Dari FGD Persatuan Cendikiawan Protestan Indonesia (PCPI): Pendidikan Kristen Harus Direkonstruksi Ulang Dengan Biblical Christian Worldview!

0
1484

 

Oleh: Olavio Lutherson PL.

 

Jakarta, Suarakristen.com

 

“Ada beberapa tantangan dan problem besar yang sedang dihadapi  dunia pendidikan, khususnya  dunia pendidikan Kristen Protestan di abad ke-21 ini. Tantangan dan problem ini harus mendapat perhatian, tanggapan dan solusi dari para. akademisi dan praktisi pendidikan Protestan.

 

Pertama, Dalam dunia pendidikan kontemporer (di Barat khususnya), ada kecenderungan memisahkan aspek pengetahuan dari aspek karakter dan moral. Sistim pendidikan di Barat saat ini telah memisahkan kedua aspek ini. Padahal semua kebudayaan besar seperti China, Yunani, Romawi dan Yahudi menghargai baik pengetahuan maupun karakter.

 

Iman dan ilmu pengetahuan (pembelajaran) tidak bermusuhan, tetapi merupakan mitra penting dalam tugas pendidikan.

 

Perlunya pandangan dunia Kristen yang biblikal diajarkan kepada para siswa dan mahasiswa misalnya ditekankan oleh salah seorang ilmuwan terbesar dunia, yang juga seorang Kristen yang taat, Isaac Newton: “Hukum Gravitasi menerangkan gerak planet-planet, tetapi hukum itu tidak bisa menerangkan Siapa yang menetapkan   dan membuat planet-planet itu bergerak secara terstruktur dan tersistim…Sistim matahari, planet-planet dan komet-komet yang paling indah ini hanya mungkin bekerja/berjalan karena adanya rancangan dan hikmat dari seorang  Pribadi Maha Cerdas, Maha Kuasa dan Maha Kuat.”

 

Kebanyakan para perintis dan pionir sains modern adalah orsng-orang Kristen yang taat dan percaya akan Allah. Mereka percaya Mazmur 19 dan Roma 1:20 itu benar.

 

“Sungguh agung Tuhan Allah kita. Sungguh agung kuasaNya; KebijaksanaanNya tidak ada akhirnya. Pujilah Tuhan wahai langit-langit, Agungkanlah Dia wahai bulan dan planet-planet. Karena dari Dia-lah dan melalui Dia-lah, serta di dalam Dia-lah. segala sesuatu…Kita hanya tahu secuil saja. Bagi Dia-lah pujian, hormat dan kemuliaan dari kekekalan ke kekalan… Geometri merupakan pancaran pikiran Tuhan yang unik dan kekal. Agar manusia bisa menyaksikan semua kemuliaan dan keagungan Tuhan karena manusia adalah citra/gambar Allah.… Tujuan utama semua investigasi alam semesta adalah untuk menemukan tatanan dan harmoni rasional yang telah ditentukan oleh Tuhan dan yang Ia wahyukan pada kita dalam bahasa matematika.(Johannes Kepler)

 

Ilmuwan-ilmuwan besar lainnya seperti Nicolaus Copernicus dan banyak lagi mengungkapkan hal yang sama.”demikian disampaikan Pdt. Dr. Jerry Rumahlatu dalam Focus Group Discussion (FGD) bulanan yang diselenggarakan oleh Persatuan Cendikiawan Protestan Indonesia (PCPI), di Jakarta (29/8/2015).  FGD PCPI bulan Agustus  bertema “Rekonstruksi Biblical Christian Worldview Dalam Pendidikan Kristen Protestan Kontemporer” Moderator FGD tersebut adalah Hotben Lingga, M.Th.

 

Lanjut Dr. Jerry Rumahlatu lagi.”Tantangan dan problem Kedua: Filsafat humanisme sekuler, materialisme, nihilisme, evolusionisme, saintisme dan  naturalisme  telah menjadi spirit, roh, fondasi dan paradigma sistem pendidikan mayoritas institusi pendidikan di Barat (Eropa dan AS).

Saat ini universitas-universitas terkemuka di AS dan Eropa sudah menjadi rumah kaca pandangan dunia sekuler/naturalistik dalam dunia pendidikan.

Lingkungan dan suasana pendidikan sekuler yang atheistis kini mendominasi kebanyakan kampus Barat saat ini.

 

Dalam pendidikan  Barat saat ini, kaum sekuler atheis tidak hanya menyerang pintu gerbang; mereka telah menjadi pemimpin-pemimpin akademis dan menjadi pemimpin-pemimpin istana.

 

Pendidikan  di AS dan Eropa saat ini sudah didominasi oleh pandangan dan sistim-sistim nilai yang bertentangan dengan nilai-nilai moral atau pandangan dunia Kristen.

