BENAR KATA ORANG UANG ADALAH SUMBER BENCANA.

0
359

BENAR KATA ORANG UANG ADALAH SUMBER BENCANA.

M. Yudhie Haryono

Buku ini datang di atas mejaku dari kiriman politisi yang baik budi karena mau berbagi. Di suratnya tertulis, “kawan mohon resum isinya dan kirim balik padaku.” Dari sini kita tahu, banyak politisi kita tak suka baca buku. Itulah potret negeri ini. Jadi, jangan berharap mereka mampu menghasilkan peradaban besar. Di pikiran, ucapan, tulisan dan tindakannya itu anti intelektual plus anti nalar publik.

Setelah sujud subuh, kubaca buku ini. Eh, ternyata membahas kebangkitan uang sebagai bentuk perdagangan dan melacak perkembangan serta pengaruhnya terhadap masyarakat hingga abad ke-21. Tentu saja, dengan keren menjelaskan kelahiran banyak institusi yang berinteraksi dengan berbagai bentuk-bentuk uang.

Kita tahu, beberapa institusi keuangan kita biasanya lahir dari krisis yang diperburuk oleh keserakahan atau kebutuhan manusia. Mulai dari asal muasal uang itu sendiri hingga sekuritas keuangan dan lembaga keuangan yang mengelolanya.

Dus, buku ini kembali ke sejarah mereka dan akar yang menurunkan mereka. Niall benar-benar hebat karena menjelaskan semuanya dengan contoh-contoh sejarah, membuatnya lebih mudah untuk memahami dunia keuangan bagi orang awam.

Buku ini berjudul The Ascent of Money: The Financial History of the World, karya Niall Ferguson. Diterbitkan oleh penerbit Penguin Press di Amerika tahun 2008. Buku cukup tebal sebanyak 432 halaman dan bernomor ISBN 978-1-59420-192-9. Buku yang bagiku sangat menarik karena menjelaskan sejarah uang.

Bagi Niall Ferguson, kisah uang adalah kisah ketamakan, perbudakan dan kolonialisasi manusia atas manusia. Jika kita sadar maka uang kini adalah alat terhebat dalam studi-studi neoimperialisme. Tak ada senjata lebih ampuh dalam sejarah penaklukan suatu negara kecuali dengan uang. Dengan uanglah, sebuah negara dibangun atau dibangkrutkan.

Baca juga  Merayakan Kebaikan Tuhan dalam HUT Ke- 45 PGPI

Bagaimana keuangan menjadi ranah penguasa alam semesta? Melalui kebangkitan pasar obligasi di Renaissance Italia. Dengan munculnya obligasi, keuangan perang diubah dan menyebar ke Eropa Barat Laut dan melintasi Atlantik. Pasar obligasi itulah yang menjadikan keluarga Rothschild keluarga terkaya dan terkuat di abad ke-19.

Buku keren ini juga sudah dijadikan film. Ya, dalam serial film dokumenter yang terbagi menjadi 4 episode ini hadir agar para pembelajar lebih mudah paham dan diperuntukkan bagi penyuka tema sejarah. Dalam film The Ascent of Money diulas bagaimana masyarakat beralih dari menukar barang sebagai mata uang ke era uang virtual yang dijalankan melalui komputer.

Michael Hirsh dari The New York Times (2008) dengan terang-terangan menyebutkan bahwa “Ferguson membawa kita pada tur penjelajahan yang sering mencerahkan dan menyenangkan melalui bagian bawah peristiwa besar, sebuah pelajaran tentang bagaimana kekuatan besar yang paling sukses selalu didukung oleh uang dan pemiliknya.”

Sejarah uang adalah kisah semesta. Ia punya kisah yang sangat panjang. Sebelum adanya uang, orang purba sudah mengenal sistem barter, di mana satu barang ditukar dengan barang lainnya, dengan syarat nilai tukarnya dianggap setara. Sejarah itu dapat dilacak pada periode waktu 1.200 sebelum Masehi (SM). Menurut Britanica, beberapa mata uang paling awal adalah benda-benda dari alam. Contohnya adalah cangkang cowrie, batu meteor dan batu-batu permata.

Bagaimana dengan Indonesia? Sejak merdeka, kita pakai mata uang rupiah (Rp), yang sayangnya terus melemah. Sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, Bank Indonesia diberikan tugas dan kewenangan pengelolaan uang rupiah mulai dari tahapan perencanaan, pencetakan, pengeluaran, pengedaran, pencabutan dan penarikan, sampai dengan pemusnahan.

Baca juga  Gandeng Davina Karamoy, Shindy Fioerla Mengumumkan Brand Kecantikan Baru

Indonesia, terutama elitenya tidak memahami dan mengerti bahwa uang itu alat perang. Kalaulah ada yang tahu, itu dipakai untuk memerangi bangsanya sendiri. Mau tahu bagaimana itu beroperasi? Nantikan ulasannya dengan sabar. Yang penting, beli buku ini dulu ke saya dan kita diskusikan isinya.(*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here