Para pimpinan pemuda lintas iman berorasi mengutuk aksi terorisme di Jakarta
Oleh: Hotben Lingga
Jakarta, Suarakristen.com.
Sabtu malam, 23 Januari 2016 sejumlah elemen kepemudaan yang tergabung dalam Forum Kerukunan Pemuda Indonesia (FKPI) termasuk PP GP Ansor, PP Pemuda Muhammadiyah, DPP GAMKI, PP Pemuda Katolik, DPN Peradah Indonesia, dan DPP Gemaku menyelenggarakan aksi simpatik terkait tragedi kekerasan dan aksi teror atas nama Agama atau Aliran Agama di Indonesia.
Tragedi bom di jantung ibukota, DKI Jakarta tepatnya di Jalan MH Thamrin pada Kamis siang, 14 Januari 2016 menyentak perhatian masyarakat Indonesia dan dunia. Rangkaian bom yang meledak hanya berjarak sekitar 2 km dari Istana Kepresidenan menambah prihatin segenap bangsa dan negara memunculkan pertanyaan begitu mudahkah nyawa manusia menjadi ‘konser’ atas nama agama dan demi memperebutkan ‘pimpinan’ ISIS Asia Tenggara dengan membuat teror dan membunuh banyak orang.
Kasus radikalisme agama terus menjadi dilema umat manusia, tidak terkecuali di Indonesia. Di Indonesia, diseminasi paham radikalisme agama tak hanya ada di institusi pendidikan, tapi juga telah tersemai di media sosial dan internet. Kedua tempat tersebut menjadi ruang terbuka munculnya paham radikalisme agama.
Hal ini bukan tanpa sebab. Faham-faham radikalisme mampu menyebar dengan cepat seperti fenomena gunung es, kelihatan kecil di permukaan tapi besar di kedalaman. Tentunya tidak mungkin mereka melakukan aksi-aksi bom bunuh diri dan pelatihan diklat fisik mental ‘pengantin’ jihad, tanpa mendapat dukungan dan sumbangan dari ‘invisible hand’ yang berkepentingan untuk menghancurkan ideologi Pancasila dan memecah belah keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Atas dasar itu, FKPI menyatakan; dukacita mendalam atas jatuhnya korban aksi-aksi teror di seluruh dunia khususnya kepada para korban ledakan bom Jalan MH Thamrin, mengutuk segala bentuk aksi radikalisme dan terorisme atas nama agama dan aliran agama apapun di Indonesia, mendesak pemerintah untuk melakukan pembinaan terhadap narapidana teroris ketika di dalam dan pasca di penjara, mendesak pemerintah untuk membuka ke publik lembaga-lembaga penerima dan donatur penyumbang aksi radikalisme yang mengarah ke aksi terorisme, mendesak pemerintah untuk menindak tegas dan menutup aliran dana penyumbang aksi radikalisme dan terorisme di Indonesia, mendesak pemerintah untuk segera menutup atau memblokir situs media massa yang mengarah pada penggiringan terhadap aksi radikalisme dan terorisme, menghimbau seluruh pemuda lintas agama untuk bersatu padu menjadi garda terdepan pencegahan aksi radikalisme dan terorisme, dan menghimbau kepada semua selemen bangsa untuk tenang dan waspada terhadap segala ancaman teror yang ada di tengah-tengah masyarakat.
Pernyataan sikap ditandatangani M Yaqut C Qoumas (Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor), Dahnil A Simanjuntak (Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah), dr Karolin m Watasa (Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik), Michael Wattimena, M.M. (Ketua Umum DPP Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia), D Sures Kumar (Ketua Umum DPN Peradah Indonesia), Kristan (Ketua Umum DPP Gemaku), dan Ronny (Ketua Umum Gema Budhis).