Memuliakan “toleransi” terhadap dosa sebagai kebajikan tertinggi; pilihan gaya-hidup (heteroseksualitas, homoseksualitas, hubungan seks sebelum menikah) dianggap sebagai nilai-nilau netral oleh “kampus-kampus yang sudah tercerahkan tersebut”.

 

Sedang, tantangan dan problem ketiga, menurut mantan rektor STT Jaffray Jakarta ini, adalah “banyak institusi pendidikan Kristen Protestan tidak (lagi) dibangun dengan biblical christian worldview (pandangan dunia Kristen yang Alkitabiah) dan tidak mengajarkan christian worldview yang biblical (lagi).Para guru, dosen dan staff pendidikan Kristen kurang diajar dan dilatih dengan biblical Christian worldview tersebut. Banyak institusi pendidikan Kristen Protestan saat ini  yang tidak berpusat pada Kristus lagi (Christ-centered)”

 

Tegas salah seorang fungsionaris PCPI ini lagi: “Karena itu, untuk merespons fenomena-fenomena tersebut, pendidikan Kristen Prorestan saat ini  harus direkonstruksi dengan pandangan dunia yang alkitabiah dan Reformatoris. Pendidikan Protestan harus direbranding lagi.

 

Kita adalah duta-duta besar Kristus yang diutus ke dalam dunia akademis untuk berdialektika, mempengaruhi dan menawan seluruh pemikiran agar tunduk kepada Allah dan FirmanNya.  Pendidikan (tinggi) Kristen harus menjadi benteng intelektual nilai-nilai dan benteng filsafat Kristen. Ini adalah tugas pendidikan Kristen Protestan  saat ini, yang Kristus berikan bagi para akademisi, yaitu untuk menyatakan kebenaran Allah.

 

Ada kebutuhan yang lebih besar: agar pendidikan Kristen memahami bahwa semua kebenaran adalah kebenaran Allah. Kebenaran mempunyai makna.

 

Sudah waktunya mengubah penekanan dalam pendidikan Kristen, bukan sekedar pada teknik dan program pelajaran, tetapi pada filsafat pendidikan. Pendidikan itu bukan  sekedar soal keunggulan akademis dan keunggulan professional.

Jangan sekedar mengajar pelajar untuk mengejar pengetahuan dan berusaha menjadi orang yang paling pintar atau pelajar terbaik. Atau memiliki fasilitas, dosen, teknologi, program dan strategi pengajaran yang serba lebih baik.

Pandangan dunia yang biblikal yang komprehensif juga harus ditekankan dalam pendidikan Kristen.”

 

Papar Jerry Rumahlatu lebih jauh,”Kita harus mengajar dari perspektif iman akan Allah yang menciptakan dunia ini dan semua yang ada di dalamnya. Kita harus mengajar dari perspektif dan filsafat Kristen.

 

Salah satu cara merespons ketiga problem pendidikan di atas adalah dengan merekonstruksi dan merebranding fondasi pendidikan Kristen kontemporer dengan mengintegrasikan iman dengan pembelajaran. Para pengelola pendidikan Kristen harus diajar untuk mengintegrasikan iman dengan pembelajaran (kegiatan pedagogis); mengintegrasikan iman dan kehidupan sosial, kebajikan dan pekerjaan, kompetensi dan karakter. Mengintegrasikan iman Kristen dengan disiplin akademis dan pekerjaan-pekerjaan profesional.”

 

Menurut Jerry Rumahlatu,”Sedikit yang memahami bagaimana caranya mengintegrasikan iman (pandangan dunia Kristen (christian worldview) dengan pembelajaran.

Ada tiga  program pelatihan dasar yang dapat kita lakukan untuk melakukan pengintegrasian ini:

1.Program Pelatihan dalam memahami dan mengembangkan  pandangan dunia yang biblikal.

2.Program pelatihan filsafat pendidikan yang biblikal.

3.Pelatihan dalam perencanaan  dan implementasi effektif integrasi pandangan dunia Alkitabiah dalam semua usaha/kegiatan pengajaran”

 

Tegasnya lagi,’Pendidikan, khususnya pendidikan Kristen, memiliki tempat unik dan terhormat dalam masyarakat.

Pendidikan mempunyai kekuatan besar untuk mentransformasi kehidupan.

Kita menyelenggarakan pendidikan  untuk menyampaikan kabar baik, sukacita, rekonsiliasi, kesembuhan dan pengharapan Injil; untuk mentransformasi jiwa-jiwa dan mempengaruhi dunia bagi Kristus dan KerajaanNya; untuk mendemonstrasikan kuasa transformatif Injil; untuk mempersiapkan sebuah generasi baru yang visioner dan penuh talenta dalam dunia yang semakin kompleks; untuk mempersiapkan siswa dengan keterampilan  dan kompetensi kritis dan kompetitif, agar mampu membangun sebuah model perkembangan manusia, yang akan membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik; untuk melatih dan mempersiapkan generasi baru pemimpin-pemimpin yang bermoral dan berintegritas.

