Pdt. Dr. Jerry Rumahlatu : Para Anti-Kris Sedang Membajak Gereja

0
2350

 

Jakarta, Suarakristen.com

“Era ekspansi misionaris Kristen Protestan pada abad ke-19 terhenti ketika meriam-meriam pada bulan Agustus 1914 meletus. Negara-negara besar Eropa, yang telah menjadi jantung kekristenan dan sumber kebanyakan misionaris-misionaris dunia saling menghancurkan diri dan ekonomi masing-masing dan saling membinasakan berjuta-juta anak muda Kristen, dalam apa yang dikenal sebagai Perang Dunia, konflik paling tragis dan paling tak berperikemanusiaan dan paling bodoh dalam sejarah. Perang-perang Dunia adalah skenario para Anti-Kris untuk menghentikan perkembangan misi Kristen Protestan abad ke-19.

Selama beberapa abad lampau, bangsa-bangsa di Eropa dan Amerika Utara mendominasi dunia dan mengekspor budaya “Kristen” di seluruh dunia. Namun, dalam beberapa dekade ini, khususnya ketika memasuki abad XXI ini, negara-negara yang dulunya sangat kuat ini telah mulai ambruk dari dalam.

Itu karena para anti-kris saat ini sedang membajak peradaban Barat dan Gereja/Kekristenan. Mereka sedang menciptakan kekristenan palsu, gereja palsu, yang sangat berbeda dari yang para Reformator (pendiri) Protestan impikan dan garisbawahi. Separuh Gereja dan Umat Kristen di Barat sedang dipimpin oleh roh yang lain. Setengah dari Gereja-gereja di AS dan Eropa adalah Gereja yang liberal, yang kompromis/permisif terhadap dosa-dosa aborsi, homoseksual/lesbianisme dan perkawinan sejenis. Tidak aneh Kekristenan di AS, Eropa dan Amerika Latin saat ini sedang mengalami krisis, kemerosotan dan kemunduran drastis. AS, Eropa dan Amerika Latin saat ini secara rohani bukan lagi menjadi pusat dan benteng kekristenan, sudah hampir direbut sepenuhnya oleh kekuatan anti-kris melalui sistim pemikiran dan ideologi setanis. Selama 1 abad lebih Kekristenan berada dalam posisi luka parah, “stroke”, stagnan, lumpuh dan tersisih. Di AS dan Eropa Barat Kekristenan dikalahkan oleh teori evolusi, filsafat humanisme sekuler, Liberalisme, atheisme, agnostisisme, sosialisme, komunisme, new age movement dan paganisme. Ideologi Sosialisme-Komunisme-Marxisme menguasai Eropa Timur, Rusia dan Amerika Latin. Ideologi dan filsafat-filsafat yang disebut di atas itulah yang memerangi, melawan, memarjinalkan dan mengalahkan Kekristenan di AS, Eropa dan Amerika Latin selama 1 abad ini. Pemerintah-pemerintah di AS, Eropa dan Amerika Latin saat ini adalah mayoritas kelompok pendukung gerakan pro homo/lesbi! Mengajarkan Alkitab dan berdoa di sekolah-sekolah negeri di AS dan Eropa saat ini adalah sebuah pelanggaran hukum/konstitusi. Sistim pemikiran dan nilai-nilai Kristen kini sudah dibuang dari semua sekolah/kampus negeri dan lembaga-lembaga pemerintah.

Sekarang ini musuh-musuh Injil sedang menggunakan/membajak Gereja untuk menghancurkan kekristenan. Para antek anti-Kris sedang menyusup masuk ke dalam tubuh Protestantisme. Kalau dulu mereka memakai cara penganiayaan/pembantaian, lebih dari 10 juta umat Kristen yang dibantai hidup-hidup karena iman Injilinya, sekarang strateginya sudah berbeda, antek-antek anti-Kristus sekarang menyusup masuk ke seminari-seminari, universitas dan institusi-institusi Protestan. ”demikian diutarakan Pdt. Dr. Jerry Rumahlatu, saat diminta refleksi dan pandangannya tentang tantangan, problem dan perkembangan misi Kristen kontemporer, dan seputar Gerakan Tatanan Dunia Baru.

