyo, dan Seoul berhasil mempertahankan posisinya sebagai lima destinasi teratas Asia Pasifik yang didorong oleh kedatangan para wisatawan yang berasal dari Tiongkok Daratan.

· Jepang merupakan negara Asia yang paling banyak dikunjungi dengan lima kota masuk dalam daftar 20 kota teratas, dan tujuh dari 10 destinasi dengan tingkat pertumbuhan tercepat di wilayah Asia Pasifik.

Jumlah kedatangan wisatawan mancanegara di berbagai destinasi di Asia Pasifik naik dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) sebesar 8,9 persen selama periode sembilan tahun.
· Bali, Indonesia berhasil meningkatkan posisinya dari posisi kesepuluh di tahun 2017 menjadi posisi kesembilan di tahun 2018.

Jakarta, Suarakristen.com

 

Lima destinasi paling populer di Asia Pasifik bagi wisatawan mancanegara – Bangkok, Singapura, Kuala Lumpur, Tokyo, dan Seoul – menyambut lebih dari seperlima atau 22 persen dari total wisatawan yang menginap di 161 kota dan pusat regional teratas di kawasan Asia Pasifik sepanjang tahun 2018. Hal ini diungkapkan oleh Asia Pacific Destinations Index (APDI) Mastercard, bagian dari Global Destination Cities Index (GDCI) di tingkat regional.

Didorong terutama oleh pertumbuhan pesat jumlah perjalanan internasional dari Tiongkok Daratan, kelima kota ini juga berkontribusi lebih dari seperempat atau 25,2 persen terhadap total pengeluaran wisatawan mancanegara di kawasan tersebut.

Pada tahun 2018, Asia Pasifik menerima 342,2 juta kunjungan wisatawan mancanegara, baik yang melakukan perjalanan bisnis maupun berlibur, naik dari 159,1 juta wisatawan di tahun 2009. Angka tersebut menunjukkan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) total wisatawan yang berkunjung ke wilayah Asia Pasifik sebesar 8,9 persen dalam kurun waktu sembilan tahun. Selama periode yang sama, total pengeluaran para wisatawan yang berkunjung ke Asia Pasifik meningkat lebih dari dua kali lipat, naik dari USD 117,6 miliar menjadi USD 281,1 miliar, atau setara dengan 10,2 persen tingkat pertumbuhan tahunan majemuk.

Bali, Indonesia berhasil meningkatkan posisinya dari posisi kesepuluh di tahun 2017 menjadi posisi kesembilan di tahun 2018, dengan total jumlah wisatawan yang datang untuk bermalam sebesar 8,3 juta. Jumlah tersebut menunjukkan CAGR total wisatawan yang berkunjung ke Bali sebesar 12,3 persen dalam sembilan tahun terakhir. Sementara itu, total pengeluaran para wisatawan mancanegara yang datang ke Bali mencapai USD 8,9 miliar atau setara dengan 12,1 persen CAGR. Mayoritas wisatawan berasal dari Tiongkok Daratan (22,4 persen), Australia (19,3 persen), dan India (5,8 persen). Rata-rata wisatawan yang berkunjung ke Bali menghabiskan 8,6 malam dengan jumlah pengeluaran per hari sebesar USD 125. Sebanyak 96,7 persen wisatawan berkunjung ke Bali untuk berlibur, sementara 3,3 persen wisatawan berkunjung untuk tujuan bisnis.

