Oleh: Yerry Tawalujan
Setelah selama bulan Ramadhan berpuasa penuh mengalahkan segala bentuk godaan, termasuk godaan iri, dengki dan amarah, tibalah hari kemenangan 1 Syawal. Idul Fitri. Kembali Fitri. Kembali suci.
Hari raya umat Islam Idul Fitri adalah saat orang saling silaturahmi dan memaafkan. _Minal aidin wal-faizin_, mohon maaf lahir dan batin seakan menjadi ucapan wajib yang menjadi ciri khas saat merayakan Idul Fitri.
Idul Fitri menggelorakan semangat silaturahmi. Saling mengunjungi, saling mencari dan bertemu kembali. Hubungan yang lama renggang dipulihkan lewat tali silaturahmi. Silaturahmi itu disempurnakan dengan saling memaafkan. Kesalahan dimaafkan. Pertikaian dilupakan. Memaafkan sedemikian rupa seolah-olah tidak pernah berbuat salah sebelumnya.
*SEMANGAT IDUL FITRI DAN RELAWAN JOKOWI-JK*
Tidak dapat dipungkiri eksponen Relawan Jokowi-Ahok di Pilkada DKI 2012 dan elemen Relawan Jokowi-JK di Pilpres 2014 terpecah suaranya di Pilkada DKI 2017. Sebagian besar mendukung Ahok-Jarot, namun tidak sedikit juga yang membela Anies-Sandi.
Pendukung Jokowi yang berseberangan dengan kelompok _mainstream_dan membela Anies-Sandi berpendapat hal itu dilakukan karena mempertimbangkan akidah agama. Tentu pilihan itu sah-sah saja. Ada juga kelompok Relawan yang memilih netral dengan tidak berpihak ke kubu manapun di Pilkada DKI.
Hiruk pikuk Pilkada DKI telah selesai. Setajam apapun perbedaan politik yang terjadi di antara Eksponen Relawan Jokowi-JK karena Pilkada DKI, itu sudah menjadi bagian dari masa lalu. Bagian dari sejarah.
Sekarang saatnya menatap ke depan. Kepemimpinan Jokowi-JK harus tetap kompak dan perlu dijaga hingga 2019. Setelah itu pendukung setia Jokowi wajib bersatu dan solid mendukung Pak De dalam pertarungan Pilpres 2019.
Berpolemik tentang Pilkada 2017 akan jadi bumerang dan kontra produktif untuk persiapan Pilpres 2019. Tentu kita harus ambil hikmah dan pelajaran berharga dari Pilkada kemarin. Tapi sasaran kita adalah memenangkan kembali Jokowi sebagai Presiden di Pilpres 2019.
*IDUL FITRI DAN SEMANGAT REKONSILIASI NASIONAL*
Tak dapat disangkal Pilkada DKI 2017 menciptakan polarisasi di tengah masyarakat. Dengan mudah tercipta stigma bahwa pendukung Ahok-Djarot mendukung semangat Kebangsaan dengan wawasan Bhineka Tunggal Ika sedangkan pendukung Anies-Sandi yang terkesan melakukan politisasi agama terstigma menentang semangat kebhinekaan.
Tentu kita tidak bisa mengambil kesimpulan yang sesederhana itu. Banyak variabel lain dibalik proses politik yang terjadi di Ibukota tersebut.
Tantangan untuk kita sekarang adalah, dapatkah semangat Silaturahmi dan saling memaafkan lewat Idul Fitri menyatukan kembali seluruh elemen bangsa?
Dapatkah tokoh-tokoh bangsa ini melepaskan bajunya sebagai politisi dan mengenakan jubah negarawan?
Politisi hanya memikirkan siapa yang akan menang dalam Pemilihan Umum berikutnya. Negarawan memikirkan bagaimana membangun bangsa menjadi lebih sejahtera dan penuh berkah.
Jokowi telah membuktikan dirinya sebagai negarawan. Ditengah hingar-bingar proses politik, Jokowi tetap fokus pada tiga hal utama: Kerja, kerja dan kerja. Kerja keras dan kerja cerdas supaya bangsa ini secepatnya makmur dan sejahtera.
Jadi untuk para politisi, penguasa dan pebisnis, kembalilah ke fitri. Kembali suci. Suci dari ambisi pribadi khas politisi. Lahirlah kembali sebagai negawaran. Pasti Anda akan diingat rakyat banyak sepanjang zaman.
Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1438 H.
_*Minal aidin wal-faizin*,_ *mohon maaf lahir dan batin.*