Pdt. Dantje Darame Suoth, M.Th, telah pulang ke Rumah Bapa di Surga
Jakarta, Suarakristen.com
Tepatnya Senin 8/3/2021, Berita duka atas meninggalnya Pdt. Dantje beritanya disampaikan langsung oleh istrinya Pdm. Livina South lewat Watshapp group Gembala / pejabat GBI DKI, pada pukul 01.52.WIB.
Pdt. Dantje Suoth Darame, M.Th (59 tahun) lahir 02 Desember 1961 dan meninggal hari Senin 07 Maret 2021, pukul 23. 55. WIB, Pdt. Dantje Suoth adalah Gembala Sidang GBI Gandaria Ganggeng Tanjung Priuk Jakarta Utara.
Setelah sempat dirawat dan menjalani operasi
di Rumah sakit Harapan Kita, Tuhan pemiliknya memanggil pulang mendahului kita semua ke rumah Bapa di Surga.
Dari Rumah Sakit Harapan Kita, Jenazah almarhum Pdt. Dantje selanjutnya dibawa ke rumah duka, di Jalan Swasembada Barat XVI RT 002/16, No. 39 Tanjung Priuk Jakarta Utara.
Ibadah Penghiburan, yang dilayani oleh BPD GBI DKI Jakarta, pada hari Selasa 9/3/2021 di rumah duka Jl. Swasembada Barat XVI RT 002 /16, No. 39, Tanjung Priuk Jakarta Utara.
Selanjutnya Ibadah tutup peti dilaksanakan di GBI Ganggeng V RT 008 /01, serta pemakaman jenazah di TPU Budi Dharma yang dilayani oleh Perwil GBI Jakarta Utara.
Almarhum Pdt. Dantje South meninggal akibat pembuluh darah robek dan tersumbat sehingga tidak ada oksigen untuk otak, paru-paru dan ginjal.
Manusia hanya dapat berupaya supaya Pdt. Dantje bisa sembuh dari penyakitnya, terlebih lagi istri, semua anak-anak dan Jemaat yang mengasihinya semasa hidupnya.
Upaya keluarga dan para medis yang menanganinya terbatas, karena apapun yang terjadi dalam hidup setiap manusia di muka bumi ini, ada dalam kuasaNya terjadi karena kehendak-Nya.
Bagi setiap orang yang sudah percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, semua yang terjadi baik adanya.
Pdt Dantje sudah meninggalkan istri, anak, jemaat dan kita semua yang mengasihinya, bukan berarti Tuhan memisahkan kita untuk selamanya, tetapi kita akan bertemu kembali di tempat keabadiaan Surga Kekal, jika kita tetap setia mengasihi Tuhan sampai akhir hayat hidup kita.
Pdt. Dantje meninggalkan seorang istri, satu putra dan dua orang putri yaitu : Yosua, Naomi, dan Ruth.
Ketika dimintai keterangan oleh awak media kepada istri perihal kematian Pdt Dantje, suami saya sudah diberi Tuhan tanda akan meninggal, suami saya bilang waktu dirawat berkata “ma.., ayo kita ke BPD, lalu dalam benak saya mungkin mau bayar iuran pejabat, lalu saya jawab tunggu bapak sembuh benar dulu ya? eee ternyata sekarang saya baru tahu, bahwa suami saya sudah mau dipanggil Tuhan. Itulah yang membuat saya terharu,” katanya.
Suami saya juga masih sering komunikasi dengan anak – anaknya walaupun lewat via whatsapp,” ungkapnya. suami saya juga tidak ada kata kompromi jika anak atau jemaat yang menentang kebenaran namun dalam menghadapinya minta hikmat Allah, orangnya disiplin apalagi jika sudah ibadah atau pelayanan,” tegasnya.
Di samping itu kepada awak media Naomi dengan jujur mengatakan bahwa, “Papa tidak pernah memaksakan kehendaknya sendiri, melainkan kami bebas memilih apa yang baik untuk diri kami, asal saja tidak bertentangan dengan Fiman Tuhan seperti yang selalu diajarkannya termasuk kepada jemaat dan siapa saja yang dilayaninya,” timpalnya.
“Papa membolehkan saya bekerja, sehingga saya sempat bekerja di Bank Mandiri Menteng Jakarta pusat, juga di kantor pelayaran hingga akhirnya Tuhan memanggil saya secara khusus menjadi hamba Tuhan melalui Sekolah Theologia di Salatiga, itulah yang membuat saya sadar sekarang bahwa sungguh Tuhan mempersiapkan saya untuk pekerjaan yang amat mulia, melayani Tuhan lebih intensif lagi, agar dapat melanjutkan perjuangan papa,” paparnya.
“Salut lihat papa, luar biasa karena papa tidak pernah memaksa kita untuk berubah, namun meminta kesadaran dari kami untuk mau berubah sendiri,” ungkapnya.
“Papa selalu berdoa dan berpuasa agar kami bisa berubah dan hal itu terjadi.
Di situlah saya melihat mujizat Tuhan dari Iman yang dimiliki papa,” pungkasnya.
“Saya bersyukur bukan secara kebetulan, namun semuanya Tuhan sudah atur, setelah papa meminta untuk membezuknya melalui video call, dan akhirnya saya tiba di Jakarta, setelah papa ketemu saya langsung papa menghembuskan nafas tetkhir,”tutupnya dengan nada parau.
Rut sebagai si bungsu ketika ditanya apakah papanya membuat perbedaan dengan saudaranya, sehingga memanjakannya, contohnya ketika membutuhkan sesuatu yang diperlukan langsung dikabulkan?
“Papa tidak seperti itu, minta sama Tuhan, berdoa saja, kami diajari untuk ber -iman dan bergantung sepenuhnya pada Tuhan, bahwa Tuhan sanggup menolong, misalnya saja ketika saya memintanya papa agar bisa menghadiri wisuda saya dan memohon kepada Tuhan supaya papa segera disembuhkan, papa cuma bilang, tidak janji, berdoa saja,”tegasnya.
Akan tetapi belum sempat menghadiri wisuda saya, papa sudah keburu dipanggil Tuhan “imbuhnya.
Lebih lanjut Ruth mengatakan ketika ditanya apakah punya talenta, “Iya saya dapat main keyboard dan Worship Leader,” ujarnya.
Tuhan berkehendak lain, bagi Pdt. Dantje, karena Tuhan sangat mengasihinya, ia sudah sembuh total dan tidak merasakan sakit lagi, karena sudah ada di Surga bersama Tuhan.
Mari berdoa supaya Tuhan Yesus memberikan kekuatan dan penghiburan bagi Pdm. Livina Suoth, semua anak, mantu dan cucu serta dapat melanjutkan pelayanan penggembalaan dengan baik untuk memenangkan semakin banyak bilangan jiwa yang diselamatkan. Amin
Selamat Jalan Pdt. Dantje, sampai ketemu di Surga nanti.
( Fridris Jimson S, S.Th )