Oleh: Mohamad Guntur Romli
Sambil menunggu hitung manual dan evaluasi kecurangan-kecurangan di TPS, Pilkada DKI akan berlangsung 2 putaran. Apakah saya sebagai pendukung dan timses Ahok Djarot kecewa krn Ahok Djarot hrus masuk putaran kedua dan tdk menang di satu putaran? Saya jawab tidak. Tidak sama sekali. Saya malah bersyukur, dengan 2 alasan.
Pertama, target lawan Ahok adalah: Ahok tersingkir sejak awal dari Pilkada, baik mengundurkan diri, ditahan masuk penjara, atau dengan membunuh karakternya dengan opini dan penghasilan publik dan mobilisasi massa. Ingat, bulan November LSI Denny JA mengeluarkan rilis suara Ahok Djarot tinggal 10%. Dengan status tersangka kemudian terdakwa Ahok ditekan agar ditahan (dipenjara). Artinya mereka memang menargetkan Ahok tersingkir dari Pilkada.
Dengan lolos putaran kedua dan mendapat suara pertama masih “mujur”. Ahok ini ibarat petinju yg diikat dua tangannya hrus menerima segala serangan dan dia tidak boleh melawan! Ahok selalu diminta untuk nahan diri, bahkan unt kekeliruan yang biasa-biasa saja tapi karena digoreng pihak lawan, dia hrus minta maaf. Maka Ahok masuk putaran kedua: mujur, alhamdulillah.
Kedua, demokrasi dan tingkat pendidikan politik di masyarakat kita belum lah tinggi, artinya isu SARA masih sangat berdampak, Ahok yang sering disebut datang dari multi minoritas dari agama, etnis, dan tidak mau main duit lebih merupakan cita-cita dan harapan yang harus terus menerus kita perjuangan daripada kenyataan yang memang bena-benar sudah ada dalam masyarakat. Kita baru memulai demokrasi tahun 1998, 19 tahun lalu, artinya kita masih dalam usia pubertas dalam demokrasi, karena saking bergairahnya, sering sulit membedakan mana kebebasan, kritik, dengan ujaran kebencian (hate speech), hoax, dan penggunaan isu2 SARA.
Selain itu, jangan lupa, Ahok menjadi gubernur karena limpahan dari Jokowi yang menang pada Pilgub 2012. Artinya warga Jakarta memilih Gubernur Jokowi saat itu, dan Ahok menjadi Gubernur belum 3 tahun. Kinerja Ahok Djarot yang dahsyat selama ini yang telah terbukti membentuk pemilih yg rasional dan tingkat kepuasan publik yang tinggi tetapi tidak serta merta mengikis habis pemilih irasional dan tingkat kecerdasannya yang masih belum matang sehingga masih terpengaruh isu-isu terkait SARA.
Putaran kedua sudah ditakdirkan ada, yang menjadi kesempatan kita mendewasakan demokrasi dan kecerdasan politik pemilih. Putaran kedua akan menjadi pertarungan ideologis antara nasionalis progresif, muslim tradionalis dan yg setia pada kebhinnekaan dengan nasionalis ekstrim kanan ala Donald Trump di AS dan kelompok-kelompok garis keras yang mengancam kebhinnekaan.
Ahok Djarot diterima di kalangan pemilih muslim tradionalis dengan kebijakan mereka yang memperhatikan kemaslahatan muslim, KJP unt madrasah dan santri, KJP untuk Mahasiswa, bangun masjid2 dan umrohkan marbot2 dan perhatian pada makam Mbah Priuk (Habib Hasan bin Muhammad al-Haddad) yang menjadi pusat ziarah dan kecintaan kalangan muslim tradisionalis.
Yakinlah bahwa Ahok Djarot akan menang di putaran ke-2, kemenangan yang memang hrus melalui proses pendidikan politik dan pendewasaan demokrasi melalui pertarungan ide-ide dan kerja-kerja politik, bukan hanya intrik-intrik kekuasaan dan pemenangan suara semata.
Menangkan hati rakyat, menangkan hati warga DKI, mereka membutuhkan waktu untuk diberi keyakinan bahwa kerja nyata dan kebhinnekaan serta masa depan negeri ini lebih penting daripada janji-janji palsu seperti rumah tanpa DP, isu SARA yang dikeluarkan oleh FPI dan PKS.
Saya teringat dengan Guru Politik saya, Gus Dur yang pernah mengatakan untuk kerja-kerja politik kebangsaan dan kemanusiaan kita harus siap lari maraton, bukan lari cepat. Jadi, jangankan cuma 2 putaran, 1001 putaran pun kita harus siap!
Karena kita tidak hanya sedang memenangkan Pilgub DKI, atau hanya memenangkan Ahok Djarot sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, tapi juga terkait masa depan negeri ini, masa depan kebhinnekaan dan konstitusi yang sedang diganggu dengan memanfaatkan kebebasan politik dengan isu-isu SARA dan sektarian.
Memenangkan Ahok Djarot berarti memenangkan Indonesia!
Siapkan masuk putaran kedua!
Mohamad Guntur Romli