TKN Jokowi-Ma’ruf Amin: Jokowi Visioner Persiapkan Kemajuan Bangsa Menguasai Teknologi, Prabowo Disibukkan Retorika Pribadi

0
787

Jakarta, Suarakristen.com

Pancasila menjadi haluan kebijakan negara, tidak ada satu kekuatanpun bisa merubahnya

1). Pemaparan visi-misi Jokowi dan Prabowo menunjukkan kontrasting yang dipengaruhi karakter pemimpin. “Pak Jokowi selalu terdepan dengan kejutan diksi penuh arti. “Dilan”: Digital Melayani, ditampilkan sebagai kredo kemajuan tata pemerintahan yang akan dilakukan. Dilan hadir sebagai gagasan realistis, kedepankan modernitas berbasis teknologi digital dan penuh optimisme.

Sebaliknya, apapun tema debat, Pak Prabowo selalu berkutat pada persoalan korupsi stadium 4, namun tanpa ketegasan di dalam menindak 6 caleg koruptor Gerindra. Tidak satunya kata dan perbuatan, meruntuhkan seluruh gagasan Pak Prabowo tentang pemerintahan yang bersih”

2). Maka tampilan debat kedua pemimpin tidak bisa dilihat dari lantang tidaknya berbicara, namun dari gagasan otentik pemimpin yang disatu sisi menjawab persoalan bangsa dan disisi lain menyampaikan visi terbaik demi kepentingan bangsa.

“Gagasan Prabowo menciptakan pemerintahan yang kuat dan bersih langsung tereliminasi karena ketidakmampuan mendorong Gerindra terdepan dalam memberantas korupsi. Sementara pendekatan pertahanan hanya dari aspek memerbesar anggaran bukanlah solusi”

3). Sementara Jokowi lebih menampilkan pemahaman penguasaan teknologi, kedepankan peningkatan SDM demi penguasaan rancang bangun industri persenjataan.

“Gagasan politik luar negeri Prabowo lebih kompromistis, bersahabat dengan semua negara, sementara Jokowi mampu menangkap esensi dasar politik luar negeri bebas aktif yang berpihak pada kepentingan nasional dan tanggung jawab mewujudkan persaudaraan dunia”

4). Maka Debat ke-4 kembali menampilkan perbedaan karakter Jokowi yang visioner, berfokus pada SDM, dan bertumpu pada kemajuan teknologi, sementara Prabowo tampil biasa.

“Hal yang menggembirakan, bahwa ideologi bangsa Pancasila diyakini sebagai pemersatu dan kesepakatan bersama, dan tidak ada satu kekuatan manapun yang bisa menggantinya”

Baca juga  Kelas Menengah Ambyar, Mimpi Indonesia Emas pun Bubar

Hasto Kristiyanto
_Sekretaris TKN_

Pancasila menjadi haluan kebijakan negara, tidak ada satu kekuatanpun bisa merubahnya

1). Pemaparan visi-misi Jokowi dan Prabowo menunjukkan kontrasting yang dipengaruhi karakter pemimpin. “Pak Jokowi selalu terdepan dengan kejutan diksi penuh arti. “Dilan”: Digital Melayani, ditampilkan sebagai kredo kemajuan tata pemerintahan yang akan dilakukan. Dilan hadir sebagai gagasan realistis, kedepankan modernitas berbasis teknologi digital dan penuh optimisme.

Sebaliknya, apapun tema debat, Pak Prabowo selalu berkutat pada persoalan korupsi stadium 4, namun tanpa ketegasan di dalam menindak 6 caleg koruptor Gerindra. Tidak satunya kata dan perbuatan, meruntuhkan seluruh gagasan Pak Prabowo tentang pemerintahan yang bersih”

2). Maka tampilan debat kedua pemimpin tidak bisa dilihat dari lantang tidaknya berbicara, namun dari gagasan otentik pemimpin yang disatu sisi menjawab persoalan bangsa dan disisi lain menyampaikan visi terbaik demi kepentingan bangsa.

“Gagasan Prabowo menciptakan pemerintahan yang kuat dan bersih langsung tereliminasi karena ketidakmampuan mendorong Gerindra terdepan dalam memberantas korupsi. Sementara pendekatan pertahanan hanya dari aspek memerbesar anggaran bukanlah solusi”

3). Sementara Jokowi lebih menampilkan pemahaman penguasaan teknologi, kedepankan peningkatan SDM demi penguasaan rancang bangun industri persenjataan.

“Gagasan politik luar negeri Prabowo lebih kompromistis, bersahabat dengan semua negara, sementara Jokowi mampu menangkap esensi dasar politik luar negeri bebas aktif yang berpihak pada kepentingan nasional dan tanggung jawab mewujudkan persaudaraan dunia”

4). Maka Debat ke-4 kembali menampilkan perbedaan karakter Jokowi yang visioner, berfokus pada SDM, dan bertumpu pada kemajuan teknologi, sementara Prabowo tampil biasa.

“Hal yang menggembirakan, bahwa ideologi bangsa Pancasila diyakini sebagai pemersatu dan kesepakatan bersama, dan tidak ada satu kekuatan manapun yang bisa menggantinya”

Baca juga  “Tebusan Dosa” Kisah Tegarnya Perjuangan Seorang Ibu dalam Balutan Drama Pencarian Anak

Hasto Kristiyanto
_Sekretaris TKN_

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here