Pdt. Dr. Erastus Sabdono: Kita Harus Menghidupkan Kembali Kekristenan Yang Orisinil dan Otentik!

0
8728

Oleh: Hotben Lingga

 

Jakarta, Suarakristen.com

 

 

“Kekristenan yang dikenal banyak orang hari ini ternyata  adalah Kekristenan yang dilahirkan oleh Injil yang sebenarnya berbeda jauh dari Injil yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Itulah sebabnya Kekristenan palsu tersebut tidak mampu menjadi transformator sosial budaya yang kuat dan dominan. Kekristenan yang palsu tidak menjadi ancaman bagi kuasa-kuasa gelap yang sedang terus membangun kerajaannya.

 

Injil yang orisinil mengubah seseorang menjadi manusia yang berbeda dengan manusia pada umumnya, termasuk  membuat seseorangi tidak mencari kemapanan dalam hidup di dunia ini, tetapi mengarahkan diri kepada Kerajaan Tuhan yang akan dinyatakan di langit baru dan bumi yang baru.Injil yang murni mentransformasi pikiran orang percaya sehingga bisa sepikiran dan seperasaan dengan Allah; menjadi manusia sesuai dengan rancanganNya semula. Dengan kehidupan orang percaya yang mengenakan pribadi anak Allah, barulah seseorang dapat menjadi saksi bahwa dua ribu tahun yang lalu pernah hadir seorang pria bernama Yesus yang adalah Anak Allah yang kekal,”demikian disampaikan Pdt. Dr. Erastus Sabdono, dalam Seminar “New Paradigm of Christian Living” di Rehobot Hall, Mal Martha Gading, Jakarta (22/8/15).

 

Tegas Pdt. Erastus lebih jauh lagi,”Kekristenan saat ini sedang dalam keadaan yang sangat menyedihkan dan tragis. Negara-negara Kristen di Eropa yang dahulu menjadi pusat Zending (yang mengirim misionaris ke luar negeri), sekarang telah menjadi negara sekuler yang warna Kekristenannya telah pudar. Gereja-gereja banyak yang sepi.Hanya dikunjungi orang-orang tua dan turis manca-negara yang hanya mengagumi keindahan arsitektur bangunan gereja saja.Saat ini, di negara-negara Kristen tersebut, agama-agama lain yang justru semakin berkembang pesat. Bahkan banyak gereja yang diubah menjadi rumah ibadah agama lain. Banyak gereja yang sedang mati-suri. Di samping itu, ada juga banyak gereja yang kelihatan ramai dan penuh, tetapi mengajarkan ajaran yang selalu mengharapkan  kuasa mujizat Tuhan dan berkat (kemapanan) untuk pemenuhan kebutuhan jasmani. Banyak aliran Kristen yang mengawinkan Kekristenan dengan semangat zaman, yang hanya mengajarkan ajaran yang ingin memuaskan, menyamankan dan menyenangkan telinga jemaat saja sehingga mengorbankan kemurnian Injil. Sangat berbahaya mengajarkan Injil tanpa salib/harga/konsekuensi. Karena itu, Gereja dan umat Tuhan harus kembali kepada pesan dan ajaran  Kristus yang orisinil, yang mengutamakan pertobatan pribadi, kelahiran baru, perubahan diri (transformasi) ke arah dan tingkat yang lebih sempurna seperti yang Kristus kehendaki; yang mengutamakan perubahan cara berpikir dan gaya hidup dan fokus kepada Injil.Kita harus merevitalisasi (menghidupkan kembali) Kekristenan yang orisinil dan otentik. Kita harus kembali ke kekristeman yang transformatif.

 

Menurut Pdt. Erastus, untuk mengenal Injil yang orisinil  dan mengenal Tuhan, kita harus berteologia secara benar, cerdas dan biblikal. Berteologi yang benar dan biblikal akan menentukan kualitas iman, kehidupan rohani dan seluruh aspek kehidupan.  Iblis berusaha membinasakan manusia dengan memasukkan filosofi yang bertentangan dengan kebenaran. Saat ini banyak ajaran Kristen yang dikompromikan dan dicampuradukkan dengan ajaran-ajaran duniawi yang sebenarnya bertentangan dengan kemurnuan Injil. Kita harus kembali kepada Injil orisinil sebagaimana yang Kristus ajarkan, kembali kepada ajaran yang sehat yang menekankan semua aspek pokok yang diajarkan Alkitab. Panggilan sebagai orang percaya adalah panggilan sebagai murid, yaitu belajar, belajar dan belajar; mencari Tuhan, mencari dan mengutamakan kehendak Tuhan, berdialog dengan Tuhan,  hidup dalam pimpinan Roh Kudus dan bersaksi bagi Kristus dengan segala konsekuensinya.”

 

Sementara itu, kepada Suara Kristen, ketua panitia seminar, Fredi Tiono, menyatakan, seminar ini bertujuan untuk mengajak dan menyerukan kepada umat Kristen agar kembali kepada Injil yang otentik dan orisinil, kembali kepada Kekristenan yang Alkitabiah. Dan mendidik anak-anak Tuhan agar hidup, berpikir , bekerja dan berkarya dalam jalur Firman Tuhan yang transformatif. Para peserta seminar yang berjumlah sekitar 1000 orang dari pelbagai pelosok tanah air dan dari pelbagai denominasi gereja diharapkan bisa mengobarkan dan mengajarkan kembali kekristenan yang transformatif dan orisinil tersebut; bisa menjadi agen-agen transformasi, reformasi dan kebangunan rohani di Indonesia.”

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here