Pdt. Dr. Jerry Rumahlatu : Banyak Sekolah Protestan Kini Lebih Unggul Dari Sekolah Katolik

0
4729

Pdt. Dr. Jerry Rumahlatu : Banyak Sekolah Protestan Kini Lebih Unggul Dari Sekolah Katolik

 

Pdt. Dr. Jerry Rumahlatu
Pdt. Dr. Jerry Rumahlatu

“Pendidikan memainkan peran kunci dalam membentuk sebuah masyarakat dan bangsa. Karena itu, umat Kristen sejak awal senantiasa terlibat secara aktif dalam pengembangan (sistim) pendidikan yang baik sebagai bentuk partisipasi,  tanggung-jawab, panggilan dan kesaksian iman. Pengembangan keunggulan akademis dan kecerdasan emosional-spiritual-rasional merupakan salah satu tujuan utama pendidikan Kristen” demikian dikatakan Pdt. DR. Jerry Rumahlatu, seorang praktisi dan pemerhati pendidikan Kristen ketika menerima audiensi Tritunggal, dan Suara Kristen beberapa waktu lalu.

Berikut petikan wawancara Tritunggal dan Suara Kristen dengan Pdt. Jerry Rumahlatu, seputar relevansi dan dinamika pendidikan Kristen kontemporer.

Tritunggal: Mengapa Pendidikan Kristen itu penting dan apa yang membuat pendidikan Kristen berbeda dari sistim pendidikan (sekuler) lain?

Jerry Rumahlatu: Pendidikan merupakan anugerah, aset dan investasi terpenting yang orang-tua bisa berikan pada anaknya. Relevansi pendidikan Kristen adalah karena anak-anak/siswa belajar tentang Tuhan. Mereka diajarkan nilai-nilai Kristen yang baik, dibekali dengan pengajaran iman, azas-azas Kristen dan world-view Kristen yang benar. Dengan guru-guru yang baik mereka akan menjadi  unggul secara akademis.

Pendidikan Kristen sangat diperlukan manusia karena merupakan sarana dan agen pembaharuan dan transformasi di sekolah, gereja dan masyarakat. Kita menawarkan pendidikan yang dibentuk dari iman, pengetahuan dan praktek Kristen. Kita ingin mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan penyelidikan kritis, mendorong partisipasi kreatif yang berwawasan luas dalam masyarakat, dan membantu perkembangan karakter-kepribadian seperti Kristus dan yang penuh semangat.

Sebagai orang Kristen yang peduli, kita ingin anak-anak kita sebisa mungkin memiliki pengalaman pendidikan yang terbaik, yang akan mengasuh anak-anak kita secara intelektual dan moral. Ciri khas lingkungan pendidikan dan sekolah Kristen haruslah  berpusatkan pada Kristus.Pendidikan Kristen berusaha mengajar setiap disiplin ilmu dari dasar iman dan kebenaran. Kita ingin setiap siswa memahami bahwa kebenaran Firman Tuhan cocok untuk setiap aspek kehidupan. Pembelajaran dan pelajaran diajarkan dari perspektif Alkitab. Bahwa Alkitab merupakan satu-satunya standar absolut kebenaran untuk setiap orang; merupakan Firman Allah yang benar, diinspirasikan oleh Allah dan berotoritas absolut. Pendidikan Kristen menekankan  prinsip keseimbangan dan keserasian antara iman, ilmu pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan sosial, fisikal, rasional, dam spiritual. Pendidikan Kristen menekankan konteks natural, kultural, masyarakat dan spiritual di mana kita tinggal. Ajaran kita menghormati beragam tingkat, karunia dan gaya belajar

Pendidikan Kristen harus menghasilkan manfaat besar bagi siswanya. Dengan menanamkan aspek-aspek nilai dan kepercayaan, maka karakter siswa akan terbentuk dari usia dini. Pendidikan seperti ini menghasilkan dan menjamin mental yang lebih sehat dan kehidupan moral lebih stabil, dan semua sarana untuk menghadapi tantangan-tantangan dalam kehidupan. Firman Tuhan menegaskan pendidikan harus bisa menjadikan orang dewasa secara pengetahuan/intelektual/kebijaksanaan, fisik, rohani dan sosial.

Baca juga  Film “Glenn Fredly The Movie” Rilis Official Trailer & Poster Sajikan Kisah Cinta Haru Glenn Fredly!Tayang 25 April 2024

Pendidikan Kristen yang baik menggunakan Alkitab dengan serius. Kebenaran dilihat sebagai sesuatu yang mutlak.  Pendidikan Kristen yang baik percaya bahwa pandangan dunia Kristen bisa membuat perbedaan yang positif.  Pendidikan Kristen memberikan landasan yang kuat kepada siswa dalam dunia, di mana nilai-nilai dan moral sedang berubah drastis. Pendidikan Kristen mengakui kedaulatan Tuhan atas seluruh ciptaanNya dan atas seluruh alam semesta, dan mengakui Kristus sebagai Raja.

