Di Bawah Naungan Pancasila

0
884

*EDITORIAL MEDIA INDONESIA*

*Di Bawah Naungan Pancasila*

*PARA pendiri telah berkonsensus bahwa pijakan ideologi yang dipegang teguh bangsa Indonesia ialah Pancasila*. Pancasila menjadi dasar hidup yang menyatukan seluruh rakyat Indonesia meskipun berbeda latar belakang, adat istiadat, agama, budaya, serta suku.

*Tidak ada alternatif lain sebagai perekat bangsa dengan masyarakat yang beragam ini selain Pancasila*. Pancasila satu-satunya ideologi yang harus diestafetkan dari generasi ke generasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di bawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

*Suluh Pancasila inilah yang juga menjadi roh dalam pidato Visi Indonesia yang disampaikan presiden terpilih Joko Widodo*. Dalam kerangka ideologi Pancasila, Jokowi menegaskan setiap anak bangsa harus hidup dalam Bhinneka Tunggal Ika. *Tidak boleh ada lagi orang Indonesia yang tidak toleran terhadap perbedaan.*

*Sikap intoleran ialah pangkal perpecahan*. Penolakan terhadap keberagaman dan perbedaan ibarat bom waktu yang kapan pun siap meledak memorak-porandakan persatuan bangsa. *Oleh karena itu, Jokowi menyerukan kepada kita untuk hidup bersatu, rukun, dan penuh persaudaraan. “Rukun itu indah. Bersatu itu indah. Bersaudara itu indah,” ucap Jokowi.*

*Dalam hal ini, Jokowi hendak menegaskan jangan sampai ada upaya mengganti Pancasila dengan ideologi lain*. Upaya mengganti ideologi Pancasila pasti akan memecah belah bangsa majemuk ini. Mereka yang menolak Pancasila minggir saja dari Indonesia. *Tidak ada toleransi secuil pun bagi mereka yang menolak Pancasila.*

*Di bawah naungan Pancasila, Indonesia milik bersama yang untuk memajukannya membutuhkan tetesan keringat setiap warganya*. Tidak ada golongan yang merasa paling berperan. Tidak perlu ada dikotomi mayoritas dan minoritas. Semua punya peran dan tanggung jawab setara untuk bangsa dan negara. *Majunya sebuah negara tidak lain karena peran seluruh anak bangsa.*

Baca juga  Dihadiri Wamenhan Rakortas Bulog Transformasi Kelembagaan

*Akan tetapi, kemajuan sebuah bangsa bisa dicapai hanya oleh sumber daya berkulitas*. Oleh karena itu, di periode kedua kepemimpinannya, Jokowi mengedepankan peningkatan kualitas SDM. *Dalam konteks ideologi, penting pula menanamkan Pancasila ke dalam hati dan pikiran setiap manusia Indonesia.*

*Tentu tidak mudah mewujudkan semua itu dalam konteks kekinian yang berubah cepat*. Butuh aktualisasi nilai-nilai Pancasila yang adaptif, produktif, dan inovatif untuk menghadapi berbagai kondisi masyarakat dan perubahan zaman. *Kondisi negara Indonesia sudah sangat jauh berubah dari semenjak Pancasila digali Bung Karno.*

*Perubahan struktur sosial di masyarakat serta perkembangan teknologi yang begitu pesat telah mendatangkan manfaat sekaligus dampak buruk bagi masyarakat*. Di sinilah peran pemangku kebijakan untuk bisa menginterpretasikan Pancasila sesuai dengan zamannya.

*Jangan sampai bangsa ini kembali terpuruk hanya menjadikan Pancasila sebagai teks hafalan murid-murid di sekolah*. Jangan sampai Pancasila menjadi alat indoktrinasi untuk memberangus lawan politik seperti di zaman Orde Baru. *Metode semacam itu tidak hanya akan menghadirkan trauma, tetapi juga membuka celah untuk dirongrong ideologi lain.*

*Pancasila sebenarnya merupakan sebuah ideologi yang hidup, tidak jumud atau beku dan statis*. Pancasila harus menjadi sebuah sistem nilai kebaikan universal yang bisa diterapkan dalam konteks apa pun, baik pada hari ini, besok, maupun masa yang akan datang.

*Jika ingin menjadikan Pancasila sebagai energi positif bangsa, Pancasila harus memberikan harapan untuk masa depan, khususnya dalam merealisasi visi dan misi bangsa Indonesia*. Pancasila dengan basis filosofinya yang mendalam mesti mampu menjawab setiap problematik yang ada.

*Tidak kalah penting juga teladan dari para elite bangsa ini. Penguatan ideologi Pancasila tidak bisa hanya dipanggul Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Indonesia*. Prinsip-prinsip Pancasila akan sulit merasuk dalam sendi kehidupan berbangsa jika para pejabat negara masih diliputi keserakahan yang berpadu dengan oportunisme akut.

Baca juga  Manado, Indonesia akan Menjadi Tuan Rumah International Conference of Sustainable Coral Reefs pada 13-15 Desember 2024: Tema "Sustaining Coral Reefs: Science, Conservation, Resilience and Development

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here