*EDITORIAL MEDIA INDONESIA*
*Mengantisipasi Pemakzulan Trump*
*ADA yang patut dicermati dalam percaturan politik global saat ini, khususnya di Amerika Serikat. Nasib Presiden Amerika Serikat Donald Trump berada di ujung tanduk.* Upaya pemakzulannya sudah setengah jalan setelah DPR setempat meloloskan rencana pemecatan Trump itu pada Rabu (18/12) malam.
*Keputusan akhir berada di tangan sidang Senat AS yang bakal digelar bulan depan.* Trump dituding menyalahgunakan kekuasaan demi memuluskan karier politiknya untuk kembali memimpin AS kedua kalinya. *Ia menekan pemerintah Ukraina agar menyelidiki Joe Biden, calon rivalnya di Pilpres AS 2020.*
*Trump juga dinilai menghalangi upaya penyelidikan Kongres mengenai hal itu dengan melarang para pembantunya di Gedung Putih untuk bersaksi*. Kedua pasal tuduhan itu tidak main-main. Penyalahgunaan kekuasaan merupakan pelanggaran serius di mana pun di dunia. *Apalagi, yang melakukan ialah kepala negara ataupun kepala pemerintahan.*
*Trump masih bisa terselamatkan dengan kekuatan Republik, partai pendukungnya, yang mendominasi Senat AS.* Kendati begitu, kemungkinan untuk Senat memutuskan pemakzulan terhadap Trump masih terbuka. *Bila tidak, Trump tak akan deg-degan hingga merasa perlu melakukan kampanye di kantong-kantong pendukungnya.*
*Ketidakpastian politik di AS cukup menimbulkan kecemasan. Setidaknya bagi investor asing.* Pascakeputusan DPR AS untuk memakzulkan Trump, dana asing senilai Rp158 miliar mengalir ke luar Indonesia dalam bentuk penjualan bersih saham. *Bila hal itu berlanjut, kestabilan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terancam.*
*Dinamika politik AS juga bisa menimbulkan ketidakstabilan perdagangan*. Selama ini Indonesia memetik surplus dari perdagangan dengan Amerika Serikat. *Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang Januari-November 2019, surplus neraca dagang Indonesia di sektor nonmigas mencapai US$8,5 miliar.*
*Surplus tahun ini lebih besar ketimbang periode yang sama tahun lalu*. Sepanjang Januari-November 2018, *Indonesia mencatatkan surplus US$7,8 miliar dalam perdagangan sektor nonmigas dengan Amerika Serikat.*
*Kenaikan surplus itu ikut membuat defisit neraca perdagangan Indonesia periode Januari-November tahun ini menipis menjadi US$3,11 miliar*. Pada periode yang sama tahun lalu, angka defisit mencapai US$7,63 miliar.
*Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan keyakinannya bahwa pemakzulan Trump tidak berdampak pada perekonomian Indonesia*. Pelaku pasar dianggap sudah memperhitungkan risiko dinamika politik di Amerika Serikat.
*Keyakinan tersebut kita harapkan bukan sekadar tebak-tebak buah manggis*. Menkeu pun mengakui stabilitas politik dan kepastian kebijakan AS sebagai perekonomian terbesar di dunia memiliki pengaruh terhadap perekonomian global, tidak terkecuali Indonesia.
*Karena itu, seyogianya optimisme tetap disertai langkah-langkah antisipasi skenario terburuk.* Meningkatkan kewaspadaan tidak sama dengan ketakutan berlebihan. Waspada lazimnya didukung dengan antisipasi.
*Dalam situasi apa pun, persiapan yang lebih baik akan meminimalkan potensi kepanikan dan kegagalan dalam merespons krisis.* Lengah akibat meremehkan ancaman bisa berakibat fatal. Perekonomian nasional taruhannya.
*Pemakzulan Trump juga menjadi pelajaran penting bagi para pemimpin di dunia*. Pemimpin hendaknya tetap menjaga lisan dan laku, paling utama tidak menyalahgunakan wewenang apalagi melanggar hukum.