Kelompok Cipayung JABAR Siap Mengawal Kampus dari Paham Radikalisme

0
1319

 

 

Bandung, 7 Juni 2018.

 

Berawal dari kegelisahan atas paham Ekstrem yang mewabah di kalangan Mahasiswa sebagaimana dinyatakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kelompok Cipayung Jawa Barat menggelar sebuah diskusi kecil terkait dengan persoalan tersebut di sebuah Cafe Kopi Anjar Jl Bengawan No. 34 Bandung.

 

Masing-masing Pimpinan Kelompok Cipayung Jawa Barat memberikan komentar terkait dengan perhatiannya atas isu radikalisme di perguruan tinggi, mereka pun memberikan pendapatnya atas statemen Prof. Azumardi Azra dan menyoroti sikap Prof. Bermawi, Wakil rektor ITB bidang Kemahasiswaan yang diliput oleh salah satu media nasional.

 

Ketua Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) Jawa Barat, Fachrurizal berpendapat bahwa Berislam itu seharusnya mendorong terwujudnya Visi Islam itu sendiri, yakni membangun Rahmat bagi sekalian alam. Terorisme, radikalisme dan intoleransi bukanlah bagian dari Islam.

 

Selanjutnya terkait dengan pernyataan Prof. Azumardi Azra dan sikap Wakil Rektor ITB bidang Kemahasiswaan, Prof. Bermawi yang saat ini menjadi pembicaraan hangat netizen, Fras (panggilan hangatnya) menyatakan bahwa PKC PMII Jawa Barat bersepaham dengan pernyataan Prof. Azumardi Azra terkait dengan perlunya menghadirkan Kelompok Cipayung yang telah terbukti komitmen kebangsaannya, di setiap Perguruan Tinggi dalam proses pengawalan dan penanganan radikalisme. “Kami juga mendukung sikap Wakil Rektor ITB Prof. Bermawi untuk membubarkan Organisasi Intra Perguruan Tinggi yang mendukung proyek Khilafah Islamiyah.”, Fachrurizal, Ketua PKC PMII Jawa Barat.

 

Koordinator Wilayah 3 Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (Koorwil 3 PP GMKI), Theo Cosner Tambunan pun menyampaikan pendapat bahwa  Paham radikal tidak bisa diberikan ruang di kampus-kampus. Theo (Panggilan akrab Koorwil 3 PP GMKI tersebut) berpendapat salah satu solusi menderadikalisasi Kampus adalah dengan memberikan ruang kepada Kelompok Cipayung yang memang fokus terhadap pengawalan nilai-nilai kebangsaan di setiap Kampus.

Baca juga  Dewan Pengurus Kadin Indonesia: Pengumuman Kepengurusan Kadin Hasil Munaslub Langgar Kesepakatan

 

“Kami mendesak Kemenristekdikti untuk mengevaluasi kebijakan-kebijakan sejenis NKK/BKK yang membatasi kami untuk mengawal kampus”, demikian pernyataan Theo.

 

Ketua Pengurus Daerah Keluarga Mahasiswa Hindu Darma Indonesia (PD KMHDI) Jawa Barat, Ni Putu Amanda Gamayani menyampaikan mendukung pembubaran organisasi-organisasi radikal yang ada di dalam kampus. “Kami berharap Kelompok Cipayung diberikan kesempatan untuk membantu Perguruan Tinggi Negeri secara nyata dalam memberantas radikalisme dengan menjunjung tinggi 4 pilar kebangsaan”, tandas Amanda.

 

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPD GMNI) Jawa Barat, Wahyu Khanoris menyampaikan dukungan serupa atas Wacana yang di lontarkan Prof. Azumardi Azra terkait dengan kembalinya Kelompok Cipayung ke sendi-sendi kampus dalam memperkaya wacana kebangsaan. “Karena dengan memperkaya wacana Kebangsaan secara simultan di kampus, niscaya akan semakin memperkuat nilai-nilai pancasila dan kebangsaan itu sendiri, yang secara tidak langsung akan  mengeliminir gerakan radikalisme di setiap kampus.”, Noris menegaskan.

 

Dukungan serupa datang dari Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jawa Barat, Zaki Nugraha atas wacana tersebut, karena bagi Zaki (panggilan akrabnya), organisasi Cipayung jelas-jelas mengawal dan menjaga NKRI, menyelamatkan generasi muda dari faham-faham radikalisme serta memperkokoh paham Pancasila sebagai falsafah kehidupan berbangsa dan bernegara. “Untuk itu wajib kampus-kampus Negeri memberikan ruang seluas-luasnya bagi keberlangsungan aktivitas organisasi Cipayung.”, Pungkasnya.

 

Friderikus Hia, Ketua Pengurus Cabang Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PC PMKRI) Bandung tak ketinggalan dalam memberikan pendapatnya. Menurut Frider (nama panggilannya), Cipayung telah  menunjukkan loyalitas terhadap Pancasila dan Keindonesiaan nya.

 

“Hari ini adalah waktu yang tepat untuk mengembalikan semangat intelektualitas kelompok Cipayung di dalam kampus”, Frider Menjelaskan.

 

Dalam memfollow up diskusi kecil ini, para pimpinan kelompok Cipayung Jawa Barat berencana untuk melakukan serangkaian gerakan dalam proses membatasi langkah gerak kelompok Radikal dan Intoleransi di kalangan mahasiswa khususnya.

Baca juga  Izinkan Pameran Rokok Internasional, Surabaya Dinilai Gagal sebagai Kota Layak Anak

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here