Pdt. Willem Frans Ansanay, S.Th., S.H., M.Si.: Kalau Berani dan Benar, Pdt. M.M. Jangan Main Belakang, Tunjukkan Kebenaran di Depan!

0
2427

Oleh: Samuel Endharmoko

d1

Permasalahan yang terjadi antara berbagai pihak di Yayasan Bina Setia Indonesia (YBSI) dan Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI), memasuki babak baru. Upaya penyelesaiannya pun ditempuh mulai dari putusan pengadilan, laporan ke SPK Polda Metro Jaya hingga musyawarah untuk mufakat yang ditempuh baik itu melalu Aras gereja Nasional dan Institusi Pemerintah yaitu Dirjen Bimas Kristen kementerian Agama. Masing-masing sedang memasuki prosesnya.

 

Dalam kaitan proses penyelesaian kemelut di GKSI yang sudah disampaikan ke PGI dan Dirjen Bimas Kristen pada hari senin (20/4) yang lalu. Berikut keterangan yang disampaikan oleh Willem Frans Ansanay, S.Th, SH, M.Si Dewan Pertimbangan / Dewan Pendiri, Badan Pengurus Sinode GKSI periode 2014 – 2015.

 

Kedatangan ke PGI dan Dirjen Bimas Kristen untuk melaporkan kepengurusan GKSI yang sudah diputuskan melalui Sidang Istimewa (SI) GKSI pada 20 – 24 November 2014 di Taman Mini. Undangan Dirjen Bimas Kristen itu guna mempertemukan GKSI hasil SI Taman Mini dan GKSI Tangerang. Karena undangan itu ditunjukan kepada BPS GKSI maka langsung menginformasikan kepada kawan-kawan BPW diseluruh Indonesia yang berinisiatif ikut hadir karena mereka pihak yang menjadi korban dalam pelayanan di gereja akibat dari manuver Pdt MM dengan oknum-oknum dibelakangnya. Mereka membuat BPW tandingan, Korcek tandingan, bahkan setelah BPW menarik dukungan ada Ketua Korcek yang dipengaruhi oleh MM untuk menarik dukungan dan mau mempengaruhi jemaat-jemaat untuk memberi dukungan pada MM”.

 

Konsolidasi kawan-kawan yang datang semuanya ini 80 persen dari seluruh Indonesia untuk Rakernas GKSI yang berlangsung tanggal 21 – 22 April 2015 di GKSI Taman Modern, Bekasi. Mekanisme AD-ART yang akan menjadi dasar. Jawaban dari PGI bahwa masalah sudah jelas sudah dalam tahap pembahasan dipengurus harian dan mereka akan segera menjawab karena terkait dengan status GKSI sebagai anggota PGI. Dan soal hubungan kedalam menyangkut aset yayasan dan pendidikan bukan wilayah mereka.

 

PGI hanya fokus pada keanggotaan sehingga data kita dapat memperkuat keputusan mereka nantinya, apalagi dalam tiap pertemuan MM tak pernah hadir selalu dia menyuruh orang. Kita telah diskusi bersama PGI memberikan dokumen-dokumen dan dukungan-dukungan dari BPW, Korcek, jemaat dan dari semuanya yang diperlukan.

 

Menurut Dirjen Bimas Kristen telah mengundang MM tetapi ia tidak pernah hadir. Drijen mengatakan, MM tidak usah diundang lagi, cukup data ini semua yang kita proses karena MM diundang tidak pernah hadir. Dia tidak membela MM, dan dia tidak akan berdiri berpihak kepada seseorang, itu pernyatan resmi di depan semua. Kami minta hadirkan MM supaya jangan hanya bicaranya saja dibelakang tetapi buktikan bahwa BPW versinya benar di depan Drijen. Jangan main belakang.

 

Masalah semua sudah jelas siapa yang mau bekerja dengan benar dan siapa yang mau bekerja hanya untuk memanipulasi data guna kepentingan jabatan, penguasaan aset, kepentingan menghindari pertanggungjawaban keuangan semakin jelas.

 

 

SUSUNAN BADAN PENGURUS SINODE GKSI

PERIODE 2014 – 2015

—————————————————————————-

BADAN PERTIMBANGAN / DEWAN PENDIRI

Willem Frans Ansanay, S.Th, SH, M.Si

BADAN PENGAWAS DAN PERBENDAHARAAN

Pdt. Nuh Ruku, M.Th

Pdt. Wilkie Sung

BADAN PENGURUS HARIAN

Pelaksana Tugas Ketua Umum: Pdt. Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min

Sekretaris Umum: Pdt. Senny J.I. Manafe, M.Th

Bendahara Umum: Ev. Juwanto, M.Pd.K

 

Wakil Ketua Umum I  : W.F. Ansanay, S.Th, SH, M.Si

Departemen Pengembangan Organisasi: Bayu Priadi S.Th

Departemen Teologi & Pengembangan SDM: Pdt. Yeremia Sinaga, M.Pd.K

 

Wakil Ketua Umum II  : Pdt. Iwan Tangka, S.Th, M.Div

Departemen Literatur/Penerbitan: Ivan Leon, S.Th

Departemen Misi & Penanaman Gereja Baru: Pdt. Marjiyo, S.Th

 

Direktur Eksekutif: Maria Alexandra

 

 

Sejarah GKSI

Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) berdiri sebagai hasil pekabaran Injil dan pelayanan mahasiswa Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA). GKSI akhirnya diresmikan 1 tahun setelah terbentuknya SETIA pada tanggal 11 Mei 1987, tepatnya pada tanggal 21 November 1988. Kebaktian perdana diadakan pada tanggal 21 Desember 1988 dan sekaligus ditetapkan sebagai hari berdirinya GKSI.

 

Sekolah Tinggi Teologia Injili Arastamar (SETIA) adalah lembaga pendidikan yang berafiliasi ke GKSI dengan tujuan mempersiapkan hamba-hamba Tuhan untuk dikirim ke seluruh pelosok desa-desa di Indonesia, di daerah-daerah terpencil dan terbelakang.

 

Mahasiswa SETIA umumnya direkrut dari daerah-daerah Kristen yang penuh dengan wajah kemiskinan, kemudian dididik di SETIA di Jakarta dan cabang-cabangnya selama 3 tahun untuk Program Diploma dan 5 tahun untuk program Sarjana (S1). Semasa perkuliahannnya, mereka diwajibkan untuk kerja prektek melayani selama 1 tahun, dan setelah selesai perkuliahan dan diwisuda mereka ditempatkan di desa-desa terpencil selama 3 tahun yang ditetapkan oleh Sekolah (SETIA) dan Bidang Pelayanan Misi GKSI.

 

Selama perkuliahan, mahasiswa ditempatkan di asrama-asrama sehingga mereka berkonsentrasi dan dibina untuk memiliki daya juang dan daya tahan dalam pelayanan, agar mampu memberitakan Injil di wilayah-wilayah yang sulit.

 

Seluruh mahasiswa ini prinsipnya tidak membayar uang kuliah dan biaya asrama. Dananya bersumber dari  Mitra dan Sponsor yang rindu untuk menjadi bagian dari Misi Tuhan Yesus, yakni “…pergilah, jadikanlah segala bangsa murid-Ku”

 

Selama lebih dari 23 tahun GKSI dan SETIA telah mengirim 3000-an alumni untuk melayani lebih dari 800 Jemaat dan Pos Pekabaran Injil di desa-desa di seluruh Indonesia, dari Aceh sampai Papua. Mereka terus membawa jiwa-jiwa baru kepada Kristus. (sumber www.sinode-gksi-setia.org.)

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here