Jakarta, Suarakristen.com
Sekjen GDD Brigjend Purn Victor E Simanjutak
Banyaknya fitnah dan isu hoax yang menyerang Joko Widodo (Jokowi), bukan berarti membuat elektabilitas mantan Walikota Solo itu turun. Malah, elektabilatas semakin naik tajam dan terus mendapat dukungan dari masyarakat.
Paling tidak, itu menurut pandangan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gerakan Daulat Desa (GDD), Brigjend Pol (Purn) Victor E. Simanjuntak, ketika berdiskusi dengan SimadaNews.com, Jumat (19/10) melalui diskusi WhatsApp.
Menurut pria yang akrab dipanggil Bang Victor ini, sebenarnya sejak sejak Pilpres Tahun 2014 lalu, tidak terhiung isu hoax memfitnah Jokowi. Misalnya saja berita fitnah, bahwa Jokowi adalah keturunan China dari Singapore, dan bukan dari keluarga Muslim, Jokowi PKI dan hoax-hoax lainnya.
“Namun ternyata terpaan fitnah itu tidak berpengaruh, mungkin karena Jokowi bukan Jenderal, bukan pula berdarah biru, dan bukan konglomerat, sehingga akhirnya dapat memenangkan pertarungan pilpres 2014 itu,” kata Bung Victor.
Mantan Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dir Tipideksus) Mabes Polri ini, melanjutkan, setelah Jokowi menjadi Presiden, serangan hoaks pun masih berlanjut. Tuduhan antek asing-aseng, menumpuk hutang, harga bahan pokok melambung, otoriter, menjual sumber daya alam ke pihak asing, dan fitnah-fitnah keji lainnya, makin terus berlanjut bahkan semakin sering dilakukan kubu yang seberang.
Tapi apa yang terjadi? tanya Bung Victor. Hasil survei Tahun 2017 lalu membuktikan bahwa 84 persen masyarakat di Indonesia sangat terganggu dengan hoax, dan berita hoax yang menyudutkan Jokowi justru melambungkan elektabilitas mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Menurut Victor, kegagalan-kegagalan jurus politik hoax tersebut untuk menghancurkan Jokowi, sepertinya membuat para dalang politik sedikit merubah cara kerja, yakni dengan cara mengkampanyekan #2019gantipresiden, pemborosan infrastruktur, dan yang lebih kocak adalah melakukan demo di depan warung jualan goreng pisang milik putra Jokowi, serta beberapa isu hoax politik lainnya.
Bahkan terakhir, sebut Bung Victor, jurus hoax tentang penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet. Tetapi, jurus itu tidak ampuh dan rakyat justru cuek-bebek terhadap isu-isu tersebut dan malah semakin merapatkan barisan untuk mendukung Jokowi.
Victor mengungkapkan, fakta-fakta tersebut dapat disimpulkan, bahwa jika strategi hoax, fitnah, hujat dan politisasi murahan sejenis itu tetap dilakukan, maka elektabilitas Jokowi justru akan semakin melambung.
“Bisa-bisa pada Pilpres 17 April 2019 nanti, suara Jokowi mencapai di atas 65 persen, bahkan 70 persen ataupun 75 persen. Itu akan semakin membuktikan bahwa hoax memang tidak disukai masyarakat Indonesia. Disimpulkan bahwa strategi Hoax ini berhasil saat digunakan oleh Capres Donald Trump saat Pilpres Amerika tahun 2016, tapi akan gagal untuk Pilpres di Indonesia,” pungkasnya.
Victor menambahkan, sebenarnya selama Pilpres ini, jauh lebih baik adu program dan gagasan, adu rekam jejak dan prestasi masing-masing untuk sekaligus memberi keteladanan politik pada masyarakat pemilih.
“Ingat, rakyat adalah tuannya demokrasi, bahkan adagium tua mengatakan bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan. Sungguh tak baik untuk membohongi dan membodohi rakyat. Dijaman Now ini, dimata kami sebagai Gerakan Daulat Desa hanya Politisi busuk yang bodoh-beballah yang masih saja anggap rakyat bahkan orang desa itu bodoh serta mudah mereka bohongi dan bodohi. Kami akan lawan siapapun Politisi itu,” tegas Victor mengakhiri. (manto/snc)
Sumber: SimadaNews.com-