Oleh: Pdt. Anna Vera Pangaribuan
Selamat pagi untuk kita semua, kiranya kasih karunia dari Yesus Kristus menyertai kehidupankita sekalian.
Mazmur 31-6, Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; Engkau membebaskan aku, ya TUHAN, Allah yang setia.
Biasanya beberapa orang yang mengalami galau, stress, dan penuh dengan beban akan mencari cara untuk tidak berada didalam situasi itu. Istilah buang suntuk juga menjadi trend apabila sudah pergi jalan-jalan suatu tempat. Sikap jalan-jalan itu baik, tetapi ada pula yang mengurung diri selama beberapa hari di rumahnya bahkan sampai bunuh diri karena beratnya pergumulan yang dia alami. Satu hal yang pasti di dalam hidup kita ini adalah ketika Adam dan Hawa memakan buah yang dilarang oleh Allah maka kita semua manusia menjadi berdosa, ketika kita berdosa maka persoalan menjadi saudara kita di dalam kehidupan ini. Buktinya adalah tidak ada satupun manusia waras yang tidak mempunyai persoalan terlepas persoalan itu berat atau ringan. Ketika kita mempunyai pergumulan dan persoalan, apakah yang mau kita lakukan ? Kemana kita harus pergi ? Bagaimana mengatasi persoalan itu?
Daud juga mengalami hal yang sama, meskipun Dia seorang yang dipilih Allah untuk menggantikan Saul untuk memimpin umat Israel. Pergumulan Daud pada waktu itu adalah jiwanya yang tertekan oleh dunia ini. Penderitaan jiwa Daud lebih diperhatikan disini untuk lebih memberikan perhatian kepada jiwanya dibandingkan dengan kepentingan badaniah. Salah satu upaya Daud adalah menyerahkan nyawanya kepada Allah bukan kepada dunia ini. Dalam situasi apapun jiwa Daud pada saat mengalami kesukaran tetap dia hanya percaya dan yakin menyerahkan nyawanya kepada Allah saja. Pemahaman lebih dalam lagi adalah bahwa manusia hanya bisa membunuh jasmani kita tetapi rohani kita adalah milik Allah dan harus kembali kepada Allah. Penderitaan dunia ini hanya mampu menyita dan mengekang badan kita tetapi tidak pikiran kita atau jiwa kita untuk tetap percaya dan setia kepada Allah.
Saudaraku kekasih, itulah yang membuat Paulus bertahan memberitakan Injil. meskipun badannya dipenjarakan oleh penguasa pada waktu itu tetapi jiwanya tetap di dalam perlindungan Yesus Kristus. Begitu juga dengan sauadara kita yang kita kenal dengan sebutan Ahok, yang mempunyai komitmen bahwa manusia bisa saja memenjarakan saya tetapi tidak memenjarakan hati dan pikiran saya.
Untuk itu sauadaraku marilah kita merenungkan apakah pikiran dan hati kita saat ini dipenjarakan oleh dunia ini ? memang badan kita tidak dipenjara pada saat ini tetapi itu belum tentu pikiran kita bebas dari kurungan dunia ini. Bila demikian, maka kita harus menyerahkan nyawa kita kepada Allah agar kita bebas dari kurungan dunia ini terhadap jiwa kita. menyerahkan jiwa bukan diartikan pasrah untuk mati, tetapi lebih fokus pada jiwa adalah miliki Allah dan Allah lebih berhak akan jiwa kita. amin
HAPPY DAY
Selamat beraktivitas untuk kita semua
Salam Marturia
Pdt. Anna Pangaribuan