SUMBER DAYA MANUSIA GEREJAWI
MEMASUKI ERA SOCIETY 5.0
Oleh:
Amistan Purba, SE, STh, MM
Revolusi adalah suatu perubahan yang terjadi dengan cepat dan mengubah dasar-dasar dari kehidupan. Industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan dari yang tadinya berbentuk mentah, menjadi barang jadi yang memiliki nilai dan bermutu tinggi. Revolusi Industri adalah suatu perubahan besar-besaran yang terjadi dalam dunia industri karena munculnya perkembangan teknologi dalam mengelola sumber daya, sehingga menjadikan setiap prosesnya jauh lebih efektif dan efisien dari sebelumnya. Faktor utama penyebab revolusi ndustri adalah faktor teknologi, faktor ekonomi, faktor sosial budaya.
MENGENAL PERKEMBANGAN REVOLUSI INDUSTRI 1.0 Hingga 4.0
Dengan berkembangnya kemajuan teknologi saat ini yang mempengaruhi industri di berbagai sektor, kita sering mendengar istilah revolusi industri di kehidupan sehari-hari. Revolusi industri sendiri merupakan sebuah fenomena yang sudah terjadi sejak tahun 1750 – 1850.
Revolusi Industri 1.0
Era ini terjadi pada abad ke-18 (1760–1840) dan ditandai dengan adanya penemuan mesin uap pada 1776 oleh James Watt di negara Inggris dan menyebar ke negara-negara Eropa lainnya, seperti Belgia, Prancis, Jerman, dan revolusi ini turut menyebar ke Amerika Serikat, sehingga membawa perubahan besar di berbagai sektor.
Revolusi Industri 2.0
Era ini terjadi sekitar awal abad ke-19 (1870-an) dikenal dengan revolusi teknologi. Era ini ditandai dengan adanya penemuan tenaga listrik yang membuat mesin uap yang tadinya sering digunakan dalam proses produksi semakin lama digantikan dengan tenaga listrik.
Revolusi Industri 3.0
Era ini terjadi sekitar awal abad ke-20 (1970-an) dan dipicu oleh perkembangan mesin-mesin pintar (Komputer & Software) berbasis teknologi otomatis yang perlahan menggantikan peran-peran manusia di lapangan. Pada era inilah dimulainya digitalisasi khususnya di dunia industri.
Revolusi Industri 4.0
Industri 4.0 berasal dari sebuah proyek dalam strategi teknologi canggih Pemerintah Jerman yang mengutamakan komputerisasi. Era yang saat ini kita jalani di mana pengembangan teknologi lebih lanjut seperti internet of things, cybers-ecurity, cloud, big data analytics, simulation, 3D printing (additive manufacturing), augmented reality, dan collaborative robot. Industri 4.0 juga diangkat menjadi salah satu topik dalam Debat Capres 2019. Pada industri 4.0, teknologi manufaktur sudah masuk pada tren otomatisasi dan pertukaran data.
Gagasan Society 5.0
Gagasan Society 5.0 dimunculkan sebagai solusi Revolusi Industri 4.0. Jepang memprakarsai istilah ini dengan konsep bahwa masyarakat harus memanusiakan manusia dengan teknologi. Konsep Society 5.0 diperkenalkan sebagai konsep inti dalam Rencana Dasar Sains dan Teknologi ke-5 yang telah disetujui oleh Kabinet Jepang pada Januari 2016, yang mana Society 5.0 lebih berfokus pada konteks manusia.
Perubahan zaman berpotensi untuk mengubah nilai, gaya hidup, cara pandang, dan proses pengambilan keputusan. Orang-orang ditarik ke dunia baru di mana internet tidak dapat dilepaskan dari kehidupan nyata masyarakat. Dalam dunia yang baru ini seolah-olah dunia fisik dan virtual telah bergabung.
Data, informasi, dan pengetahuan diidentifikasi sebagai tiga elemen yang mendorong inovasi sosial di Era Society 5.0. Data menjadi berguna bagi kita ketika diubah menjadi informasi, dan kemudian menjadi pengetahuan.
Teknologi digital menjadi semakin umum pada Era Society 5.0 dan memainkan peran penting dalam hubungan antara manusia dan non-manusia. Skema dasar Society 5.0 adalah bahwa data dikumpulkan dari dunia maya dan diproses oleh komputer, dengan hasil yang diterapkan di dunia nyata.