Berikut petikan lengkap wawancara Tritunggal dan Suara Kristen dengan mantan Rektor STT Jaffray Jakarta, yang saat ini menjadi Ketua Umum DPP Perkumpulan Cendekiawan Protestan Indonesia (PCPI) ini.

Tritunggal: Peradaban dunia saat ini sedang dibajak oleh Gerakan Tatanan Dunia Baru yang digagas kelompok Freemasonry? Apakah kita sedang menuju Tatanan Dunia Baru?

Jerry Rumahlatu:

Usaha pertama untuk mendirikan Tatanan Dunia Baru (New World Order) adalah oleh orang-orang yang datang ke tanah Sinear/Shinar, sekarang ini di Irak dan mendirikan Menara Babel (Kej 11). Orang-orang-lain sejak itu telah mencoba ide ini. Nebukadnezar dengan Kekaisaran Babilonianya, Aleksander Agung dengan Kekaisaran Yunani/Makedonianya, Kekaisaran Romawi, Jengis Khan dan Bangsa Mongolia, Napoleon, Kaum Komunis internasional, George Bush Senior dan Presiden Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, berulang-ulang berpidato tentang Tatanan Dunia Baru di awal tahun 1990an. Mantan Presiden AS Bill Clinton terus menerus berbicara tentang Tatanan Dunia Baru menjadi prioritas tertinggi tentang agenda internasional.

Baca juga  ALAM SUTERA DAN BIONIQA HADIRKAN HALTE BUS KONSEP HIJAU, TEKNOLOGI ALGA-FOTOBIOREAKTOR PERTAMA DI INDONESIA

Tujuan Gerakan Tatanan Dunia Baru antara lain adalah untuk menciptakan sistim pengawasan finansial dunia, agar mereka bisa mendominasi sistim politik setiap negara dan ekonomi dunia secara keseluruhan. Sistim itu harus dikontrol dengan gaya feodalistis oleh bank-bank sentral dunia, yang bertindak seirama, oleh perjanjian rahasia. Aktor-aktor utama yang bekerja untuk mewujudkan Tatanan Dunia Baru termasuk Komisi Trilateral yang juga dikenal sebagai The Council of Foreign Relations dan Bilderbergers. Kelompok-kelompok ini bekerja di belakang layar, tetapi alat yang lebih terkenal adalah PBB. PBB bekerja untuk mewujudkan satu pemerintahan dunia, sedang dua lembaga Gereja lain sedang bekerja untuk Satu Agama Dunia.

Tiga pilar utama Gerakan Tatanan Dunia Baru yang para elit anti Kris ingin wujudkan adalah: Satu Ekonomi Dunia, Satu Pemerintahan Dunia dan Satu Agama Dunia. Dalam istilah populernya Gerakan ini disebut juga Globalisme.

Adalah Bankir-bankir anti Kris yang berada dibalik skenario dan rekayasa oto-genosida (saling membinasakan sendiri) Eropa. Mereka adalah orang-orang yang memiliki perusahaan-perusahaan yang membuat senapan-senapan mesin, peluru-peluru, bom-bom, granat-granat dan meriam-meriam, yang menghancurkan kedigdayaan Barat yang Kristen. Ada banyak kajian yang memperlihatkan peran bankir-bankir dan politisi-politisi Freemason seperti Lord Nathan Rothschild, yang bercita-cita menghancurkan peradaban Kristen. Tidak ada yang bisa menghentikan gerak laju positif Kekristenan sedunia, kecuali kalau orang-orang Kristen dikondisikan untuk saling membantai satu sama lain secara antusias dan efisien, dalam Perang Dunia Pertama.

Tritunggal: Secara umum, bagaimana strategi para Anti Kris dalam melemahkan dan menghancurkan Kekristenan?

Jerry Rumahlatu:

Pada saat Tuhan memajukan pekerjaan misi Protestan di abad 19, pada saat Dwight L. Moody dan Ira Sankey mengadakan KKR-KKR besar, sementara ribuan orang mendengarkan Charles Spurgeon dan Charles Finney berkotbah, -para anti Kris juga bekerja secara strategis dengan membuat bingung, pecah-belah dan membajak Gereja. Di Amerika, banyak sekte seperti Mormon, Saksi Jehovah dan Christian Science lahir. Para Anti Kris mengacaukan dan menetralisir Kekristenan dengan ajaran-ajaran palsu. Bidaah-bidaah baru telah dipromosikan secara dahsyat. Pasifisme telah dipromosikan dan obsesi demam pengangkatan dengan nubuatan-nubuatan akhir zaman telah sangat banyak membingungkan banyak orang Kristen.

