DR. Henry P. Panggabean, S.H., M.S
“Hukum-hukum Tuhan dirancang untuk membawa berkat bagi manusia. Hukum Tuhan menentukan tingkah-laku (sikap) yang menghasilkan kedamaian, ketertiban, keamanan, respek, sopan-santun dan kesejahteraan. Ulangan 4:5-7 memberitahu kita bahwa orang yang menaati hukum dan ketetapan-ketetapan Tuhan, orang yang melakukan peraturan Tuhan dengan setia akan menjadi orang yang bijaksana dan berakal budi. Jadi, hukum-hukum Tuhan bukanlah suatu beban, seperti yang dikatakan beberapa orang, tetapi berkat. Hukum-hukum Tuhan adalah Berkat! Hukum-hukum Tuhan adalah Hukum Kehidupan,” demikian dikatakan DR. Henry P. Panggabean, S.H., M.S., ketika menerima audiensi Tabloid Tritunggal dan Suara Kristen, di kantornya di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan.
“Hukum terdiri dari segala sesuatu dalam Alkitab dalam bentuk perintah dan pelarangan. Tuhan memberikan hukum kepada umatNya Israel melalui Musa. 10 Hukum Tuhan atau Dekalog adalah ringkasan hukum Tuhan, akan tetapi kita harus ingat masih ada ratusan peraturan-peraturan dan perintah yang lain yang mengatur kehidupan moral, rohani, agama dan sosial umat Tuhan (Israel) dan kemudian hukum-hukum tersebut disempurnakan Kristus untuk keselamatan dan kehidupan rohani kita saat ini. Perintah-perintah dan hukum moral moral tersebut dapat diterapkan dalam semua zaman, termasuk zaman kita.
Menurut saya, ada tiga kegunaan hukum. Pertama untuk mengatur, menegakkan, mempertahankan dan memelihara tata-tertib atau ketenteraman sosial/masyarakat. Kedua, sebagai guru untuk menuntun orang berdosa kepada Tuhan. Ketiga, hukum merupakan peraturan moral kehidupan Kristen kita. Hukum Tuhan merupakan norma etis-estetis dan penuntun tingkah laku umat Kristen. Yehezkiel 36:27,”RohKu akan kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapanKu dan tetap berpegang pada peraturan-peraturanKu dan melakukannya. Mazmur 1 menyatakan betapa berbahagianya orang-orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, tetapi kesukaannya adalah Taurat Tuhan, dan merenungkan hukum Tuhan itu siang dan malam. Rasul Paulus menyatakan,”Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah,” (Roma 7: 22). Rasul Paulus meringkaskan hukum Taurat, kewajiban moral kita, dengan satu kata, KASIH. Kasih adalah kegenapan dan penggenapan hukum Taurat (Roma 13:8-10). Kita memerlukan hukum Tuhan agar kita bisa memahami kehendak Tuhan, agar kita bisa memahami jalan pikiran Tuhan, agar kita sadar akan dosa-dosa dan kelemahan kita, agar kita berjalan, berpikir dan bertindak dengan benar, agar kita diberkati Tuhan dan memberkati Tuhan dan keluarga dan masyarakat tempat kita hidup,’seru H.P. Panggabean.
“Alkitab adalah dasar dan sumber moralitas masyarakat yang terbaik. Semua konstitusi, peraturan dan hukum yang mengatur masyarakat di AS dan Eropa berakar dalam Alkitab, melalui hukum moral seperti Sepuluh Hukum Tuhan (Ten Commandments). Alkitab harus menjadi tonggak/dasar moral dalam membangun masyarakat. Karena Alkitab akan membuat penduduk menjadi lebih baik, membuat para bapak lebih baik, membuat suami-suami menjadi lebih baik, membuat orang menjadi manusia berguna dan terhormat. Alkitab merupakan kitab yang paling berpengaruh dalam kebudayaan dan peradaban manusia modern, Alkitab mempunyai pengaruh yang amat besar pada masyarakat melalui kehadirannya dalam kebudayaan. Karena itu, kalau kita ingin mempengaruhi masyarakat, kita harus mengajarkan Alkitab dan memuliakan Firman Tuhan di dalam seluruh aspek kehidupan kita,”tegas salah satu pengacara papan atas di Indonesia saat ini dengan penuh semangat.
“Coba kita renungkan beberapa hukum-hukum kehidupan yang luar biasa ini:
“Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan.” (Orang yang murah-hati akan dibuat kaya) (Amsal 11:25); “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu.” (Mat. 7:7); “Berilah dan kamu akan diberi.” (Luk 6:38); “Sebab barang siapa yang meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan,” (Luk 14:11)
Alkitab merupakan kebenaran-kebenaran ilahi dan “ilmu rohani”. Kita harus mempercayai Alkitab dalam semua keadaan, pada semua waktu. Bagikanlah berkat Tuhan yang luar biasa ini untuk semua orang. Masyarakat kita yang sedang sakit adalah cermin sakitnya hukum di Indonesia. Kita bisa dan harus menyembuhkan sakitnya masyarakat ini dengan kekuatan dan kuasa Firman Tuhan”papar Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Kerukunan Masyarakat Batak (DPP Kerabat), yang juga mantan Hakim Agung ini, ketika mengakhiri pembicaraan dengan Tritunggal. (Hotben Lingga).