Jakarta, Suarakristen.com
Sambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-74, Puluhan Organisasi massa Kristen menyampaikan refleksi, harapan dan sikap, khususnya mengenai makna Kemerdekaan, di Restoran Handayani, Jakarta Timur (15/8/19)
Para pimpinan organisasi yang hadir dalam acara refleksi dan konferensi pers tersebut antara lain Yerry Tawalujan, M.Th. (Ketua Umum Gerakan Kasih Indonesia/Gerkindo), Pdt. Harsanto Adi, M.Th. (Ketua Umum DPP Asosiasi Pendeta Indonesia (API)), Pdt. Dr. Jerry Rumahlatu (Ketua Umum DPP Perkumpulan Cendekiawan Protestan Indonesia (PCPI)), Hotben Lingga, M.Th. (Sekjen PCPI), Djasarmen Purba, SH, M.H. (Ketum DPP MUKI), Pdt.Mawardi Zega (Sekjen MUKI), John Nainggolan, S.Hut (Ketum AKG), Joshua Tewuh (Ketua Umum Indonesian Christian Watch), Pdt. Dr. Antonius Natan (Lumbung Yusuf), Alex Litaay (Mantan Ketua Umum GAMKI), Edward Simanjuntak (Salah seorang Ketua Partisipasi Kristen Indonesia (Parkindo)),
Lana Koentjoro, S.H.(Ketum DPP Perempuan Indonesia Maju).
Menurut Pdt. Yerry Tawalujan selaku inisiator acara ini,’Acara ini merupakan bentuk ungkapan syukur kepada Tuhan karena Indonesia kini memasuki HUT yang ke-74. Semua komponen bangsa termasuk umat Kristen, khususnya ormas Kristen, patut menjadikan HUT RI ke-74 ini sebagai momentum untuk melakukan refleksi, renungan dan kilas balik 74 Tahun NKRI, khususnya tentang problem dan tantangan-tantangan tekini maupun antisipasi masa depan Pertemuan ini untuk memaknai arti kemerdekaan RI ke-74 yang jatuh pada 17 Agustus 2019 mendatang.
Tambah Yerry Tawalujan,”Kita sudah 74 tahun merdeka tetapi kemerdekaan full, kemerdekaan penuh sebenarnya belum begitu dirasakan. Kita negara merdeka apalagi sudah 74 tahun merdeka seharusnya tidak ada lagi masalah stunting, gizi buruk, masalah orang harus mengungsi secara terpaksa, contoh yang sekarang lagi cukup viral apa yang terjadi di Papua.Negara yang merdeka secara penuh seharusnya tak ada lagi intimidasi bagi umat beragama untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. Hal ini menjadi salah itu isu yang ditekankan bersama.
Yerry menyatakan, Sebagai ormas/lembaga Kristen,kami tergerak untuk memperjuangkan aspirasi, hak azasi dan kepentingan nasional. Kami tidak bisa mengklaim mewakili umat Kristen, tidak, sama sekali tidak. Tetapi kami turut memperjuangkan suara dari umat Kristen yang di tempat-tempat tertentu merasa masih jauh dari kemerdekaan, dengan terkungkungnya kebebasan kemerdekaan untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing.
Beberapa pokok penting refleksi dan pernyataan Ormas-ormas Kristen tentang Makna Kemerdekaan antara lain:
1.Kemerdekaan bagi setiap umat beragama untuk menjalankan ibadah sesuai kepercayaan dan agamanya masing-masing.
– Tidak boleh lagi ada intimidasi apalagi pelarangan ketika umat beragama ingin menjalankan ibadah sesuai kepercayaannya.
– Kami mendukung aparat keamanan untuk secara tegas menindak oknum-oknum yang bertindak seolah berada diatas hukum dan melakukan pelarangan umat untuk beribadah.
2. Kemerdekaan bagi penganut aliran kepercayaan untuk mengekpresikan dan menjalankan ibadah sesuai kepercayaannya.
– Aliran kepercayaan sesungguhnya adalah agama asli nusantara yang telah ada di bumi Indonesia ratusan tahun sebelum masuknya agama-agama yang sekarang diakui resmi di Indonesia.
3.Kemerdekaan setiap penduduk Indonesia untuk mendapatkan penghidupan yang layak, secara khusus bebas dari masalah gizi buruk dan stunting
4. Kemerdekaan bagi anak-anak muda usia produktif untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Oleh karena itu mereka layak diberdayakan, ditingkatkan keahlian SDM-nya dan diberikan bantuan ketersediaan lapangan pekerjaan.
5. Kemerdekaan mempertahankan budaya asli nusantara dari serbuan budaya luar yang bukan Indonesia.
-Kembali ke jati diri Indonesia dengan budaya aslinya. Indonesia bukan barat bukan juga Arab.
– Indonesia harus merdeka dari serbuan budaya asing.
6. Kemerdekaan untuk mempertahankan NKRI berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.
– Kemerdekaan mempertahankan NKRI berdasarkan Pancasila menuntut ketegasan Pemerintah bukan hanya untuk membubarkan ormas-ormas intoleran anti Pancasila tapi juga membersihkan aparat sipil negara di semua kementerian, BUMN, Universitas dan lembaga-lembaga pendidikan dari orang-orang yang terpapar paham khilafah.
7.Kemerdekaan bagi Presiden untuk memakai hak prerogatifnya menentukan pembantu-pembantunya dalam kabinet.
Presiden harus bebas dan merdeka dari pengaruh Ormas, Relawan, bahkan Partai Politik dalam menentukan dan mengangkat pembantu-pembantunya yang akan duduk sebagai Menteri dalam Kabinet 2019-2024
Sebelum mengadakan konferensi pers tersebut, para pimpinan ormas Kristen tersebut mengadakan audiensi dengan Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pdt. Gomar Gultom, M.Th., di Gedung Graha Oikumene PGI.
Dalam silaturahmi dengan puluhan pimpinan ormas Kristen tersebut, Pdt. Gomar Gultom, menyampaikan harapan agar ormas-ormas Kristen bisa meningkatkan sinergi,kemitraan atau kerja-sama strategis dengan PGI, misalnya dalam pengkajian-pengkajian, diskusi dan bentuk kemitraan lain.
Secara khusus Pdt. Gomar Gultom mengharapkan agar Ormas Kristen lebih pro-aktif meningkatkan partisipasi dalam pembangunan nasional di segala bidang dan lebih cerdas dalam merespons dinamika sosial, budaya dan politik kontemporer di tanah air. Umat Kristen dan ormas Kristen harus memberikan kontribusi besar untuk mewujudkan Indonesia unggul.
(Olavio Lutherson PL)