Jakarta, Suarakristen.com.
Sekitar seratusan orang Eks Karyawan Merpati memenuhi sebuah ruangan lantai M2 Gedung Basarnas Kemayoran-Jakarta Pusat, Jumat (19/5/2017) dalam rangka Sarasehan tentang Surat Pengakuan Utang (SPU) dari PT. Merpati Nusantara Airlines yang selama ini merupakan tempat mereka bekerja.
Sebagaimana diketahui, sejak awal Februari 2014, PT. Merpati Nusantara Airlines stop operasi, akan tetapi anehnya sampai saat ini maskapai tersebut belum dilikuidasi oleh Pemerintah selaku pemegang saham mayoritas kurang lebih 97 persen dan kabarnya pemerintah sedang mencari investor yang mau atau mampu mengatasi kesulitan maskapai tersebut.
Sejauh mana permasalahan maskapai khususnya terhadap kondisi Pegawai ? Rupanya Manajemen telah mengajukan program yang dikenal dengan Program Penawaran Paket Penyelesaian Permasalahan Pegawai (P5) dan sebanyak kurang lebih 1154 pegawai telah mengikuti program tersebut yang sampai hari ini sudah dibayarkan atau diselesaikan sebesar 40% dan sisanya yang 60 % belum diselesaikan yang mana ini dikenal dengan istilah Surat Pengakuan Utang (SPU) dan SPU tersebut akan dibayarkan selambat- lambatnya pada akhir Desember 2018 setelah maskapai mendapatkan Investor yang dimaksud.
Ungkap Risman Azwar, salah seorang inisiator sarasehan, “Sarasehan ini kami lakukan agar supaya kawan eks merpati sama-sama berjuang untuk usaha percepatan pencairan sisa pesangon yang 60% dan kami akan membentuk semacam presidium sebagai wadah guna menghimpun kawan-kawan sebanyak seribu seratus lebih tersebut yang memiliki Surat Pengakuan Utang (SPU), selanjutnya kami akan berkoordinasi dengan manajemen yang nantinya akan bersama-sama menemui stake holder dalam hal ini kementerian BUMN dan menghimbau agar SPU bisa dipercepat tidak sampai menunggu hingga akhir Desember 2018.” pungkasnya (fri)