Togi Hamonangan Lingga, S.H.: Kita Sedang dalam Masa Peperangan Rohani Besar; Ini adalah Dekade Pertaruhan!

0
2401

Togi Hamonangan Lingga, S.H.,:

Kita Sedang Dalam Masa Peperangan Rohani Besar; Ini adalah Dekade Pertaruhan!

Togi“Kita sedang memasuki masa peperangan rohani besar dan sangat berbahaya. Kuasa-kuasa kegelapan semakin konfrontantif dan intens menyerang gereja-gereja dan anak-anak Tuhan, baik secara rohani (di dalam pikiran/pemikiran & kultural) maupun secara fisik. Iblis dan para tentaranya sedang mengamuk, mengaum-aum mencari mangsa dan siap menelan siapa saja yang bisa diterkamnya. Iblis berusaha menghancurkan gereja-gereja Tuhan dengan segala cara, baik melalui penyesatan-penyesatan dan ajaran-ajaran palsu maupun melalui infiltrasi guru-guru dan nabi-nabi palsu ke dalam gereja dan seminari-seminari. Iblis juga melakukan penyerangan melalui intimidasi, penganiayaan dan penyiksaan pada anak-anak Tuhan di seluruh dunia. Saat ini sekitar 100 juta umat Kristen yang hidup dalam keadaan teraniaya. Ada lebih dari 100.000 orang Kristen yang mati syahid setiap tahunnya. Ini adalah dekade pertaruhan!

Baik kita sadari atau tidak, kita sedang hidup di tengah-tengah situasi peperangan rohani besar. Musuh kita si Iblis dan para anteknya yang sangat jahat, licik dan destruktif ingin menjauhkan kita dari melayani Allah. Iblis ingin menghancurkan pelayanan kita, gereja kita dan keluarga kita.

Agar bisa menghadapi serangan-serangan dan penipuan dari kuasa-kuasa kegelapan, kita harus mengerti dan sadar akan adanya peperangan rohani di alam roh. Kita harus tahu cara dan taktik Iblis bekerja dan menyerang umat Tuhan. Kita harus tahu kebenaran tentang Setan dan batas-batas kuasanya. Masih banyak umat Kristen yang tidak diajar tentang pentingnya pemahaman tentang realitas peperangan rohani dan strategi-strategi peperangan rohani, dan mengabaikan ajaran tentang peperangan rohani ini. Masih banyak juga umat Kristen yang tidak diajar tentang kuasa Yesus dan cara memanifestasikan kuasa Roh Kudus untuk melakukan peperangan rohani melawan Iblis.

Akibat kebutaan rohani dan kurang pengetahuan tentang adanya peperangan rohani, banyak umat Kristen yang tersesat, tertipu, diperdaya, apatis, suam-suam kuku, dihancurkan dan diperbudak oleh roh-roh jahat.”demikian disampaikan Togi Hamonangan Lingga, S.H, Pengacara dan Pemimpin Umum Tabloid Tritunggal, dalam diskusi “Revitalisasi Spirit Reformasi Protestan” yang diselenggarakan oleh Akademi Protestan Indonesia di Jakarta.

Menurut Togi Lingga, “Peperangan rohani merupakan natur, panggilan, perintah dan tugas gereja dan merupakan realitas yang harus kita hadapi sebagai anak-anak Allah. (1 Pet 5:8-9; Ef. 6:11-12; Yak 4:7; Mat 16:17, 18; 1 Yoh 4:4; Luk 10:19; Mar 16 : 17-18; 2 Tim 1:7). Peperangan rohani merupakan peperangan gereja melawan kuasa-kuasa jahat di alam rohani. Alkitab menyebut peperangan rohani sebagai perjuangan/pertempuran melawan pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa, penghulu-penghulu dunia yang gelap, dan roh-roh jahat di udara. Iblis dan Kerajaannya sedang melakukan serangan dan invasi massif pada gereja dan umat Tuhan dengan pelbagai siasat dan tipu muslihat. Iblis menyerang kita melalui pencobaan-pencobaan dan godaan-godaan duniawi dan kedagingan, melalui penipuan (ajaran-ajaran sesat) dan tuduhan-tuduhan atau fitnah-fitnah. Kita sedang menghadapi roh-roh penipu-penyesat dan nabi-nabi palsu yang membutakan gereja-gereja Tuhan dari kebenaran-kebenaran Alkitabiah, yang menyesatkan gereja-gereja sehingga Gereja memberontak melawan Tuhan dan FirmanNya. Roh-roh penyesat dan roh-roh najis juga sedang memerangi gereja di akhir zaman ini.

