Pentas “The Story of Buku Ende: Hymns From The Batakland” Sukses Digelar di JCC, Jakarta.

0
2674

 

Jakarta, Suarakristen.com,

 

Oleh: Hotben Lingga

 

Drama musikal Batak Kristen yang termegah dan terbesar ” The Story Of Buku Ende: Hymns From The Batakland”  dari Sumatera Utara sukses digelar di Plenary Hall,Jakarta Convention Center. (5/9/15). Sekitar 2000 orang penonton menghadiri pementasan ini. Mayoritas penonton pentas ini berlatar belakang gereja etnik Batak seperti HKBP, HKI, GKPS, GKPPD, dan GKPI  dan warga gereja lainnya yang menggunakan buku nyanyian Ende sebagai Kidung Pujian utama gereja.

 

Dalam keterangan persnya,  Panitia menyatakan,  “The Story of Buku Ende: Hymns from the Batakland” adalah sebuah interpretasi kehidupan yang bersumber dari naskah “Buku Ende” yang disajikan dalam bentuk drama paduan suara (Choral Drama), yaitu disajikan melalui nyanyian (solo maupun paduan suara), musik (uning uningan) dan Tarian (tumba /tortor) . Dan dirangkai dalam 2 babak yaitu Babak Pertama bercerita tentang kehidupan awal masyarakat Batak mengenal agama Kristen Protestan. Babak Kedua menceritakan kehidupan masa kini dalam perspektif Buku Ende.

“The Story of Buku Ende: Hymns From The Batakland’ adalah sebuah konsep pertunjukan Choral Drama karya dari Rithaony Hutajulu bekerjasama dengan Irwansyah Harahap. Keduanya bertindak sebagai sutradara pementasan.

 

Pentas akbar ini digarap dengan memadukan berbagai unsur seni seperti paduan suara, drama, tor-tor dan tumba. Serta diiringi keyboard orchestra dan musik tradisi Batak Toba (uning-uningan dan gondang Sabangunan). Lagu-lagu pujian yang dibawakan berasal dari Buku Ende yang sebagian besar dipilih oleh Binahar Hutapea sebagai konduktor paduan suara. terkemuka.

Pentas ini sukses terselenggara berkat kerja keras panitia dan Svara Sacra, yang didirikan Maret 2013 oleh Ir. Donald Tobing. Pentas ini  melibatkan tokoh-tokoh Batak dari berbagai kalangan, karya, keahlian dan daerah.Khususnya yang berdomisili di kota Medan dan Jakarta.

 

“Buku Ende adalah nyanyian utama orang Batak Kristen. Lagu-lagu dalam Buku Ende ini sebagian besar dibawa oleh Missionaris Jerman ke tanah Batak dan sebagian lagu-lagunya diciptakan di tanah Batak,” tegas sang sutradara Irwansyah Harahap.

Sementara itu Ephorus HKBP WIllem TP.Simarmata dalam kata sambutannya menyatakan,”Buku Ende bagi gereja Batak, ibarat Kitab Mazmur bagi orang Israel, suatu bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan religius. Bagi orang Israel Kitab Mazmur adalah ibarat sungai yang mengalir memberikan kehidupan bagi makhluk hidup. Kitab Mazmur bagi orang beriman terus memberikan inspirasi dan penyejuk hati pembaca. Mazmur adalah buku nyanyian umat Israel yang memiliki banyak makna dalam kehidupan religius: ada pujian, ungkapan syukur, doa, harapan dan kesaksian orang beriman.Pengalaman Pemazmur menjadi bagian dari pengalaman orang yang membaca Alkitab kini. Dengan demikian, menyanyikan mazmur dengan memahami konteks di zamannya sangat menolong kita semakin  memahami makna di balik nyanyian mazmur.Inilah kehebatan suatu nyanyian dalam mazmur: dapat mentransfer pengalaman orang beriman. Gali dan kreasikan terus mazmur-mazmur baru, Ende-Ende baru bagi Tuhan. Kembangkan terus pentas-pentas pujian bagi Tuhan. Kuasa, kasih dan berkat Tuhan akan mengalir melalui mazmur-mazmur dan lagu-lagu Ende yang kita nyanyikan bagi Tuhan Allah kita. Melalui puji-pujian, hidup kita semakin diteguhkan, didewasakan dan ditransformasi oleh Roh Kudus”.

Lirik lagu-lagu Ende mempunyai latar belakang falsafah, budaya dan ideologi orang Batak. Pementasan choral drama ini dibawakan oleh Svara Sacra Choir, dengan solis tenor Arianto Raya Butar Butar, solis soprano Christine Theodosia Lubis, dan penampilan paduan suara anak ‘Svara Sacra Kids Choir’ dengan konductor Binahar Hutapea. Paduan suara ini diiringi oleh Mangaratua Simanjuntak Keyboard Orchestra.

Selain itu, dua maestro musik tradisi Batak Toba Marsius Sitohang dan Sarikawan Sitohang juga  tampil memukau.Karya choral drama yang mengambil tema cerita dari naskah lagu-lagu pujian ‘BUKU ENDE’ Batak Kristen ini melibatkan sekitar 150 orang pemeran terdiri dari paduan suara, para penyanyi solis profesional, para pelakon drama dan para musisi tradisional (Uning-uningan dan Gondang Sabangunan serta Keyboard orchestral moderen).

Tokoh-tokoh Gereja dan tokoh masyarakat yang hadir dalam acara tersebut antara lain, Ephorus HKBP Pdt. Willem TP. Simarmata, M.A.,  Bishop GKPI Pdt. Patut Sipahutar, M.Th., Pdt. Colan WZ. Pakpahan, M.Th.,  Pdt.Nasser A. Silalahi, S.Th., M.M.,  Pdt. Patar S.Napitupulu, M.Min., Edwin P.Situmorang, S.H., Arion Hutagalung,  Dumoly F. Pardede dan banyak lagi.

Acara tersebut dimulai pukul 18 00 didahului oleh beberapa koor dari Gereja HKBP, kemudian dilanjutkan dengan pertunjukan inti.

Panitia yang berjumlah 200 orang dipimpin  oleh Anthon Sijabat dan Koy Hutapea,

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here