Baca juga  Posko Relawan Pemenangan Ibu Jeannie Latumahina di Tulungagung Diresmikan:  Jeannie Latumahina Caleg DPR RI PARTAI PERINDO no 2 Dapil 6 Jatim - Kediri, Blitar, Tulung Agung, Siap Menjadi Pemimpin Masa Depan yang Amanah & Pro-Rakyat 

“Meskipun lanskap ekonomi, geopolitik, teknologi, dan sosial masyarakat dunia telah berubah secara drastis sejak Mastercard meluncurkan penelitian ini, terdapat satu hal yang tetap konsisten, yaitu keinginan banyak orang untuk menjelajahi dunia di luar negara asal mereka. Dengan 20 kota destinasi teratas menarik hampir setengah (49,8 persen) dari total seluruh wisatawan mancanegara yang menginap di 161 destinasi yang berada di daftar peringkat APDI, penting untuk dipahami bahwa bukan hanya bagaimana meningkatkan jumlah kunjungan akan membawa dampak positif bagi kota dan destinasi tujuan, tetapi juga tantangan yang muncul seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan tersebut. Laporan ini akan membantu pemerintah, merchants dan industri perjalanan global dengan informasi serta berbagai wawasan yang mereka butuhkan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat asal dan para wisatawan yang berkunjung,” kata Rupert Naylor, Senior Vice President, Data & Services, Asia Pasific, Mastercard.

Didukung oleh berbagai wawasan seputar destinasi selama satu dekade, Mastercard APDI 2019 mengungkapkan empat tren utama yang membentuk masa depan perjalanan di kawasan Asia Pasifik.

Tiongkok Daratan terus memberikan pengaruh terbesar pada pola perjalanan dan pengeluaran: Wisatawan Tiongkok Daratan menjelajahi semua sudut wilayah dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya, mengubah raksasa yang tertidur menjadi pusat destinasi pariwisata populer yang menciptakan lahan subur bagi pemerintah, badan-badan pariwisata, perusahaan dan bisnis saat mereka merencanakan dan mempromosikan penawaran paket perjalanan, transportasi, dan produk ritel. Sejak 2009, kedatangan para wisatawan Tiongkok Daratan yang bermalam di seluruh negara di kawasan Asia Pasifik melonjak dari 10,5 juta menjadi 62,4 juta wisatawan pada tahun 2018. Hal ini menunjukkan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk selama periode tersebut sebesar 21,9 persen. Secara khusus, Tiongkok Daratan adalah salah satu dari tiga negara asal teratas untuk 82 kota destinasi di Asia Pasifik, atau lebih dari setengah 161 destinasi tujuan dalam APDI.

Baca juga  Yayasan Bung Hatta Madani dan Universitas Bung Hatta Gelar Haul 43 Tahun Bung Hatta Sang Proklamator di TPU Tanah Kusir Secara Sederhana

Jepang kini menjadi tujuan paling populer di Asia: Selama dua tahun berturut-turut, Jepang merupakan satu-satunya negara di APDI yang mewakili 25 persen dari 20 destinasi tujuan teratas Asia Pasifik, dengan Okinawa yang mendorong Kyoto untuk bergabung dalam daftar untuk pertama kalinya, bersama Tokyo, Osaka, Hokkaido, dan Chiba. Okinawa, surga tropis Jepang, adalah salah satu destinasi dengan tingkat pertumbuhan tercepat di kawasan ini, naik 109 peringkat sejak 2009. Kota-kota yang jarang didatangi seperti Oita, Hiroshima, Fukuoka, Kyoto, Gifu dan Nagano juga telah meningkat secara signifikan, sehingga membuat mereka masuk dalam daftar 10 kota destinasi dengan tingkat pertumbuhan paling cepat di kawasan ini, berdasarkan jumlah kedatangan pengunjung. Keseluruhan kenaikan jumlah perjalanan ke Jepang diprediksikan akan terus bertumbuh, dengan Tokyo diperkirakan akan mendapat jumlah kedatangan wisatawan mancanegara paling tinggi dari penyelenggaraan Piala Dunia Rugby 2019 dan Olimpiade 2020.