Kebanyakan denominasi-denominasi arus-utama Protestan telah disusupin oleh kaum anti-kris, melalui teolog-teolog liberal, yang telah mengeluarkan isi perut (menghancurkan) banyak Gereja Protestan dan menghasilkan generasi-generasi yang lemah dan tak bertulang. Para teolog liberal ini yang mengkotbahkan dan mempropagandakan suara Iblis dari mimbar dan sekolah-sekolah teologi bahwa “Tuhan sudah Mati”(Death of God Theology)”; Yesus bukan (satu-satunya)Tuhan & Juruselamat, tetapi hanya seorang guru agama dan dukun saja” ; “Kisah-kisah di Alkitab sebagian besar berisi dongeng-dongeng/mitos”; banyak jalan ke surga; Tidak ada Mujizat; Homoseksualitas/Lesbianisme diperbolehkan oleh Alkitab/Tuhan (Bukan dosa); Manusia bukan ciptaan Tuhan, tetapi dari perkembangan binatang (Evolusi Theistis). Sebagai hasilnya, 50% Umat Kristen di Barat (AS & Eropa) adalah kekristenan yang terhilang, mati, strok, hambar, tak memiliki kuasa, tanpa pertobatan, tak punya semangat misi, sinkretis, pro aborsi dan pro gerakan homoseks/lesbi. Gereja dihancurkan dari dalam.

Sementara itu, filsafat-filsafat baru seperti teori Evolusi Darwin, Komunisme Marx, sosialisme, liberalisme, rasionalisme dan psikologi Freud menyerang pandangan Kristen tradisional tentang Kehidupan dan sejarah. “Higher Critics” Jerman menyerang keabsahan historis Alkitab. Paus juga memproklamasikan Konsepsi Perawan Maria Tanpa Dosa. Konsili Vatikan yang pertama mendeklarasikan bahwa Paus tidak bisa berbuat salah/keliru pada tahun 1870. Berhala-berhala abad 20 adalah Atheisme, humanisme dan Komunisme.

Baca juga  Stunting: Pengertian, Gejala, Penyebab, Dampak, Pengobatan dan Pencegahan, Kondisi di Indonesia

Kaum Anti Kris telah menargetkan untuk menguasai 5 institusi pembentuk budaya yang utama untuk disusupin: institusi-institusi pendidikan, industri hiburan, media berita, institusi agama dan institusi-institusi politik.Dengan strategi Sekularisasi dan Revolusi para anti-kris menjalankan misi dan manipulasi mereka yang jahat dan mengerikan.

Dengan sekularisasi mereka menghancurkan dan merusak kehidupan rohani Barat.Jumlah aktual orang yang terbunuh, cacat, terluka lebih banyak dari perang-perang dunia yang mereka gagas. Sekularisasi Eropa dan kehancuran standar-standar moral, bertepatan dengan timbulnya kembali semangat Revolusi dan Marxisme-Komunisme.

Karl Marx berkata,”Medan pertempuran pertama adalah dengan menulis ulang sejarah”. Murid-murid Marx telah menjadi sangat sibuk, melalui lembaga-lembaga pendidikan maupun industri hiburan, dalam menulis ulang sejarah. Sejarah bisa direkayasa dengan merusak dan menaklukkan “pikiran” atau “pandangan dunia” sebuah masyarakat/bangsa dan menyusun dan menafsir ulang realitas.

Kaum revolusioner Marxis, humanis sekuler, atheis dan evolusionis telah sepenuhnya menginfiltrasi kebanyakan universitas-universitas Eropa dan Amerika Utara, sehingga saat ini Allah tidak saja dibuang dari kurikulum, tetapi Kekristenan dan sumbangsih-sumbangsihnya yang luar biasa bagi peradaban dimarginalisasi, diabaikan atau difitnah. Bahkan ilmuwan-ilmuwan Kristen yang menyokong Intelligen Design tanpa ampun diusik di lembaga-lembaga pendidikan tinggi. Sebagai ganti pendidikan, yang mengajar orang bagaimana berfikir, kita kebanyakan sekarang mengalami indoktrinasi.

