Rekson Silaban, S.E.: “Gereja Harus Mentransformasi Masyarakat!”
“Gereja dan umat Kristen harus melakukan transformasi sosial untuk perdamaian dan keadilan sosial. Harus melakukan pencerahan, pemberdayaan dan pembelajaran. Gereja harus menyadari perannya sebagai “pelayan Allah” yang diutus untuk melayani dunia seperti melayani Allah. Walau kita minoritas, kesaksian kita bisa menghasilkan perubahan/transformasi sosial yang signifikan, asal kita menjadi minoritas yang kreatif (kecil tapi kuat) dan kita mau bangkit menjadi ciptaan baru”demikian papar Rekson Silaban, S.E, , ketika menerima audiensi dan wawancara dengan Tabloid Tritunggal, di kantornya beberapa waktu lalu.
Berikut petikan lengkap wawancara Tabloid Tritunggal dengan Rekson Silaban perihal Peran Gereja dalam Mentransformasi Masyarakat.
Tritunggal: Ada yang berpendapat bahwa upaya orang Kristen untuk mengubah (mentransformasi) dunia ini adalah sebuah utopia. Menurut Bapak bagaimana pandangan tersebut?
Rekson Silaban: Kalau ada yang berpendapat Gereja tidak dapat memecahkan masalah-masalah dunia, pandangan itu harus dipikirkan ulang lagi! Kita dan Gereja dipanggil untuk membawa kabar baik dan solusi bagi problem sosial kemanusiaan. Kita diperintahkan untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan manusia. Kristus telah memberi teladan dan solusi dalam memecahkan problem-problem masyarakat dan menyatakan bahwa kita juga bisa dan harus melakukan transformasi sosial.
Tritunggal: Kalau mentransformasi dunia ini adalah sebuah amanah, apa persoalan dan penyebabnya sehingga banyak orang Kristen tidak mampu atau tidak efektif untuk melakukan transformasi sosial?
Rekson Silaban: Persoalan terbesar Gereja/kekristenan saat ini adalah karena banyak orang percaya tidak menyadari, tidak menggunakan, tidak melepaskan, tidak memanifestasikan kuasa dan karunia-karunia Roh Kudus secara normatif. Tangan dan kaki orang Kristen sepertinya lumpuh atau sudah diamputasi. Hanya bisa berbuat sedikit, bahkan tidak bisa berbuat bagi kerajaan Allah. Tidak bisa berbuat banyak untuk mengubah dan mempengaruhi masyarakat dengan nilai-nilai Injil. Tidak efektif untuk menyatakan anugerah, kasih, belaskasih, pengampunan, keselamatan dan hidup baru dalam Tuhan Yesus. Tidak bisa menjadi teladan dan saksi Kristus. Menurut saya ini karena banyak orang Kristen yang masih Kristen KTP, yang belum ditransformasi oleh kuasa Injil, yang belum lahir baru, belum bertobat dan tidak komit hidup di dalam kesucian atau hidup dalam Roh Kudus.
Tritunggal: Bagaimana cara sederhana kita bisa melakukan transformasi sosial?
Rekson Silaban: Cara kita untuk mentransformasi masyarakat ini adalah dengan “Pergilah ke seluruh dunia (ke seluruh bidang kehidupan), beritakanlah Injil kepada segala makhluk,” (Markus 16:15). “Pergi” adalah kata kunci bagi orang percaya. Yesus memerintahkan kita untuk menjadi “saksi-Nya” di mana saja, kapan saja dan kepada siapa saja (Kis 1:8). Kita menjadi saksi mulai dari keluarga kita, teman-teman kita dan teman-teman kerja kita. Mulai dari kota sendiri dan tetangga terdekat. Kita menceritakan apa yang telah Kristus lakukan dalam hidup kita. Dengan cara sederhana ini kita telah melakukan transformasi atau perubahan bagi lingkungan kita.Dengan menjadi “saksi” kita menanam isi/berita dan pengaruh Injil kepada orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kita harus mengajarkan Firman Tuhan, mendidik dan memuridkan orang tentang makna dan tujuan hidup, bagaimana menjalani kehidupan sesuai dengan Firman Tuhan, bagaimana menjadi “murid” Kristus yang alkitabiah dan kelak bisa memuridkan orang lain, keluarganya, teman-teman, saudara-saudaranya dan seterusnya. Dengan menjadi “saksi” kita memperbesar atau memperluas jaringan dan lingkaran sosial kita.
