Jakarta, Suarakristen.com
Apa bentuk event nasional dari umat Katolik di Indonesia dalam dalam rangka membina kerukunan dan menunjukkan bahwa bangsa kita itu multikultural?
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin melontarkan pertanyaan itu tahun lalu pada saat menghadiri lomba paduan suara antara Perguruan Tinggi Agama Katolik Swasta (PTAKS) di Jakarta. Hal yang sama juga pernah disampaikan oleh Suryadharma Ali, menteri agama periode 2009-2014. Suryadharma Ali tercetus pertanyaan senada. Dia terkesan menyaksikan tarian sambutan dengan budaya Karo dan tarian pembukaan dari budaya Dayak dalam acara PTKAS 2014.
Kedua lontaran pertanyaan itu tentunya hal yang wajar mengingat umat Islam di Indonesia memiliki kegiatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) sejak tahun 1968. Begitu pula dengan umat Protestan telah menggelar hajatan Pesta Paduan Suara Gerejawi (PESPARAWI) sejak tahun 1983.
Sebenarnya sejak lama telah muncul kerinduan umat Katolik untuk mengadakan kegiatan nasional yang terkait dengan pertanyaan kedua petinggi di kementerian agama tadi. Kerinduan itu mencapai puncaknya dengan dicetuskan Deklarasi Aru pada tahun 2014. Deklarasi ini muncul pada saat Pesta Paduan Suara Gerejani (PESPARANI) tingkat provinsi Maluku di Dobo, Kepulauan Aru, Maluku pada 26-30 Oktober 2014. Deklarasi itu menyatakan perlunya diadakan PESPARANI tingkat nasional.
Kegiatan di Ambon ini telah berlangsung dengan sukses dan membawa pengaruh positif bukan hanya bagi umat Katolik tetapi juga masyarakat sekitar. Kejadian ini seakan menjadi sebuah kenangan indah yang tak terlupakan untuk memotivasi masyarakat Indonesia yang multikultural agar hidup berdampingan dengan damai seperti PESPARANI di Maluku itu.
TUJUAN PESPARANI
Sebagai bagian tidak terpisahkan dari masyarakat Indonesia , maka umat Katolik melalui PESPARANI ingin mempersembahkan karya terbaiknya dibidang seni dan sosial budaya bagi bangsa Indonesia dengan harapan memperkaya khasanah budaya, religi serta menumbuhkembangkan kerukunan dan persaudaraan diantara umat beragama dan masyarakat, terutama kaum muda agar akar nilai-nilai budaya bangsa tetap terjaga .
Menanggapi Deklarasi Aru, maka dibentuklah LEMBAGA PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PESTA PADUAN SUARA GEREJANI KATOLIK (LP3K). Rencana ini semakin nyata dengan adanya payung hukum berupa Peraturan Menteri Agama No. 35 Tahun 2016 yang dikeluarkan oleh Menteri Agama Lukman Hakim dengan tugas untuk mengadakan PESPARANI secara rutin. DI dalam LP3KN ada kerja sama antara Tokoh awam , hirarki Gereja, dan Pemerintah, serta berbagai pihak lainnya. dengan Prof. Drs. Adrianus Eliasta Meliala, M.Si, M.Sc, Ph.D. sebagai Ketua Umumnya Sementara di tingkat daerah (provinsi, kabupaten, dan kota) dibentuk LEMBAGA PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PESTA PADUAN SUARA GEREJANI KATOLIK DAERAH (LP3KD).
PESPARANI sendiri merupakan suatu aktivitas seni budaya dan kegiatan kerohanian umat Katolik dalam bentuk pagelaran, lomba musik, dan nyanyian liturgi, dengan tujuan mengembangkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalam terhadap ibadah dan liturgi gerejani serta mendorong pengembangan seni budaya bernafaskan iman Katolik sebagai salah satu wujud kekayaan multikulturalisme bangsa Indonesia
Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut LP3KN akan mengelar PESPARANI 2018 di Ambon, Maluku pada tanggal 26 Oktober – 2 November 2018 .Terlebih MTQ XXVI dan Pesparawi XI berlangsung sukses dan lancar di Ambon, Maluku pada tahun 2015, hingga semakin menunjukkan keragaman dan kerukunan beragama serta pluralisme terjaga dengan baik Setelah PESPARANI 2018 di Ambon akan digelar setiap 3 tahun sekali.
KESIAPAN AMBON
Pada Rapat Kerja Nasional LP3KN di Bali, pada 10-14 Maret lalu, panitia pelaksana PESPARANI 2018 Ambon telah menyatakan kesiapannya. “Persiapan Provinsi Maluku sebagai tuan rumah PESPARANI tahun ini sudah 95 persen,” ungkap Zeth Sahuburu, Pelakana Tugas Gubernur Ambon yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia Pelaksana PESPARANI 2018.
PESPARANI di Ambon ini akan diikuti seluruh perwakilan umat Katolik dari 34 provinsi. Di perkirakan yang hadir dalam kegiatan ini sekitar 8.000 orang. Para peserta dan undangan akan tinggal di rumah-rumah masyarakat Katolik dan non-Katolik, hingga terciptalah suasana toleransi dan persaudaran se tanah air yang merupakan nilai-nilai dasar bangsa Indonesia
Sementara itu mata lomba yang diadakan adalah 1) paduan suara dewasa campuran, 2) paduan suara dewasa pria, 3) paduan suara dewasa wanita, 4) paduan suara anak, 5) paduan suara gregorian dewasa, 6) paduan suara gregorian anak dan remaja. Saat ini hamper semua Provinsi telah melakukan persiapannya Untuk melakukan sosialisasi persiapan PESPARANI 2018, LP3KD Maluku bersama LP3KN akan mengadakan serangkaian audiensi pada Jumat, 18 Mei 2018. Dalam audiensi ini LP3KN akan langsung dipimpin oleh Ketua Umum LP3KN Adrianus Meliala. Sementara untuk Panitia Pelaksana PESPARANI dipimpin oleh Zeth Sahuburu diiringi dengan tokoh2 lintas agama
Rangkaian kegiatan audiensi terebut adalah:
Audiensi dengan Presidium Konferenasi Waligereja Indonesia (KWI)
Tempat : Gedung KWI, Jl. Cut Mutiah No. 10 Menteng, Jakarta Pusat
Pukul : 08.00 – 09.00 WIB
Audiensi dengan Menteri Agama
Tempat : Gedung Kementerian Agama, Jl. Lapangan Banteng No. 3-4 Jakarta Pusat
Pukul : 10.00 – 11.30 WIB
Audiensi dengan Ketua Komisi VIII DPR-RI
Tempat : Gedung DPR/MPR, Jl. Gatot Subroto, Jakarta Pusat
Pukul : 15.00 – 16.00
Salam hormat
Muliawan Margadana
Kepala Bidang Humas LP3KN