Kaum humanis sekuler yang anti-kristen telah mendominasi industri hiburan selama satu abad lebih, mengsubversi keluarga dan merusak moralitas di mana saja. Sebagian besar Media massa juga telah menjadi sangat dikuasai oleh kaum humanis sekuler yang berprasangka terhadap Kekristenan. Media massa humanis sekuler umumnya mengabaikan penganiayaan terhadap orang-orang Kristen oleh pemerintah-pemerintah komunis dan Ismail. Melalui fokus dan distorsi realitas yang selektif, media massa secara efektif mencuci otak generasi-generasi Kristen sehingga orang-orang membenci nilai-nilai Kristen dan mengidolakan musuh-musuh iman Kristen.

Sebagai hasil penyusupan oleh kaum humanis sekuler pada lembaga-lembaga pendidikan, industri hiburan, media berita dan lembaga-lembaga agama, maka penguasaan atas lembaga-lembaga politik sudah tidak dapat dielakkan. Mereka yang menyuarakan nilai-nilai kekudusan hidup, kekudusan seks, kebajikan dan hukum-hukum Tuhan dikecam dan difitnah sebagai bahaya bagi masyarakat. Kebanyakan bangsa-bangsa sekarang ini kelihatannya sudah diatur/diperintahi oleh partai-partai politik yang tekun melakukan bunuh diri nasional dan menjual habis kedaulatan nasional mereka kepada kaum Globalis/Internasionalis.

Melihat balik lebih dari 100 tahun terakhir ini, kita bisa memahami bagaimana kaum anti-kris secara sistematis telah menbajak peradaban Kristen.

Kelompok Tatanan Dunia Baru telah menggunakan perang-perang, depresi ekonomi dan resesi dan pengawasan jumlah penduduk untuk merusak Peradaban Barat dan menjalankan Agenda Globalis mereka.

Dalam sebuah pernyataan kepada Dewan Bisnis PBB pada September 1995, David Rockefeller berkata:”Kita sedang di ambang transformasi dunia. Semua yang kita butuhkan adalah krisis besar/utama hak maka bangsa-bangsa akan menerima Tatanan Dunia Baru”. Penghancuran banyak kaum kelas menengah melalui krisis finansial tahun 2008 yang menyebabkan kebangkrutan ekonomi, berjuta-juta orang kehilangan pekerjaan, tabungan dan rumah. Peristiwa-peristiwa besar dunia tidak terjadi karena faktor kebetulan. Tetapi peristiwa-peristiwa itu dibuat agar terjadi, apakah itu yang berkaitan dengan isu isu nasional dan internasional, semuanya dikontrol para pendukung Globalisme ini.

Strategi lain mereka adalah dengan merekayasa demografis.Melalui taktik penguasaan populasi yang agresif, mereka mempromosikan pengawasan kelahiran, aborsi, sterilisasi, kaum globalis ingin secara dramatis mengurangi populasi Eropa dan Amerika. Kemudian, dengan mendestabilisasi pemerintah-pemerintah yang stabil di Afrika, Asia dan Amerika Selatan, dan mengadakan kehancuran ekonomi, gerakan penduduk pengungsi yang sangat banyak didorong masuk ke Eropa, Amerika Utara, Afrika Selatan dan Australia. Dengan mengurangi secara dramatis jumlah penduduk negara-negara yang yang secara tradisional Kristen dan meledakkan populasi ras-ras yang sebagian besar kaum penyembah berhala dan anti-kristen, tujuannya adalah perubahan dramatis dalam demografi dan kematian Barat. Penurunan angka kelahiran yang tajam orang-orang Eropa dan masuknya imigran-imigran Ismail secara massif ke Eropa, misalnya, diharapkan menghasilkan transformasi Eropa menjadi Eurabia (Eropa yang mayoritas Arabis). Tujuan semua ini adalah sebuah populasi dunia yang lebih gampang dimanipulasi dan dikuasai oleh kaum Globalis untuk Tatanan Dunia Baru mereka.