 

Tugas pokok pendidikan Kristen adalah melatih dan mempersiapkan generasi baru pemimpin-pemimpin yang bermoral dan berintegritas, yang sanggup menghadapi budaya sekuler dengan pandangan dunia Kristen; Mempersiapkan siswa/mahasiswa dalam budaya sekuler.

 

Ini adalah sebuah mandat agung, keharusan bagi sekolah-sekolah dan universitas-universitas Kristen. Karena itu,kita harus senantiasa memajukan pendidikan Kristen.”

 

Tandasnya lagi,”Jadi, salah satu tantangan pendidikan Kristen saat ini adalah bagaimana mempersiapkan siswa/mahasiswa dalam menghadapi serangan pandangan hidup materialisme dan naturalisme dan filsafat-filsafat yang tidak Alkitabiah lainnya.

 

Kebudayaan-kebudayaan dunia saat ini  tidak bisa lagi nemahami arah yang benar dan tidak memiliki spirit yang benar. Generasi sekarang sedang terombang-ambing.

Pendidikan Kristen Protestan, khususnya Universitas Kristen, perlu terlibat dalam proses-proses dan dinamika kebudayaan agar bisa mengubah dunia; terlibat dalam isu-isu kultural dan kebudayaan kontemporer dengan kebenaran biblikal.”

 

Ungkap Jerry Rumahlatu dengan penuh semangat,”Gereja dan pendidikan Kristen tidak boleh mengasingkan diri atau menarik diri ke pinggir-pinggir masyarakat, tidak boleh juga melebur atau bercampur baur dalam sistem (pendidikan) masyarakat sekuler yang duniawi.

 

Kita harus memiliki keberanian dan keyakinan untuk terlibat dengan penuh rasa tanggung-jawab dalam interaksi sosial-budaya, sebagai prioritas positif.

 

Perkuat visi yang berani. Pendidikan Kristen abad XXI bisa menjadi lentera yang menarik yang dunia ini sedang butuhkan. Iman Kristen yang dinamis sangat penting untuk membangun dan mengembangkan institusi akademis yang benar-benar bernilai tinggi bagi umat manusia.

 

Kita akan kehilangan kesempatan besar untuk membagun institusi Kristen yang besar apabila tidak memiliki filsafat dan strategi pendidikan yang biblikal.”

 

“Kita harus mereformasi dan merebranding pendidikan Kristen Protestan. Pendidikan Kristen Protestan itu pendidikan yang mengakui Kristus sebagai dasar bangunan pendidikan. Komitmen, setia kepada Kristus dan kebenaranNya sebagai filsafat penuntun dan dasar usaha akademis/pendidikannya, yang berpusat pada Kristus yang otentik dalam setiap tindakan dan memikul tanggung-jawab besar.

 

Pendidikan Kristen harus beranI menjadi penganjur/ advokat pandangan dunia Kristen (Christian world view). Kita harus menerapkan pemikiran Kristen dalam budaya post-modern, kesusasteraan, filsafat, seni, dan lain lain.Kebutuhan besar pendidikan Kristen saat ini adalah mengintegrasikan setiap insan pendidikan Kristen; mengintegrasikan filsafat pendidikan Kristen yang alkitabiah,-ide/kepercayaan/pandangan dunia Kristen dengan proses pembelajaran dan proses perkembangan ilmu pengetahuan secara dialektis/dialogis dan secara kolaboratif.

 

Agar kita berhasil dalam usaha pendidikan yang berpusat pada Kristus dan sangat berdasarkan Firman Tuhan, maka kita harus memahami rencana Allah dalam mendidik generasi masa depan. Allah ingin kita mengembangkan pemuridan rohani sebagai sarana untuk mempersiapkan generasi murid-murid Kristus yang berikutnya. Allah ingin pendidikan Kristen Protestan  dijadikan sebagai usaha dan proses pemuridan.

 

Kalau kita bisa menjadikan seorang siswa menjadi murid Kristus yang sejati, dia juga akan unggul dalam semua area kehidupan (akademis, sosial, fisik, relasi dan lain-lain).

 

Kita harus memuridkan para siswa/mahasiswa dengan karakter Kristen dan pandangan dunia yang biblikal untuk memperlengkapi mereka dalam kehidupan sosial, intelektual, karir, pembelajaran, kepemimpinan dan dalam semua aspek kehidupan lainnya.

 

Pendidikan Kristen itu pendidikan yang mengupayakan keadilan, kesejahteraan, kebebasan akademis, kebebasan berbicara dan perkembangan manusia secara komprehensif.

 

Jadikan pendidikan Kristen Protestan sebagai medan pelayanan, pemuridan, pemberdayaan, pencerahan, pusat kemajuan kebudayaan dan pusat perkembangan ilmu pengetahuan.” tegas  Pdt. Jerry Rumahlatu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here