Jakarta, Suarakristen.com
“Intervensi dan penetrasi teknologi dalam keberlangsungan peradaban bangsa tidak bisa ditawar lagi, sehingga diperlukan percepatan regenerasi kepemimpinan di semua lini,” ungkap Imanta Ginting selaku Sekretaris Jenderal Jokowi Centre.
Terkait penyusunan Kabinet Jokowi jilid II sudah sepantasnya mengakomodir unsur-unsur generasi muda atau sering disebut milenial. Hal ini menjadi sebuah tuntutan karena penyelenggaraan negara ke depannya membutuhkan sumber daya manusia yang betul-betul bisa beradaptasi dan memimpin perubahan dengan cepat melalui kemampuan pemanfaatan dan temuan teknologi dalam meretas kekakuan birokrasi menjadi fleksibel dan terukur. Pengelolaan anggaran yang transparan dan disiplin aparatur negara yang mudah dikendalikan melalui pemanfaatan dan temuan-temuan teknologi tersebut.
Di samping itu karena kepemimpinan bangsa bukan hanya sebatas trackrecord-nya di sektor privat dan unsur milenial, tapi lebih kepada urusan negara yang mendasar seperti: ideologi, chauvinis, psikologi-politik dan kepemimpinan. Negara bukan mengenai untung-rugi tetapi untuk kebaikan bangsa dan negara secara berkelanjutan, maka unsur milenial yang dimaksud juga haruslah yang punya pengalaman dan proses pendidikan nilai kebangsaan yang terukur, profil-profil seperti ini dapat kita temukan dari alumni atau kader-kader organisasi kebangsaan yang berskala nasional seperti Kelompok Cipayung (GMKI, PMII, HMI, PMKRI & GMNI), yang memang memiliki kurikulum pendidikan kader bangsa di samping pendidikan formal mereka di perguruan tinggi.
“Sebagaimana telah beredar nama-nama mantan Ketua Umum Kelompok Cipayung sebagai calon Menteri Jokowi jilid II saya pikir kader-kader organisasi kebangsaan seperti Ini sudah tepat dan cocok karena mereka mereka ini sudah teruji dalam memimpin organsasi dan terbiasa dalam kegiatan-kegiatan berskala nasional dan internasional,” ujar Imanta Ginting.