Oleh: Tigor Mulo Horas.
Rabu (4/9) sore saya silahturahmi ke rumah sahabat saya di dekat kantor kelurahan Semper Barat.
Ustad Budi Harjo, sedang kurang enak badan…tetapi saat saya datang bersama Bro Eko Mardiono, beliau menyambut penuh senyum gembira.
Dalam obrolan kami, beliau bilang insyaallah akan membantu perjuangan kami maju sebagai Caleg Partai Solidaritas Indonesia. Akan tetapi istrinya, ibu Budi Harjo cerita keluhan….pernah mendukung caleg dari partai nganu…..menyesal mendukung dan membantu si caleg itu.
“Kenapa menyesal bu?”, Tanya saya kepada Bu Budi Harjo…
“Bagaimana ndak nyesal Bang Tigor…. janji tinggal janji saja itu caleg. Begitu jadi pindah rumah dan tidak bisa dihubungi lagi??? Mulut manis caleg yang sedang merayu masyarakat, tapi begitu jadi menghilang”…
Ya….begitulah realita di lapangan! Banyak dan mungkin hampir semua begitu-kah?
Saya sudah silahturahmi ratusan kali…semua cerita selalu sama, sama sama penyesalan dari rakyat yang terbuai manisnya mulut politikus ketika merayu suara rakyat.
Dengan sabar saya mendengarkan semua keluhan, dan dengan sabar pula saya berusaha meyakinkan mereka bahwa sekali ini mereka jumpa dengan caleg yang berbeda…
Ya….buat caleg modal DDI (Doa, Dengkul, Ikhlas) seperti saya ini….Apa yang bisa saya beri, selain pencerdasan masyarakat agar bisa menilai atau menganalisa calon wakil rakyat yang akan serius berjuang buat rakyat dan akan ada pula buat rakyat yang memilihnya setelah jadi kemudian.
Saya selalu sampaikan….bahwa saya tidak mau dan tidak akan “salam tiban” dalam bentuk apa-pun, melainkan saya memberi hidup saya demi kepentingan masyarakat banyak di jalur perjuangan politik/parlemen.
Sesuatu yang tidak biasa dan sesuatu yang tidak populer mungkin, tetapi kita harus berani mencoba agar ada perubahan wajah politik INDONESIA. PARLEMEN (Legiatatif) di-isi dengan orang-orang profesional yang mau kerja serius hanya untuk kepentingan rakyat itu saja!
Jangan lagi “manisi” rakyat dengan bualan perekruitan suara, sampaikan apa adanya dan serius-lah hanya bekerja bagi kepentingannya rakyat saja…jangan ada “kepentingan” yang lain-lain lagi.
Intisari Cerita Saat Di Semper Barat, Tigor Mulo Horas.
[Politisi PSI Untuk DPR RI 2019-2024]