Baca juga  ‘From Zero to Hero’: Peran Penting Ibu dalam Menjaga Kesehatan Generasi Mendatang

Tujuan Tatanan Dunia Baru adalah menghancurkan negara-negara yang berusaha menegakkan nilai-nilai Kristen.

Tritunggal: Bagaimana kita bisa melawan Tatanan Dunia Baru?

Jerry Rumahlatu:

Kebanyakan umat Kristen hampir tidak memperhatikan bahwa para anti-kris telah membajak sekolah-sekolah dan telah terus mengirim anak-anak mereka ke lembaga-lembaga cuci otak yang anti-kristen. Sekolah-sekolah teologia (seminari) telah disusupi oleh teolog-teolog liberal dan orang-orang yang menganut Evolusi Theistik. Akibat rusaknya kekristenan yang Alkitabiah pada banyak denomininasi itu sama dengan berkembangnya kanker dalam tubuh orang yang sehat.

Pada Konferensi Misi Sedunia yang pertama di Edinburgh pada tahun 1910, para delegasi sudah mengharapkan penyelesaian Amanat Agung dalam generasi mereka. Akan tetapi, pada waktu itu, tak seorangpun di tahun 1910 yang akan mengantispasi kejatuhan besar-besaran banyak bangsa kepada komunisme, ideologi-ideologi palsu dan kekafiran (kaum kafir). Tidak ada yang meramalkan bahwa Gereja akan mengalami kemunduran yang sangat besar setelah meraih kemenangan besar di abad 19. Tidak ada yang menyangka Gereja-gereja sendiri berubah, begitu cepat dibajak kaum anti-kris sehingga Gereja dan umat Tuhan sampai bisa misalnya meragukan keberadaan Iblis atau neraka, atau menerima gerakan LGBT padahal sudah ditegaskan di dalam Alkitab sebagai kejahatan dan kejijikan.

Ketajaman rohani sudah sangat menurun dalam rata-rata Gereja Barat. Sensasionalisme, materialisme, pengkultusan terhadap penginjil-penginjil TV dan penyembuh-penyembuh iman telah membelokkan banyak umat Kristen dari menggenapi Amanat Agung.

Sikap tidak mau menuruti Firman Hukum-hukum Tuhan telah menghancurkan Gereja. Sikap kompromi, menyerah, kalah dan eskapisme teologis telah menetralisir banyak gereja. Musik duniawi, kebaktian-kebaktian yang lebih bersifat entertainment daripada mendidik, telah merusak daya tahan/perlawanan Kristen terhadap Tatanan Dunia Baru.

Jadi, cara pertama kita menghadapi para anti-kris adalah, kita perlu mengenal musuh kita. “UmatKu binasa karena kurang pengetahuan…” (Hosea 4:6).Kita perlu mengenal taktik-taktik mereka. Kedua, “Gereja harus mengontrol dunia pendidikan” kata Luther. Kita tidak boleh membiarkan anak-anak kita dididik di lembaga-lembaga pendidikan yang dikontrol para anti-kris. “Dididklah mereka (anak-anak) di dalam ajaran dan nasehat Tuhan”. Kita juga harus bisa mengontrol bidang-bidang strategis lainnya. Ketiga, Umat Kristen Protestan harus mempunyai keluarga besar dan menjamin bahwa mereka dididik dalam kasih dan takut akan Tuhan. Pengajaran merupakan bagian integral Amanat Agung dan karena itu merupakan bagian yang sangat diperlukan dari misi kita. Orang-orang tua Kristen dan pemimpin-pemimpin gereja harus memberikan prioritas tinggi untuk mendirikan dan mendukung sekolah-sekolah Kristen Protestan. Keempat, kita back to basic, kembali ke iman/semangat Rasuli, kembali ke Alkitab, kembali ke semangat Reformasi Protestan. Kaum Protestan Injili harus bangkit lagi untuk mengubah dunia, untuk mengubah peradaban kembali. Kelangsungan hidup Barat bergantung pada Revivalisme Kristen Protestan. Kita harus tetap memberitakan Injil karena “dunia bergantung kepada kita, kaum Protestan Injili. (Hotben Lingga)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here