Kita harus mengajarkan setiap pelajaran atau kurikulum dalam orbit Tuhan. Siswa-siswa diajari bahwa mereka sebagai orang berdosa membutuhkan anugerah keselamatan di dalam Kristus. Mereka harus diberi visi tentang Keraan Allah dan tempat mereka  di dalamnya. Siswa diajarkan bahwa mereka diberikan talenta dan karunia yang unik, sehingga mereka ditantang untuk mencapai potensi mereka yang luar biasa. Kita memperlakukan siswa sebagai seorang pribadi yang utuh/menyeluruh yang harus bertumbuh di dalam Kristus menuju kedewasaan rohani dan intelektual. Dasar pendidikan dalam Tuhan dan FirmanNya akan mempersiapkan siswa untuk menghadapi masa depan, dan memampukan mereka berpikir kritis dan berani mengksplorasi pandangan-pandangan dunia yang lain dalam perspektif mereka sendiri.

Kita membangun dan memajukan dunia pendidikan karena kita melakukan tanggung-jawab kita sebagai respons pada panggilan ilahi. Dalam dunia pendidikan  kita menantang diri-kita sendiri agar kita bisa menjadi  Citra Allah yang  unggul, humanis, super, rasional, bermartabat dan sangat potensial .

Tritunggal: Bisakah digambarkan secara singkat tentang sejarah dan partisipasi Protestan dalam perkembangan pendidikan?

Jerry Rumahlatu: Sejak awal Reformasi Protestan, para Reformator seperti Martin Luther, John Calvin, dan lain-lain sangat menekankan pentingnya umat Kristen memperhatikan, mengembangkan dan mengontrol dunia pendidikan. Bagi para Reformator, pendidikan adalah amanat agung untuk memuridkan bangsa-bangsa agar mengenal Allah yang benar dan sejati, dan mengalami transformasi batin dan intelek. Salah satu tugas pendidikan Kristen kata Martin Luther adalah untuk mendidik moral masyarakat. Karena itu, para Reformator menjadikan pendidikan sebagai medan pelayanan strategis, benteng dan senjata peperangan rohani, sebagai tugas suci yang besar. Di Jerman, Gereja-gereja Protestan merupakan salah satu penyelenggara dan kontributor terbesar dalam pengembangan dunia pendidikan. Di AS, Gereja-gereja Protestan merupakan pionir pendidikan, peletak dasar sistim pendidikan modern. Seratus lebih universitas/kolese pertama yang dibangun di AS dipelopori oleh denominasi-denominasi Protestan. Saat ini di AS ada 500 lebih kolese/universitas yang berlatar-belakang Protestan. Salah satu sinode Lutheran di AS, The Lutheran Church-Missouri Synod, misalnya membangun 2488 sekolah dari TK sampai dengan universitas, Gereja Episkopal Protestan membangun 1200 sekolah, Gereja Advent  membangun 1049 sekolah. Denominasi/sinode-sinode Protestan yang lain masing-masing juga membangun ribuan sekolah. Di AS saja terdapat 12.400 sekolah SD-SMA Protestan.Di Indonesia ada 5000an sekolah Protestan.

Baca juga  LBH YLBHI: Hentikan Operasi Militer Ilegal dan Praktek Penyiksaan Warga Papua, Tangkap dan Adili Pelaku!

Dalam sejarah misi modern kita menyaksikan bahwa salah satu strategi yang digunakan oleh para misionaris Protestan untuk memajukan pekerjaan Tuhan adalah melalui dunia pendidikan. Para misionaris dan Gereja-gereja Protestan abad 19 dan 20 merupakan pionir-pionir pendiri sekolah-sekolah dan universitas-universitas modern di setiap ladang misi. Misalnya di Cina, Korea Selatan, Jepang dan Indonesia. Ada ratusan ribu sekolah Protestan di seluruh pelosok dunia.

Jadi, Gereja-gereja Protestan merupakan penggagas,pionir, pengembang  dan kontributor utama sistim pendidikan modern. Pendidikan Protestan yang melahirkan universitas dan sekolah-sekolah modern di AS di abad 20 dan 21 ini. Dimana Protestantisme disebarkan disana pendidikan biasanya juga dimajukan.

Worldview Protestan merupakan salah satu pembentuk paling penting kehidupan intelektual di  Eropa (Barat khususnya) dan AS. Di  era awal pendirian AS, para Protestan sangat menekankan pentingnya menanamkan ajaran/moralitas Kristen (Protestan) yang alkitabiah dalam dunia  pendidikan. Pendirian Harvard, Yale, William & Mary, Princeton, Columbia University, dan ratusan universitas/kolese yang paling awal didirikan di AS merupakan realisasi filsafat pendidikan Protestan yang menekankan iman, integritas moral, intelektualitas, ethos kerja dan kebebasan mimbar untuk meletakkan dasar intelektual dan moral bagi masyarakat.

