Jakarta, Suarakristen.com
Gerakan Kasih Indonesia (Gerkindo), sebuah sayap Kristen yang baru dari Partai Persatuan Indonesia (PERINDO), mengadakam seminar politik dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, dengan tema, Peran Politik Umat Kristen dalam Pembangunan Bangsa di kampus IBM- ASMI, Pulomas, Jakarta Timur. (18/11). Tampil sebagai pembicara adalah Dr. Merphin Panjaitan (Pengamat politik dari UKI), DR. J. Kristiadi (Pengamat politik dari (CSIS) dan Angelica Tengker (Ketua Umum KKK). Seminar tersebut diselenggarakan oleh Gerkindo bekerja-sama dengan Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) pimpinan Angelica Tengker.
Kepada pers, Ketua Umum Gerkindo Yerry Tawalujan mengatakan, seminar dengan tema peran politik umat Kristen dalam pembangunan bangsa tersebut tujuannya untuk menggali apa yang telah dilakukan oleh tokoh-tokoh dan pahlawan Kristen, sejak 1928 hari lahir sumpah pemuda, sampai dengan perang kemerdekaan dan pernyataan kemerdekaan 1945 yang mewarnai perjalanan republik ini.
“Jadi peran dan kontribusi yang sudah dilakukan pahlawan dan tokoh politik Kristen dari awal sudah mewarnai Republik ini. Dan bangsa ini tidak lengkap tanpa peran orang Kristen. Politik Kristen adalah politik kebangsaan, nasionalisme berdasarkan Pancasila dan UUD’45,” tegas Yerry Tawalujan.
Yerry menegaskan, apa yang terangkum dari seminar ini adalah pihaknya ingin agar suara Kristen dapat menyatu. Kalau sudah menyatu maka suara kekristenan akan berpengaruh pada politik 2019 nantinya.
“Sebenarnya suara kekristenan sudah menyatu pada pemilu 2014 dengan mayoritas mendukung pak Presiden Joko Widodo (Jokowi). Gerkindo ingin umat Kristen semakin pro-aktif berpartisipasi dalam dunia politik. Umat Kristen harus hadir sebagai garam dan terang dalam politik nasional.
Yerry Tawalujan menyimpulkan beberapa poin yang menjadi rangkuman Seminar dan tindak-lanjutnya, yaitu:
1. Keterlibatan orang Kristen dalam politik adalah sebagai pembawa terang. Semakin banyak terang dalam dunia politik, semakin teranglah politik itu.
2. Orang Kristen terlibat dalam politik bukan untuk merebut kekuasaan tetapi untuk melayani. Pemimpin (politik) sebagai pelayan dengan etika politik Kristiani yang tinggi.
3. Keterlibatan orang Kristen dalam politik adalah sebuah keharusan. Karena segala sesuatu yang berurusan dengan penyelenggaraan negara bahkan yang mengatur kehidupan sehari-hari warga negara adalah politik.
4. Keterlibatan perempuan Kristen dalam politik harus didasari oleh Karakter Kristen dan menjadikan politik sebagai ladang pelayanan. Perempuan Kristen dalam politik haruslah menjadi agen perubahan yang membawa kasih dan kebenaran untuk kesejahteraan bangsa.
6. Politik itu adalah suci. Karena Allah Bapa mengutus anak-Nya ke dalam dunia untuk berpolitik dalam kerangka memberi pembelaan kepada yang miskin, lemah dan menderita. Medan atau arena politik itu sendiri bukan suci. Arena politik adalah siasat, bagaimana bersiasat untuk membela kepentingan umum demi mencapai tujuan negara.
7. Dalam Pemilu, suara Kristen jangan terpecah. Harus bulat dan bersatu supaya peran politik Kekristenan semakin berpengaruh dan diperhitungkan di kancah nasional.
8. Orang Kristen jangan pernah merasa sebagai minoritas baik dari segi politik maupun agama. Karena NKRI itu tidak akan lengkap tanpa adanya orang Kristen.
9. Gereja-gereja perlu meningkatkan seminar-seminar untuk menyadarkan warga gereja terjun dalam politik. Kader-kader politisi Kristen harus ikut berkompetisi dalam Pemilihan Umum 2019.
10. Perlu perumusan mengenai apa sesungguhnya aspirasi atau kepentingan politik umat Kristen itu. Perlu adanya pemetaan politik untuk mengetahui dengat tepat konstalasi Politik menjelang Pemilu 2019 dan bagaimana para politisi Kristen bisa berkiprah didalamnya.