Baca juga  Stunting: Pengertian, Gejala, Penyebab, Dampak, Pengobatan dan Pencegahan, Kondisi di Indonesia

Karena itu, Alkitab memerintahkan kita agar kita senantiasa bersiap siaga dan berjaga-jaga, berdiri tegap dan tetap kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasaNya. Kita harus mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah agar kita bisa bertahan melawan serangan dan tipu muslihat Iblis dan agar kita melakukan perlawanan dan serangan balik. Para pemimpin gereja, carilah Tuhan dan tetaplah hidup dalam Roh Kudus agar kita bisa menang dalam peperangan ini.’seru Togi Lingga dengan penuh antusias.

 

Lebih lanjut kata Togi Lingga,” Peperangan rohani harus dilawan dengan senjata-senjata rohani. 2 Kor 10:4: “Karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng”. Kita umat Allah harus memahami cara melepaskan dan memanifestasikan kuasa Roh Kudus di dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam pelayanan misi kita. Kita harus sadar dan tahu tentang kuasa Roh Kudus yang telah diberikan kepada kita oleh Tuhan Yesus untuk menggenapi amanat agung, memulihan ciptaan dan membangun Kerajaan Allah di dunia ini.

Kita adalah umat kepunyaan Allah. Tanpa Roh Kudus, Gereja dan umat Kristen tidak dapat berbuat apa-apa, tidak berguna, tidak efektif, ibarat kapal yang bergerak tanpa angin.

Masalahnya adalah saat ini Gereja sepertinya sedang kehilangan kuasa transformasinya. Ada apa dengan Gereja? Mengapa Gereja telah menjadi tidak begitu efektif? Mengapa semakin berkurang pengaruh Gereja dan umat Kristen pada iklim moral masyarakat modern? Apakah garam dunia telah kehilangan kegaramannya? Apakah terang dunia sedang disembunyikan di bawah mangkuk?

Saat ini, semakin banyak umat Tuhan yang lebih banyak membaca koran dan main internet (online) daripada membaca Alkitab, lebih banyak nonton TV daripada menyembah Kristus.

Bisa dibilang banyak umat Kristen sekarang sudah seperti Gereja Laodikia: “Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku…engkau tidak sadar bahwa engkau melarat, malang, miskin, buta dan telanjang, karena itu bersungguh-sungguhlah dan bertobatlah.” (Wah 3: 15-19).”

Baca juga  Stunting: Pengertian, Gejala, Penyebab, Dampak, Pengobatan dan Pencegahan, Kondisi di Indonesia

Ungkap Togi lagi, alasan mengapa Firman Tuhan tidak memiliki dampak dalam kehidupan kita adalah karena kita tidak menganggap Alkitab itu Firman Tuhan yang berkuasa.

Tragedi gereja-gereja modern adalah mengizinkan hal-hal yang tidak Alkitabiah masuk ke dalam gereja dan menurunkan standar-standar Alkitab sehingga Gereja penuh dengan keduniawian, kedagingan dan akhirnya gereja sendiri menjadi tenggelam. Saat ini semakin sulit kita membedakan secara substansial mana pandangan-pandangan, standar-standar moral dan perilaku yang “kristiani”, mana yang duniawi. Gereja itu seperti kapal penyelamat. Kapal penyelamat harus ada di laut untuk menyelamatkan orang yang sedang binasa, tetapi lautnya tidak boleh berada dalam kapal. Sama juga dengan gereja, ia harus ada di dunia untuk menyelamatkan orang-orang yang akan binasa, tetapi dunia tidak boleh ada dalam gereja.

Apa yang salah dengan gereja dan dunia kita? Salah satu problem terbesar gereja saat ini adalah semakin menghilangnya rasa takut akan Tuhan (Rom 3:18). Rasa takut, kagum-hormat dan penyembahan pada Tuhan semakin hilang di banyak gereja. Dosa, keduniawian, kedagingan, materialisme, dan egoisme semakin membuat manusia menjauh dari Tuhan dan memberontak melawan Tuhan. Kita sedang hidup di dalam dunia yang penuh dosa yang semakin melupakan Allah.

Kita harus memacu kebangunan rohani agar Gereja-gereja bisa semakin bertumbuh. Akan tetapi kita jangan hanya mengharapkan perkembangan dalam kuantitas saja. Karena kalau hanya aspek kuantitas saja fokusnya, kualitas kehidupan rohani dan devosional dan standar-standar moral umat dan Gereja bisa stagnan dan semakin memburuk.”

“Saat ini, banyak gereja kekurangan kepemimpinan rohani yang benar dan tidak pernah mempraktekkan standar-standar Alkitabiah tentang disiplin Gereja. Kita perlu pemimpin-pemimpin rohani yang bisa mentransformasi umat dengan kuasa Injil dan kuasa Roh Kudus.

