Beijing, Suarakristen.com
Delegasi Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) sebanyak 19 orang melaksanakan studi banding ke Republik Rakyat Tiongkok pada tanggal 17-23 November 2018. Pada kunjungan ini, GMKI membahas berbagai isu antara lain terkait hubungan antar agama dan budaya, serta perkembangan ekonomi dan teknologi. Tema studi banding dan dialog ini adalah “Pancasila: Energi Indonesia untuk Dunia”.
Dalam pertemuan di kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Tiongkok dan Mongolia, Duta Besar Djauhari Oratmangun menyampaikan tentang pertumbuhan ekonomi dan e-commerce, serta perkembangan hubungan Indonesia-Tiongkok.
“China adalah salah satu mitra dagang strategis Indonesia karena saat ini, ekspor terbesar Indonesia dikirim ke negara China. Ada banyak produk Indonesia yang dikonsumsi oleh masyarakat Tiongkok,” kata Djauhari dalam sambutannya di kantor Kedubes pada hari Minggu, 18 November 2018.
Djauhari mengatakan bahwa saat ini ekonomi Indonesia sedang baik-baiknya dengan tingkat pertumbuhan di angka 5,2%. Apabila tembus di angka 6%, maka ekonomi Indonesia akan semakin kuat dan masuk sebagai negara 5 besar dunia.
“Pertumbuhan ekonomi saat ini semakin cepat dengan adanya teknologi dan e-commerce. Oleh karena itu pemerintah Indonesia terus berupaya untuk meningkatkan ekspor kita, seperti baru-baru ini melakukan pameran produk-produk Indonesia untuk membuka pasar bagi para pelaku usaha di Indonesia,” ujarnya.
Djauhari meminta agar pemuda Indonesia, terkhusus anggota-anggota GMKI untuk dapat memanfaatkan perkembangan teknologi dengan berinovasi dan mengembangkan produk-produk yang berkualitas dan siap bersaing dengan produk negara lain.
Menutup sambutannya, Djauhari menyampaikan apresiasi atas kunjungan studi banding ini.
“Kunjungan GMKI menunjukkan bahwa kerja sama Indonesia-Tiongkok tidak hanya politik dan ekonomi, tetapi juga dialog antar masyarakat termasuk organisasi kepemudaan guna memupuk rasa saling memahami dan persahabatan. Terima kasih Kedubes Tiongkok di Jakarta yang telah menfasilitasi kunjungan ini,” pungkasnya.
Sahat Martin Philip Sinurat, Koordinator delegasi GMKI menyampaikan bahwa dalam hubungan bilateral antar negara, tidak hanya terjalin hubungan pemerintah dengan pemerintah, namun penting terjalin hubungan antara orang dengan orang dan organisasi dengan organisasi.
“Hal tersebut yang menjadi tujuan kami datang ke Tiongkok. Selain membangun hubungan dan saling mengenal satu sama lain, kami juga mencoba melihat potensi pasar untuk produk-produk Indonesia dan peluang kerjasama, baik dalam bidang pendidikan, agama, budaya, pengembangan startup, dan lainnya,” kata Sahat yang merupakan mantan Ketua Umum Pengurus Pusat GMKI masa bakti 2016-2018.
Selain bertemu Duta Besar RI, delegasi GMKI mengunjungi salah satu gereja tertua di Beijing dan berdialog dengan pimpinan Gereja disana. Para delegasi juga akan mengunjungi kantor Alibaba dan Huawei, serta bertemu Deputi Direktur Biro Hubungan Agama Pemerintah Tiongkok, dan beberapa tempat lainnya.
“Kami ingin menyampaikan pesan bahwa pemuda Indonesia terbuka dengan perbedaan, serta mengutamakan kebersamaan dan kolaborasi untuk membangun dunia yang damai, adil, dan toleran bersama-sama,” kata Sahat.