PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk. Gelar Paparan Publik Periode 2023
Jakarta, Selasa, 25 Juni 2024
– PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk (“Perseroan”) memulai kegiatan komersialnya pada tahun 2001 di bidang bioteknologi pertanian dan pembibitan tanaman hutan serta tanaman obatobatan. Pada tahun 2016, Perseroan mengambil alih saham Golden Harvest Cocoa Pte. Ltd. yang memiliki anak perusahaan PT Golden Harvest Cocoa Indonesia yang bergerak dalam industri pengolahan biji kakao, menjadikan bidang usaha tersebut sebagai kegiatan utama Perseroan sekarang ini.
Di tengah iklim bisnis yang penuh tantangan akibat dinamika global selama tahun 2023, Perseroan telah memberikan upaya terbaik untuk dapat mencapai target keberlanjutan yang direncanakan. Pendapatan Perseroan per 31 Desember 2023 meningkat sebesar 28,126 atau Rp 43,17 miliar menjadi Rp 196,67 miliar dari Rp 153,50 miliar per 31 Desember 2022. Sementara rugi kotor Perseroan tercatat pada angka Rp 6,03 miliar, turun Rp 5,80 miliar (49,02Y6) dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp 11,82 miliar.
Jumlah aset Perseroan pada 31 Desember 2023 sebesar Rp 4.055,75 miliar, turun 2,086 dari jumlah aset pada periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah aset lancar turun 9,7296 dari Rp 66,23 miliar pada tahun 2022 menjadi Rp 59,79 miliar pada tahun 2023. Penurunan aset lancar terutama disebabkan oleh penurunan persediaan sebesar Rp 2,33 miliar. Aset tidak lancar turun dari Rp 4.075,81 miliar (2022) menjadi Rp 3.995,96 miliar atau berkurang 1,966 (Rp 79,85 miliar).
Perseroan mencatat Liabilitas sebesar Rp 2,948.91 miliar untuk tahun 2023, bertambah sebesar Rp 9,78 miliar (0,3396) dari Rp 2.939,13 miliar di tahun 2022. Dari angka tersebut, liabilitas jangka pendek naik sebesar Rp 77,54 miliar (33,5596) dari Rp 218,11 miliar pada tahun 2022 menjadi Rp 295,65 miliar di tahun 2023. Sementara liabilitas jangka panjang turun 2.494 atau Rp 67,76 miliar dari Rp 2.721,02 miliar pada tahun 2022 menjadi Rp 2.653.26 miliar pada tahun 2023.
Hasil produksi pada tahun 2023 untuk masing – masing produk yang dihasilkan oleh industri pengolahan kakao adalah sebagai berikut:
* Lemak kakao (cocoa butter) = 12.152,63 ton
* Padatan kakao (cocoa cake) = 13.100,68 ton
* Bubuk kakao (cocoa powder) = 1.737,20 ton.
Dengan potensi yang dimiliki dan melihat kinerja tahun-tahun sebelumnya dimana kakao berperan penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, Perseroan yakin bahwa industri kakao nasional memiliki peluang besar untuk meningkatkan nilai tambah komoditas. Agar dapat mewujudkan pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan di tahun 2024, Perseroan akan terus mendorong peningkatan produksi dengan menerapkan serangkaian strategi bisnis yang efektif dan efisien. Perseroan juga senantiasa melakukan diversifikasi dan inovasi produk agar bisa berdaya saing secara global. (*red).