Internet of Things (IoT) merupakan sebuah konsep di mana suatu objek dapat mentransfer data melalui jaringan tanpa perlu interaksi manusia-ke-manusia atau manusia-ke-komputer (mesin). IoT adalah infrastruktur jaringan global yang menghubungkan objek fisik dan virtual melalui eksploitasi data dan kemampuan komunikasi
E-commerce telah berkembang di Era Society 5.0, bersamaan dengan IoT dan media sosial. E-commerce membuat kemudahan melalui pembayaran elektronik seperti Ovo, Go-Pay, LinkAja, dan sebagainya.
Mahadata (big data), data yang sangat besar dengan tiga karakterisitik utama yaitu Volume (data yang sangat besar), Velocity (mengolah data dengan cepat), dan Variety (data yang beragam).
EKONOMI GLOBAL
Dewasa ini, dunia ekonomi sedang dalam proses menuju ekonomi global, dimana peningkatan integrasi antar negara dapat dilihat melalui adanya perkembangan dramatis dalam arus penyeberangan barang, jasa juga modal dari suatu negara kenegara lain. Dengan disetujuinya pemberlakuan secara global, aliansi ekonomi regional pun bermunculan, seperti:
Mekanisme perdagangan dengan kebijakan free trade, yang dikenal dengan perjanjian GATT (General Agreement on Tariff and Trade)
Asean Free Trade Area (AFTA), bentuk kerjasama perdagangan di wilayah negara-negara ASEAN.
North American Free Trade Agreement (NAFTA), merupakan perjanjian perdagangan bebas yang beranggotakan tiga Negara, Amerika Serikat, Kanada, Meksiko.
World Trade Organization (WTO), organisasi internasional yang mengatur perdagangan internasional.
The International Organization for Standardization (ISO), suatu organisasi internasional yang menetapkan standar internasional di bidang industrial dan komersial
G20, bertujuan mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.
Melalui persaingan bebas, organisasi-organisasi perdangangan akan senantiasa mengelola kegiatanya dengan prinsip efektif dan efesien. Adanya pasar bebas, maka dimungkinkan munculnya gagasan-gagasan baru yang dapat terealisasikan.
Dengan adanya aliansi ekonomi, maka kesempatan beraliansi dengan pihak lain terbuka. Dalam melakukan segala aktivitas, organisasi perlu mengetahui dan memahami ekonomi global. Dengan pemahaman tentang ekonomi global, kegiatan yang dilaksanakan akan lebih jelas dan terarah, sehingga para SDM-nya akan meningkatkan pengetahuan, skill, dan profesional dalam menyelesaikan pekerjaanya, sehingga mendatangkan kemajuan bagi organisasinya.
SUMBER DAYA MANUSIA GEREJAWI MEMASUK ERA SOCIETY 5.0
Dalam dunia kerja, baik institusi maupun industri, sangat membutuhkan sumber daya manusia (SDM). SDM atau yang juga dikenal dengan sebutan Human Resources menjadi penting karena akan memberikan dampak yang signifikan bagi kemajuan organisasi. Sumber Daya Manusia Gerejawi merupakan asset penting bagi gereja, yang senantiasa mengalami dinamika dan perkembangan dalam menggerakkan kegiatan pelayanan gereja. Gereja adalah komunitas orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus, dan komunitas ini tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia yang selalu berubah. Perubahan yang terjadi dan harus disikapi adalah transisi menuju era baru yang dikenal dengan Society 5.0 (Masyarakat 5.0). Perubahan yang besar ini menjadi peluang bagi masyarakat, tidak terkecuali gereja yang ada di dalamnya.
Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu (lihat Amsal 1:5). SDM gerejawi dapat menambah ilmu dengan terus menggunakan ilmu pengetahuan yang berkembang. Tuhan menyukai hamba-Nya yang bijak. Sebagai orang Kristen layaknya kita menjadi orang yang bijak dan memiliki pengertian. Oleh karena itu, kita harus mau mendengar, menambah ilmu. Kita dapat menambah ilmu dengan terus menggunakan Ilmu, Pengetahuan dan Teknologi yang berkembang. Ilmu, Pengetahuan dan teknologi membantu untuk membuat kita semakin bijak.
Gereja telah berada di dalam dunia dan tidak bisa lepas dari perubahan yang terjadi di dalam dunia. Gereja harus mengikuti perkembangan agar tetap relevan dengan orang-orang yang hidup di Era Society 5.0 Gereja sebagai organisasi spiritual, harus tetap ada pada setiap perubahan, tetapi juga memberi makna kepada dunia dalam segala perubahan yang terjadi. Memasuki Era Society 5.0 dibutuhkan sumber daya manusia gerejawi yang memadai dan profesional.
Bekasi, Februari 2022
Amistan Purba, SE, STh, MM.