Dukung Film Prostitusi Suci dan Sosialisasikan Anti Human Trafficking
Jakarta, Suarakristen.com
Sebuah Film Dokumenter Holy Prostitution kembali melakukan melakukan Road Show dengan mesosialisasikan kawin kontrak atau anti Trafficking.
Bukan kali, pertamanya film ini setelah mendapat penghargaan dari Amerika.
Setelah menonton bersama di Cibubur, turut warga kecamatan Cigombong, Bogor mengapresiasi film dokumenter yang disutradarai oleh Natasha Dimatra.
Film yang mengangkat fenomena Kawin Kontrak atau Nikah Mut’ah ini memulai Road Show di Jawa Barat dan sekitarnya.
“Kami masyarakat Cigombong mengapresiasi film Holy Prostitution ini,” kata Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Ustad Kakan Sukandi, di Ciawi Bogor, Rabu (3/8/22).
Lanjut Ust Kakan, lebih dari 200 peserta remaja dan orang dewasa yang ikut menonton film Holy Prostitution ini.
“Film ini buat pembelajaran kita. Mengedukasi kita, bahwa bukan untuk dicontoh. Ini adalah fenomena yang ada dan tidak boleh kita tiru baik dalam sisi syariat Islam maupun hukum positif di Indonesia,” pungkasnya
Sementara, Kepala Desa Gadog, Dedi Junaedi mengungkapkan sejak masa sekolah sudah mengetahui wilayah Puncak Bogor “gudangnya esek-esek” (prostitusi terselubung: red).
“Gudang esek-esek dan tempat lokalisasi, itu istilahnya saat itu,” kata Dedi.
Berbeda dengan Praktisi Hukum, Dedi DJ mengatakan trendnya di Puncak Bogor adalah Kawin Kontrak ini banyak manfaatnya atau ruginya? “Tetapi, kawin kontrak tidak dibenarkan,” tegasnya.
Sebab, kata Dedi DJ, landasan hukum Indonesia adalah hukum positif.
“Sebab, kawin mut’ah banyak merugikan kaum perempuan. Mereka hanya melihat secara pragmatis karena dilihat dengan janji uang dan persoalan ekonomi,” pungkasnya.
Roadshow film Holy Prostitution ini turut menghadirkan sang sutradara Princess Natasha Dematra, tokoh pemuda kecamatan Megamendung, AZ Basuni, dan budayawan, AbahnUkan.