Jakarta, Suarakristen.com
Kejadian pembunuhan dan disertai pemerkosaan di Ogan Komering Ilir yang menimpa calon pendeta muda Melinda Wati (24) merupakan tindakan yang sangat tidak manusiawi. Kejadian pemerkosaan sekaligus pembunuhan tersebut juga disertai oleh aksi kekerasan terhadap seorang anak berusia 9 tahun yang ikut menemani korban MW dalam perjalanan pulang kerumah. Atas peristiwa tersebut anak yang ikut menjadi korban mengalami trauma akibat cekikan dari korban hingga pingsan. Atas kejadian tersebut mengingatkan kita pada catatan kasus-kasus pembunuhan sepanjang tahun 2018, Mabes polri mencatat ada 625 kejadian dan untuk kasus pemerkosaan menurut data dari KPA melalui siaran pers catatan tahunan (CATAHU) tahun 2018 sebanyak 3.528 kasus pemerkosaan di ranah publik.
Besarnya kasus-kasus tersebut tentu membuat masyarakat bertanya-tanya akan tangungjawab perlindungan keamanan yang harus dihadirkan pemerintah melalui aparat kepolisian.
Mengamati kejadian tersebut maka, Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Indonesia (PP GMKI) melalui ketua Umum Corneles Galangjingjinai pertama menyampaikan turut berduka cita atas kejadian tersebut, selanjutnya mengutuk keras tindakan pembunuhan tersebut dan meminta pemerintah serius dalam menangani kasus tersebut.
“Kami meminta perhatian pemerintah tidak hanya aparat kepolisian namun juga Presiden RI Joko Widodo, karena peristiwa ini sangat melukai umat Kristiani diseluruh penjuru tanah air dan terhadap pelaku kami mengharapkan dihukum seberat-beratnya”.
Kejadian pembunuhan sekaligus pemerkosaan yang menimpa Melinda Wati dan kekerasan yang dialami anak 9 tahun yag bersamanya harus dilihat lebih luas sebagai sebuah kejadian yang menggambarkan ambruknya bangunan moralitas dan sebuah keadaan yang sewaktu-waktu dapat menimpa siapapun. Kejadian ini pun dapat terus terulang kembali jika pemerintah tidak serius menangani persoalan perempuan dan perlindungan anak.
PP GMKI Berharap tidak boleh lagi ada kejadian pembunuhan, pemerkosaan dan penganiayaan terhadap perempuan-perempuan indonesia.
“Kami harus tegaskan ini kejadian terakhir, tidak boleh ada lagi korban seperti itu siapapun dia terlebih kepada pendeta karena bagi kami orang Kristen pendeta adalah hamba Tuhan yang sangat kami hargai dan hormati.Kejadian ini betul-betul menyayat hati kami semua orang Kristen” ujar ketua Umum GMKI Corneles
Terakhir terhadap keluarga besar korban yang ada di kepulauan Nias PP GMKI berharap untuk tetap tabah, iklas dan menyerahkan semua proses hukum kepada pemerintah.