Fakultas Kedokteran UPH Kukuhkan Prof. Dr. dr. Julius July sebagai Guru Besar Ilmu Bedah Saraf

0
676

Fakultas Kedokteran UPH Kukuhkan Prof. Dr. dr. Julius July sebagai Guru Besar Ilmu Bedah Saraf

Tangerang, Suarakristen.com

Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Pelita Harapan (UPH), Prof. Dr. dr. Julius July, Sp.BS (K)., M.Kes., IFAANS., dikukuhkan menjadi Guru Besar Ilmu Bedah Saraf pada Rabu, 15 Desember 2021, berdasarkan Surat Keputusan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tertanggal 1 Juli 2021.

Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul “Pemahaman dan Penerapan Neuroplastisitas Otak; Berawal dari Rehabilitasi Fungsi Otak dalam Bidang Bedah Saraf hingga Proses Belajar dan Psikomotor”, Prof. Julius menjabarkan keistimewaan salah satu organ manusia yaitu otak. Melalui paparannya, Prof. Julius juga menjelaskan terkait neuroplastisitas otak; yaitu istilah yang menggambarkan kemampuan otak untuk selalu belajar, berubah dan beradaptasi sepanjang hidup kita, baik secara struktur maupun fungsi.

“Selama bertahun-tahun berkecimpung dalam bidang bedah saraf, mulai dari masa sebagai dokter residen bedah saraf hingga saat ini, saya memperhatikan dan mempelajari banyak hal tentang keistimewaan organ manusia yaitu otak. Terutama kemampuan otak untuk pulih dari gangguan fungsi yang kita sebut defisit neurologis. Salah satu contoh kasusnya ada pada pasien saya, wanita muda usia 17 Tahun, dengan riwayat kejang berulang, dan tangan kirinya spastik dengan kekuatan motorik 4. Dia berkeinginan kuat untuk sembuh dari kelainan pembuluh darah otak (Arteriovenous malformation / AVM) yang dia alami. Akhirnya operasi dilaksanakan dan AVM berhasil diangkat dengan baik. Paska operasi, pasien mengalami kelumpuhan sisi kiri selama beberapa bulan dan menjalani fisioterapi. Setelah 9 bulan, fungsi motorik sisi kiri kembali seperti semula. Saya ikut bahagia, karena pasien sudah sehat. Banyak kasus AVM kortikal (di permukaan otak) yang juga memperlihatkan hasil yang sama. Hal ini benar-benar membuktikan kemampuan otak untuk pulih dari gangguan fungsi yang kita sebut defisit neurologis,” jelas Prof. Julius.

Baca juga  GP Ansor Gelar Bukber dan Pengajian di Restoran Kopi Kemara Jakarta Selatan

Menurutnya, sebagai seorang dokter spesialis bedah saraf, tidak hanya perlu memahami teknik operasi saja, tetapi juga harus menguasai ilmu dasar seperti mengenal dan memahami bagaimana neuron bekerja, berkomunikasi antara satu neuron dengan neuron lainnya, dan bagaimana kehidupan neuron yang sehat dalam keseimbangan (homeostasis). Di samping itu juga anatomi otak, pembuluh darah yang mensuplai aliran darahnya, termasuk semua faktor yang bisa mempengaruhi fungsinya, seperti asupan dan pengaruh lingkungan. Jika ada indikasinya, para dokter juga masih harus menguasai pengobatan lanjutan dan implikasinya seperti radiasi, kemoterapi, molekuler terapi, dan imunoterapi. Tidak menutup kemungkinan juga untuk perkembangan terapi lainnya yang jauh lebih baik, untuk itu para dokter harus selalu up to date mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.

“Sebagai seorang spesialis bedah saraf, kita harus selalu menerapkan prinsip-prinsip kesehatan untuk pemulihan pasien-pasien kita, disamping tindakan dan obat-obatan yang kita berikan. Kita perlu memastikan bahwa nutrisi pasien cukup, oksigenasi harus baik dan memadai, pemulihan fungsi juga harus didukung oleh fisioterapi yang baik dan benar, edukasi pasien dan keluarga juga penting, dan tentunya penatalaksanaan gangguan tidur. Kita senantiasa harus mengingatkan pasien dan keluarga untuk menerapkan berbagai prinsip kesehatan, supaya kita mendapatkan hasil pengobatan yang optimal,” jelas Prof. Julius.

Dalam pengukuhannya, Prof. Julius July juga berharap dan juga berpesan untuk para dokter bedah saraf, terutama kepada para mahasiswa FK UPH dan seluruh residen bedah saraf di seluruh Indonesia untuk terus mengasah kemampuan dan keahlian dalam memahami sifat dan uniknya otak manusia.

“Kalian akan menjadi generasi penerus bangsa Indonesia, oleh sebab itu kemampuan dan keahlian kalian harus lebih baik. Prinsip dasarnya adalah kita harus selalu mencintai apa yang kita pelajari, dan dalam belajar bukan kecepatan yang utama ditahap awal tetapi kehati-hatian, kerapian, kesempurnaan, dan konsistensi untuk tidak menyerah. Selalu belajar dari kesalahan, tetapi jangan mengulangi kesalahan yang sama. Dan ingat, bahwa membentuk atau merubah otak kita butuh waktu bertahun tahun. Kita perlu melakukan kebiasaan yang baik dan melatih otak kita dengan keterampilan agar tangan kita menjadi terampil, melatih otak kita untuk berpikir analitik, mampu melakukan sintesis dan selalu melakukan evaluasi. Dengan demikian, otak kita akan menjadi otak dokter Indonesia yang kompeten, terampil dan handal,” pesannya.

Baca juga  Direktur Utama Jasa Raharja Hadiri Rakor Penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2024 Lintas Penyeberangan Merak-Bakauheni

Merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi UPH, atas dikukuhkannya Prof. Dr. dr. Julius July sebagai Guru Besar di Bidang Ilmu Bedah Saraf. Penambahan Guru Besar ini, membuktikan bahwa UPH terus mendukung kemajuan ilmu pendidikan kedokteran di Indonesia agar semakin berkarya dan melahirkan dokter-dokter yang memiliki kemampuan intelektual yang baik, terampil, komitmen dalam melayani, mewujudkan kesehatan masyarakat, serta memiliki sikap profesional.

—oo0oo—

Tentang UPH

Perjalanan 27 tahun UPH, telah membawa dampak terhadap bangsa dan negara melalui pendidikan tinggi yang unggul, holistis dan transformasional. UPH berkomitmen menghasilkan pemimpin-pemimpin yang kompeten dan profesional yang dilengkapi dengan pengetahuan sejati, iman dalam Kristus dan karakter yang saleh. UPH terus melebarkan sayapnya melalui kerjasama dengan universitas dari berbagai negara, agar dapat terus up to date dengan perkembangan terdepan di dunia pendidikan. Demikian pula kemitraan dengan dunia industri, baik di dalam maupun luar negeri, yang dapat menjadi pintu bagi lulusan memasuki dunia kerja. UPH telah menghasilkan lulusan lebih dari 38.000 yang mengabdi di berbagai bidang, serta menjadi agen perubahan bagi bangsa dan negara.

(Hotben)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here