Cinta Tuhan Yang Mengasihi
Anak ke 7 dari 8 bersaudara lahir dari keluarga petani di satu desa namanya Talawaan berada di kabupaten Minahasa Utara. Tidak ada yang menonjol dalam keluarga kami, semuanya biasa saja. Dari 8 bersaudara kami disekolahkan dari hasil pertanian. Saya sendiri oleh orang tua diberi nama Fransiskus Wolter Mandagi tepat pada tanggal 24 april saya dilahirkan dari keluarga yang sederhana.
Tidak pernah ada dalam pikiran saya bercita-cita menjadi seorang imam justru cita-cita saya dari dulu menjadi seorang pelaut karena umumnya di desa saya banyak orang yang menjadi pelaut, itulah alasan kenapa saya masuk STM dan mengambil jurusan mesin produksi.
Seiring perjalanan waktu, saya memutuskan untuk beralih masuk ke seminari Agustianum Tomohon karena ajakan dan bujukan seorang teman…
Singkat cerita akhirnya jadilah saya imam yang sekarang. Usia imamat saya masih tergolong muda 8 tahun. Tugas sebagai imam sesudah dithabiskan di paroki St Paulus Palu (3 thn), Paroki St Ignatius 3 tahun, dan sekarang di Paroki St. Paulus Palu (2 tahun).
Di semua tempat saya selalu diminta menjadi moderator OMK keuskupan sampai sekarang ini.
Menjadi imam terlebih tinggal dan hidup bersama anak-anak muda penuh dengan suka dan duka tapi lebih banyak sukanya karena setiap saat kita merasa selalu muda, jiwa kita, hidup kita.
Banyak ide-ide “gila” yang selalu muncul dari pikiran anak muda dan sesuai dengan kebutuhan anak muda yang cepat berubah sesuai tuntutan zaman.
Uenakkkk banget karena tantangannya lebih milenial karena di situlah saya harus punya kemampuan untuk memasukan nila-nilai kristiani yang Katolik yang bisa seirama dengan derap langkah anak muda.
Saya selalu berprinsip biarkan anak-anak muda ini masuk melalui pintunya masing-masing, diterima apa adanya, dirangkul dan buat mereka nyaman dan aman dalam lingkungan gereja dan pela-pelan mereka keluar melalui pintu gereja yang menyatukan idealisme anak muda dan harapan gereja, tantangan yang berat adalah kalau jalan dengan anak muda jangan berharap kalau kita ditraktir malah sebaliknya… hahahahahhahhaha… tentu beda kalau kita jalan sama orang tua… so pasti ditraktirlah, malah bungkus lagi… hahahahahhahahaha… yang pasti menjadi imam itu uenakkkkkk tenan… sumpahhh lohhhh… menjadi imam itu ngak bisa dituliskan dengan kata-kata bagaimana rasanya tapi hanya bisa dirasa bagaimana Tuhan membentuk, memeluk, mencintai dan mengasihiku selalu tepat pada waktunya saya membutuhkan… tidak pernah berkekurangan tapi malah berkelimpahan… teman-temanku OMK biarkan tanganmu menjadi saluran berkat TUHAN untuk banyak orang… mengubah hidup banyak orang… menunjukan cinta Tuhan yang mengasihi dan banyak orang membutuhkan itu… maka tampilah sebagai orang-orang yang bisa menjadi sarana kemulaian nama Tuhan semakin dikenal… bukalah telingamu mungkin Tuhan memanggilmu untuk menjadi ImamNya… bukalah Hatimu, mungkin Tuhan sementara mengetuk hatimu untuk berani berjalan bersama Dia dalam panggilan menjadi Imam… so, panenan banyak tapi pekerja sedikit… hello guys…yukkkkkk bersma kami gabung melayani Tuhan dengan menjadi ImamNya.
(Susan Sandy)