TANGGALKAN TOPENG KEMUNAFIKAN
Oleh: Ps. Fridris Jimson S
Matius 9:4
Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu
Mungkin sudah bisa dipastikan bagi kita semua, jika ditanya tentang apa yang dimaksud dengan “Munafik”,- kita mungkin bisa menjelaskan dan mengartikan secara brilian, karena mungkin kita pakar dalam mengartikan defenisi setiap jenis kata. Dalam beberapa kamus “Munafik” dapat diartikan dengan : Upaya berpura-pura percaya atau setia dan sebagainya kepada agama dan lainnya ( Kamus Besar Bahasa Indonesia). Dalam Islam ditemukan dalam surat An-Nisa ayat 145, Orang yang munafik berada pada tingkatan Neraka yang paling bawah.
Dilansir Kompas.com dari Lentera Ramadhan, Munafik atau nifak merupakan suatu perilaku dimana perbuatan tidak sesuai dengan maksud hati melakukannya. Seorang munafik selalu menyembunyikan maksud di balik suatu perbuatan. Bisa juga dikatakan sebagai bermuka dua.
Dalam Weda Kitab Suci Agama Hindu “Munafik” dikenal dengan “Dhambo” semua penuh dengan kebohongan, tidak seperti apa adanya tetapi dibuat buat karena tidak seperti kenyataannya sehari-hari atau ngaku-ngaku dengan kelebihan yang tidak benar. Saya rasa itu semua sudah cukup membuat kita mengerti tentang ” Munafik atau Kemunafikan” tidak jauh berbeda dengan prespektif Kekristenan bukan?
Berawal dari kepedulian Yesus, sebagai sosok yang tidak bisa berdusta akan diriNya sebagai Allah yang mengasihi semua orang tanpa memandang adanya perbedaan dengan menyambut seorang lumpuh yang dibawa orang banyak dan masih terbaring di tempat tidurnya, dengan sebuah kerinduan agar Yesus menyembuhkannya. Jadi sangatlah jelas bagi kita
Ternyata ada juga di situ Ahli Taurat yaitu mereka yang ahli mengajar dan menafsirkan Perjanjian Lama “Taurat dan Pantateukh”. Mereka memakai keahlian mereka untuk mempersalahkan Yesus dengan mengutip perkataan Yesus yang disampaikanNya langsung pada orang lumpuh itu :…”Percayalah hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.”( ayat 2 ), karena memang mereka memakai Konsep Perjanjian Lama, bahwa YHWH-lah yang berhak mengampuni dosa manusia.
Mereka bermuka dua, membenarkan diri dan mempersalahkan yang lain ( Yesus ) ; baik di mata orang ; mengikuti aturan-aturan Hukum secara literalis namun mengabaikan hakikat Kasih yang sesungguhnya sesuai dengan isi seluruh Kitab Suci Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB) seperti yang termaktub dalam Matius dan Injil Sinoptik lainnya ” Mengasihi Tuhan dan Manusia ” ( Matius 22 :37-40 ; Lukas 20 :41-44 : Markus 12 :35-37).
Yesus sebagai Pribadi yang mampu “mengetahui rahasia hati”, langsung mendobrak pintu kemunafikan Ahli Taurat tersebut dengan berkata: ” mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat dalam hatimu? Mereka (ahli taurat) hanya mempersoalkan itu, tanpa melihat tugas mulia dari ke-Allahan Yesus untuk mengasihi semua isi dunia ini. (Yohanes 3 :16).
Sikap seperti Ini dimiliki oleh semua manusia “MUNAFIK”, tak terkecuali kita sebagai pengikut Kristus, itulah sebabnya Allah mengingatkan kita hari ini lewat FirmanNya, kita acapkali kelihatan baik seolah-olah benar dan baik dengan apa yang kita lakukan, tetapi ingat…!! Kita tidak bisa bersembunyi di mata Tuhan, sebab semuanya terang benderang di mata-Nya. Yesus mengajarkan kita tidak bermuka dua, dan meminta kita anak-anak-Nya MEMBUKA TOPENG Jangan menjadi Kristen yang
“MUNAFIK” supaya kita layak disebut anak-anak Allah, sehingga Allah berkenan atas kita. Amin, Terpujilah Tuhan Yesus atas Firman-Nya, Tuhan Yesus memberkati kita..!
* Munafik adalah Pemutus Hubungan Allah dengan Kita..
O’i Talita Kum Church inspiration from heaven-21
Ps. Fridris Jimson S