Destinasi liburan menguasai kota-kota yang berkembang paling cepat: Sementara pusat-pusat budaya Jepang menempati urutan teratas dari daftar 10 kota dengan tingkat pertumbuhan tercepat di Asia Pasifik, sebuah pusat industri, Ludhiana, yang terletak di negara bagian Punjab India Utara menduduki posisi kedua, naik 78 peringkat dalam indeks sejak tahun 2009. Dijuluki sebagai “Manchester of India” karena terkenal akan produksi tekstil dan kaus kakinya, Ludhiana adalah satu-satunya kota industri dalam daftar kota dengan tingkat pertumbuhan tercepat. Pesisir lepas pantai Sri Lanka, Galle, berada di urutan kesembilan, naik 54 peringkat sejak tahun 2009. Sementara kota panda di Tiongkok, Chengdu, menutup daftar dengan menduduki posisi kesepuluh setelah melonjak 50 peringkat dalam sembilan tahun terakhir.

Wisatawan Asia lainnya yang sering bepergian: Meskipun banyak destinasi tujuan Asia Pasifik yang mengalami pertumbuhan berkat kedatangan wisatawan dari Tiongkok Daratan, Korea Selatan dan Jepang merupakan dua negara asal Asia terbesar berikutnya yang memicu peningkatan total pengeluaran selama perjalanan dan kedatangan wisatawan yang bermalam di kawasan Asia Pasifik. Tiongkok Daratan, sebagai kontributor utama, menyumbang 18,2 persen dari total kedatangan wisatawan mancanegara yang bermalam di kawasan Asia Pasifik, sementara Korea Selatan berkontribusi sebesar 9,1 persen dan Jepang berkontribusi sebesar 6,0 persen. Negara asal lainnya yang perlu diperhatikan adalah India, yang merupakan rumah bagi populasi terbesar kedua di dunia. Pada tahun 2018, India memiliki 14,9 juta wisatawan yang bepergian ke luar negera, dimana hampir setengahnya (49,3 persen) mengunjungi destinasi-destinasi di Asia Pasifik. Destinasi-destinasi tujuan Asia Pasifik yang paling disukai oleh wisatawan India adalah Singapura, Bangkok, Kuala Lumpur, Pattaya, dan Bali. Dengan pertumbuhan masyarakat kelas menengah dan populasinya yang berjumlah 1,3 miliar orang, India berpotensi untuk naik dalam peringkat APDI di masa mendatang.

Baca juga  Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri: Pangan Dapat Menjadi Supremasi Indonesia Di dunia

“Selain Tiongkok Daratan yang berperan besar atas jumlah kunjungan wisatawan ke berbagai destinasi teratas di Asia Pasifik; Korea Selatan, Jepang, dan India juga menunjukkan peningkatan. Jumlah wisatawan dari negara-negara tersebut terus meningkat dengan persentase yang luar biasa dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, sangat penting bagi kami untuk menyatukan berbagai sumber daya dari sektor publik dan swasta untuk membantu para mitra kami di sektor pariwisata agar memahami berbagai pola perdagangan serta memberikan pengalaman yang menarik bagi para wisatawan yang berkunjung dari seluruh wilayah,” kata Naylor.

APDI adalah bagian dari laporan Global Destination Cities Index (GDCI) Mastercard di tingkat regional. Informasi lebih lanjut dan laporan GDCI lengkap dapat ditemukan di sini.

Metodologi

Mastercard Asia Pacific Destinations Index (APDI) mengurutkan peringkat 161 kota berdasarkan analisis hak milik terhadap sumber informasi dari pihak ketiga seperti World Travel & Tourism Council (WTTC), International Air Transport Association (IATA), UNWTO, PBB, IMF dan badan-badan pariwisata nasional. Data publik digunakan untuk memperoleh data kedatangan pengunjung internasional semalam dan pengeluaran lintas-batas di masing-masing 161 kota tujuan. Prakiraan didasarkan pada rata-rata tertimbang dari perkiraan pariwisata nasional dan data aktual bulanan 2019 di tingkat tujuan, yang tersedia untuk bulan terakhir sebelum rilis. Indeks ini dan semua laporan yang menyertainya tidak didasarkan pada volume Mastercard atau data transaksional.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here