Gagasan-gagasan dan institusi-institusi pendidikan Protestantisme yang mendorong kemajuan dan perkembangan industrialisasi masyarakat Eropa dan AS.

Tritunggal: Secara umum, apa tantangan–tantangan yang sedang dihadapi oleh Pendidikan Protestan saat ini?

Jerry Rumahlatu: Pada pertengahan abad 20, banyak universitas besar yang didirikan oleh para Protestan dibajak oleh kaum sekuler anti Tuhan. Kaum anti-kris ingin menghapus iman Kristen dan menggantikannya dengan nilai-nilai atheis/sekularis. Karena itu, di AS misalnya, kaum Protestan Injili berusaha “mengkristenkan” kembali AS dengan mendirikan ratusan universitas agar tetap dapat menjadi pendidik moral masyarakat dan pembentuk kehidupan moral dan intelektual.

Selama seabad lebih, kolese-kolese dan universitas-universitas di dunia Barat telah menjadi luar biasa sekulernya. Sistim dan kurikulum Pendidikan di Barat telah “menyingkirkan” Tuhan dan Firman Tuhan dari dunia akademis. Fokus mereka hanya mengembangkan pengetahuan mahasiswa tentang dunia material melalui aplikasi metode ilmiah dan mempersiapkan para mahasiswa untuk hidup dan bekerja di dalam pluralisme masyarakat global. Institusi-institusi pendidikan telah mencuci otak pemuda-pemudi dengan pemahaman, tujuan dan ide-ide sekuler atheistis. Akan tetapi, dasar pengetahuan, Firman Tuhan, sudah ditinggalkan. Para pelajar bisa belajar mencari nafkah dan mengemudikan realitas politis dunia, tetapi mereka tidak belajar bagaimana caranya hidup dalam Tuhan.

Baca juga  DOA MENEGUHKAN IMAN

Sejak pendidikan karakter dihapuskan dari sekolah umum di AS pada tahun  1963, maka krisis moral dan rohanipun melanda AS. “Pendidikan tanpa (moralitas) Alkitab pasti gagal, korup dan berbahaya” kata Martin Luther. Kita lihat sekarang, sebagai akibat dihilangkannya pendidikan moral, saat ini di AS ada 100 juta orang lebih kena penyakit kelamin.

Karena itu, salah satu tantangan terbesar pendidikan Kristen saat ini adalah harus bisa merestorasi nilai-nilai kebenaran dan hati nurani. Harus bisa menggarami dan menerangi hati-nurani setiap individu dan masyarakat dengan kuasa Firman Tuhan dan kebenaran Allah.

Pendidikan Kristen harus memberikan pemahaman yang benar tentang alasan (reason) mengapa manusia ada di dunia ini, tentang tujuan sejati kehidupan dan bagaimana mendapatkan tujuan itu dan bagaimana caranya mendapatkan sukses sejati dalam kehidupan.

Kita berusaha secara intelektual untuk mengeksplorasi keindahan dunia kita, memproklamasikan kesembuhan yang Tuhan tawarkan dalam Kristus Yesus, membuka kedok ketidakpercayaan kita. Kita berusaha komit kepada wawasan-wawasan kehidupan dan pemikiran Kristen, terlibat dalam isu-isu dalam bidang intelektual dan publik, dan memperkaya iman dengan warisan dari masa-lalu dan penemuan-penemuan saat ini.

Saat ini di Indonesia, banyak sekolah Kristen Protestan sedang mengalami krisis, baik krisis finansial, SDM maupun kepemimpinan. Di Sumatera Utara misalnya, kita sangat sedih ada ratusan sekolah HKBP yang dilikuidasi/ditutup. Di banyak daerah lain, juga ada banyak sekolah Kristen yang ditutup karena mengalami krisis. Akan tetapi, saat ini, sudah banyak sekolah-sekolah Protestan yang lebih unggul dari sekolah Katolik, seperti BPK Penabur, IPEKA, Pelita Harapan, Springfield International School, Bina Bangsa, Harapan Bangsa, Ora Et Labora dan banyak lagi. Karena itu, sinode-sinode gereja dan yayasan-yayasan pendidikan Kristen harus bekerja lebih maksimal dan ekstra lagi untuk meningkatkan kualitas SDM tenaga pengajar dan potensi finansial masing-masing sekolah. Kita harus merevitalisasi pendidikan kita dengan semangat progesif, transformatif dan partisipatif. kita harus mewujudkan komitmen kita kepada anak-anak dan kepada kesejahteraan tetangga dan komunitas-komunitas kita. Sehingga, Pendidikan Protestan di Indonesia bisa lebih berkembang dan maju lagi, menjadi penyelenggara pendidikan terbaik, terdepan dan terunggul. Dan, gereja dapat menjadi otoritas moral bagi masyarakat. Majukan kembali pendidikan Protestan di Indonesia. (Hotben Lingga)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here