Akan tetapi, Kristus tidak ingin Gereja dan umat Kristen hanya bersaksi atau berkotbah saja. Selama hidupnya Yesus juga tidak hanya berkotbah atau mengajarkan Firman Tuhan. Ia juga memperhatikan orang-orang yang tertindas, orang-orang yang tertekan hidupnya, orang-orang yang marjinal, orang-orang miskin, orang sakit, orang buta, orang yang sakit kusta, orang tua, orang yang sakit secara mental, orang gila, anak-anak yatim, para janda, narapidana dan kaum tunawisma. Yesus peduli pada problem-problem masyarakat dan umat manusia.
Tritunggal: Menurut Bapak, apa saja problem-problem kemanusiaan yang perlu dicarikan solusi atau harus ditransformasi?
Rekson Silaban: Problem-problem terbesar yang dihadapi umat manusia pada masa Tuhan Yesus masih menjadi masalah terbesar umat manusia saat ini, seperti kekosongan rohani, kepemimpinan/kekuasaan yang egosentris/korup, kemiskinan, penyakit dan buta huruf. Ini adalah lima problem raksasa dunia yang mempengaruhi milyaran manusia.
Tritunggal: Teladan dan solusi seperti apa yang Tuhan Yesus berikan untuk problem-problem kemanusiaan seperti yang disebut diatas?
Rekson Silaban: Apa yang Tuhan Yesus lakukan pada problem-problem ini? Dia melakukan lima hal: Dia menanam Gereja untuk merekonsiliasi orang/masyarakat dengan Tuhan dan dengan sesama manusia. Dia memperlengkapi pemimpin-pemimpin yang berhati melayani dengan melatih murid-muridNya untuk melayani daripada dilayani. Dia membantu orang miskin. Dia peduli pada orang sakit. Dan Kristus mendidik generasi berikutnya. Saya percaya lima hal ini yang Kristus ingin kita lakukan saat ini. Kristus ingin kita sebagai murid-muridNya: menanam dan menumbuhkan komunitas iman, memperlengkapi pemimpin-pemimpin yang berhati hamba, membantu kaum miskin, peduli pada orang miskin dan mendidik generasi berikutnya.
Jadi misi tidak hanya berarti mengirim keluar negeri misionaris professional, pemimpin pemimpin organisasi atau pekerja-pekerja sosial. Segala sesuatu yang kita kerjakan untuk Kristus untuk membangun kerajaan Allah adalah misi.
Saat ini, ratusan juta manusia di seluruh dunia mati karena penyakit yang sebenarnya dapat disembuhkan, namun karena tidak punya biaya berobat, mati tragis. Saat ini setiap tahun 11 juta anak-anak juga mati karena penyakit yang dapat disembuhkan. Itu berarti 27.000 anak-anak mati setiap hari karena penyakit. 1/6 penduduk bumi tinggal di kawasan kumuh.Yesus ingin kita mengasihi anak-anak yang miskin, yang terancam mati karena penyakit, kekurangan gizi dan sanitasi buruk. Yesus ingin kita mengasihi orang miskin. Karena itu, kita harus bisa memobilisasi Gereja dan professional Kristen untuk membantu kaum miskin dan orang-orang yang lagi sakit
Tritunggal: Apa harapan Bapak pada Gereja? Apa langkah-langkah yang dapat Gereja lakukan untuk mewujudkan secara konkrit transformasi dunia tersebut?
Rekson Silaban: Hanya Gereja, dengan kuasa Roh Kudus, yang dapat menangani lima problem besar dunia ini. Tidak ada pemerintah dan organisasi dunia yang bisa menanganinya. Kalau mereka bisa, mereka sudah melakukannya sekarang. Hanya Gereja yang bisa melakukannya. Gereja harus memobilisasi 2 milyar orang sukarelawan agar bersedia/mau bangkit dalam nama Yesus, diperlengkapi dengan kuasa Roh Kudus untuk berbuat yang konkrit bagi orang lain, masyarakat dan dunia ini. Untuk “memberi makan” bagi orang yang kelaparan/miskin (Matius 14:16), menyembuhkan orang sakit (mendirikan banyak poliklinik dan RS yang terjangkau), membangun sekolah-sekolah dan universitas Kristen yang terjangkau biayanya, membangun panti-panti asuhan, panti jompo dan karya-karya sosial lainnya.
Jadi dengan menjadi saksi Kristus dan berkarya bagi orang lain kita bisa mentransformasi masyarakat! Gereja harus mentransformasi masyarakat. (Hotben Lingga)