Pada tanggal 5-7 Juni 2015 yang akan datang, Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT) akan memulai penyelenggaraan program Lake Toba Tourism Kick Off: Beta Mulak tu Huta, 5-7 Juni 2015. Program ini adalah program perdana, dan akan dilakukan secara rutin dengan lokasi dan waktu yang berbeda. Program kedua direncanakan pada Bulan Desember 2015. Adapun rangkaian kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengelilingi Danau Toba menggunakan kapal, adventure, outbound, tabur benih ikan, penanaman pohon, inagurasi pelantikan Pengurus Perwakilan YPDT di Kawasan Danau Toba, menyaksikan opera Batak dan mengunjungi pusat-pusat kerajinan lokal (manderes tuak, martonun, mambahen selai mangga dohot anggur toba, dll). Agenda ini merupakan bentuk Komitmen YPDT untuk mendorong semua pihak membangun kepedulian terhadap Kawasan Danau Toba yang memiliki keindahan luar biasa, namun belum dioptimalkan keberadaannya sebagai pusat wisata, pusat peradaban, dan pusat pembelajaran. YPDT mengajak semua pihak berkomitmen membangun Kawasan Danau Toba agar tetap lestari. Bukanlah sebuah kebetulan apabila penyelenggaraan kegiatan ini bertepatan dengan HARI LINGKUNGAN HIDUP.
Lingkungan Hidup menjadi sangat penting bagi umat manusia, maka selayaknyalah dijaga dan dirawat. Terlebih lagi bahwa Danau Toba merupakan anugerah Tuhan yang diberikan kepada masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut secara gratis. Indonesia tidak perlu lagi membuat satu waduk dengan harga mencapai 5 (lima) Trilyun rupiah bahkan lebih sebagaimana rencana pemerintahan saat ini akan membuat beberapa waduk di beberapa daerah di Indonesia, karena Tuhan telah menyediakan ‘waduk’ Danau Toba untuk umat manusia. Yang diharapkan adalah, bagaimana Danau Toba tetap lestari dan terpelihara dengan baik sehingga dapat dinikmati oleh anak cucu pada masa yang akan datang.
Danau Toba bukan untuk dieksploitasi sebagaimana dilakukan oleh segelintir orang pengusaha yang mengatasnamakan kepentingan Negara melalui sepucuk surat ijin yang ‘dilegalkan’ memanfaatkan koneksi dan jabatan dengan ‘telanjang’ telah merusak hutan di Kawasan Danau Toba. Atau segelintir orang yang mengatasnamakan kesejahteraan rakyat membuat keramba apung di Danau Toba yang merusak kualitas air danau yang dahulunya dapat dinikmati sebagai sumber air minum dan juga beberapa kebutuhan dasar lainnya. Danau Toba seharusnyalah dimaknai secara bermartabat dan dimanfaatkan untuk keberlangsungan kehidupan umat manusia, khususnya yang mendiami kawasan tersebut.
“Beta Mulak tu Huta” bukanlah sekedar program ajakan pulang kampung, tetapi juga bentuk dorongan terhadap pengembangan pariwisata yang ada di Kawasan Danau Toba, pelestarian lingkungan, revitalisasi kebudayaan (opera batak, situs budaya, kesenian, dll), optimalisasi potensi lokal masyarakat, termasuk juga dorongan pembenahan terhadap akses transportasi (jalur udara, darat, dan laut) menuju dan/ atau dari Kawasan Danau Toba. Sangat miris, melihat fakta di lapangan bahwa tidak semua daerah memiliki akses transportasi yang memadai antara satu desa dengan desa lainnya. Sebagai contoh, dari Tomok menuju desa Silimalombu – Onan Runggu, tempat dilaksanakannya program “Beta Mulak tu Huta”, hanya berjarak 10 km, namun waktu tempuh sekitar 1 (satu) jam perjalanan. Kondisi jalan rusak, nyaris terisolasi, dan kurang memungkinkan menggunakan kendaraan pribadi. Semakin miris lagi bahwa perusahaan Multinasional mengoperasikan usaha keramba di sekitar desa Silimalombu yang seringkali mencium adanya aroma bau busuk berasal dari ikan mati dikubur dan sebagian terpapar di tanah.
Program ini dilakukan secara mandiri, yaitu dibiayai peserta melalui kontribusi yang diberikan. Siapapun dapat mengikuti program ini, dengan memberikan kontribusi Rp 5.500.000,-/orang (lima juta lima ratus ribu rupiah) per orang, meliputi biaya tiket pesawat PP (Jakarta – Batam – Silangit, Siborongborong), transportasi darat (bus) dan laut (kapal), akomodasi/penginapan, konsumsi, penyelenggaraan opera Batak, tiket masuk seluruh lokasi wisata (sesuai program) kontribusi tabur benih ikan dan penanaman pohon, serta tour guide. Pendaftaran peserta dilakukan dengan membayar kontribusi melalui rekening BCA no. 035-050-9615 a.n. Harli Sibarani, Bendahara Umum Yayasan Pencinta Danau Toba. Pendaftaran ditutup pada tanggal 02 Juni 2015 atau ditutup secara otomatis apabila tiket pesawat telah habis terjual (sold out). Keterangan lebih lanjut, dapat menghubungi Jhohannes Marbun HP 0813-2842-3630, Luter P. Munte HP 0812-8001-7234.
Jakarta, 21 Mei 2015
Salam dan hormat kami,
Panitia Pelaksana Lake Toba Tourism Kick Off: Beta Mulak tu Huta
Ir. Luter P. Munte (Ketua)
Jhohannes Marbun, S.S. (Sekretaris)