Problem lain yang ada adalah dari mimbar. Kalau Injil itu kita ibaratkan mata pisaunya gereja, apa yang telah membuat tumpul kotbah-kotbah Injil kita?

Pesan-pesan kotbah-kotbah sekarang lebih banyak berpusatkan pada manusia, berdasarkan emosi, lemah dan dangkal. Semakin jarang kita mendengarkan kotbah tentang takut akan Tuhan. Padahal takut akan Tuhan adalah permulaan semua hikmat (Amsal 9:10). “Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepadaNya (Kis 10: 35). Tuhan hanya memberi perintah kepada orang yang takut akan Dia ( Maz 25:12). Dasar untuk pelayanan yang efektif adalah takut akan Tuhan (Yosua 24:14). Berkat Allah yang sangat besar akan dilimpahkan bagi orang-orang yang takut akan Dia (Maz 31:19).

Bagian yang terhilang dari pesan Injil yang sudah jarang dikotbahkan oleh banyak pendeta dan gereja adalah tentang takut akan Tuhan, mutlaknya pertobatan pribadi (yang bisa merubah pikiran, hati dan kehidupan) dan penegasan berita tentang penebusan oleh darah Kristus di kayu salib bagi kita.

Baca juga  Stunting: Pengertian, Gejala, Penyebab, Dampak, Pengobatan dan Pencegahan, Kondisi di Indonesia

Taurat (Hukum) Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa, peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tidak berpengalaman (Maz 19:7) dan melalui hukum Taurat kita mengenal dosa” (Rom 3:20). Karena itu seberapa sering kita mengajarkan dan memproklamasikan Hukum Tuhan?

Martin Luther menyatakan “Kewajiban pertama seorang pengkotbah Injil adalah untuk menyatakan Hukum Tuhan dan memperlihatkan kodrat tentang dosa”.

John Bunyan berkata,”Orang yang tidak tahu tentang natur Hukum Tuhan tidak tahu tentang hakikat dosa”.

John Wesley menyarankan agar penginjil harus mengkotbahkan 90% hukum Allah dan 10% tentang anugerah.

Charles Finney berkata,”Gereja akan penuh dengan petobat-petobat palsu kalau gagal membuat orang takut akan Tuhan”.

Charles Spurgeon menyatakan “Orang tidak akan pernah menerima anugerah Allah kecuali kalau mereka gemetaran di hadapan Hukum Tuhan yang adil dan kudus.

Menurur Togi Lingga, yang saat ini sedang menyelesaikan S2 Theologia di STT Bethel, Petamburan, apa yang harus kita pergumulkan saat ini adalah: Kita harus berdoa sungguh-sungguh agar Tuhan mengirimkan gelombang kebangunan rohani baru yang besar bagi gereja-gereja Tuhan di seluruh dunia. Agar gereja-gereja dipulihkan atau direstorasi, bangkit dan bersinergi melakukan peperangan rohani dan transformasi masyarakat.

 

Kebangunan rohani adalah karya Allah, -restorasi dan reformasi terhadap umat Allah. Dasar untuk kebangunan rohani adalah menegakkan kembali kebenaran-kebenaran Firman Tuhan di dalam gereja. Banyak gereja, pendeta dan umat Tuhan saat ini yang sedang mati suri, sekarat dan terhilang karena sudah buta, mati rasa dan terasing sama sekali terhadap Firman Tuhan. Kita tidak mengalami kebangunan rohani karena gereja merasa tidak perlu ada kebangunan rohani. Kita bisa mengalami kebangunan rohani kapan saja. Asal saja kita menerapkan Firman Tuhan dalam kehidupan kita, berdoa mengharapkan hal-hal besar dari Allah dan mau membayar harga. Kobarkan lagi api kebangunan rohani Protestan. “Nabi-nabi”, pengkotbah-pengkotbah, revivalis-revivalis dan tokoh-tokoh kebangunan rohani Protestan seperti John Wycliffe, John Huss, Martin Luther, John Calvin, John Knox, Ulrich Zwingly, John Wesley, George Whitefield, Jonathan Edwards, Daniel Rowland, Howel Harris, William Williams, William Wilberforce, Alexander Campbell, Peter Cartwright, Lyman Beecher, Evan Roberts, William Booth, Charles Finney, Charles Spurgeon, Billy Sunday, William Carey, Dwight L. Moody, Reuben Archer Torrey, Billy Graham, John R. W. Stott, John Sung, Luis Palau, Stephen Tong dan lain-lain harus menjadi inspirasi kita dalam mengobarkan kembali bara api kebangunan rohani di Indonesia, agar Indonesia menjadi pusat kebangunan rohani dunia. (Bob Leimena).