TEKNIK KIMIA SANG PAHLAWAN NILAI TAMBAH
Oleh: Jansen Sinamo
KETIKA batubara diproses dengan cara tertentu menghasilkan syngas; selanjutnya diproses lagi menghasilkan pupuk urea, biji plastik, dan gas dimetil ether (substitusi elpiji yang masih harus diimpor itu); sekaligus itulah contoh teknik kimia in action yang pada tiap langkahnya ke hilir memberi nilai tambah besar.
Indonesia rencananya masih akan mengimpor sekitar 10 juta ton lagi gas elpiji; hitung sendiri triliun rupiahnya. Tapi importasi itu akan berakhir karena telah ditemukan penggantinya, gas dimetil ether (DME) namanya, hasil gasifikasi batubara yang berlimpah di Sumsel, Jambi, Riau, dan Kalimantan. Semua itu adalah hasil operasi teknik kimia: sang pahlawan nilai tambah.
Secara atomik, batubara terdiri dari karbon, hidrogen, dan oksigen terutama, serta sedikit sulfur dan natrium. Masih ada 26 miliar ton cadangan batubara kita, cukup untuk 60 tahun lagi.
Teknik Kimia mengubah batubara yang keras padat itu menjadi gas campuran yang disebut syngas; tiap komponen syngas ini diproses terus ke hilir untuk memperoleh zat baru: urea, plastik, dan DME; yang masing-masing punya kegunaan sosial dan industrial tersendiri; namun selalu bisa menjadi reaktan utama bagi proses kimia lanjutan untuk memperoleh zat baru yang bernilai lebih tinggi.
Demikianlah hilirisasi batubara hitam itu menjadi puluhan produk baru–berbentuk gas, cair, dan padat juga–dengan kegunaan industrial dan sosial masing-masing, membawa pertambahan nilai puluhan, ratusan, bahkan ribuan kali.
***
Teknik Kimia juga berperan penting dalam hilirisasi nikel yang baru mulai di Indonesia. Dan telah berhasil pula meningkatkan nilai ekspor kita dari tadinya sekitar 350 juta dollar–saat cuma mengekspor bijih nikel–menjadi sekitar 4,5 miliar dollar ketika sudah mengekspor produk turunan nikel (2020) dalam bentuk baja nirkarat (stainless steel).
Potensi dalam negeri baja ini praktis unlimited mengingat konsumsi baja per kapita Indonesia baru di angka 60 kg, sedangkan Malaysia sudah di 300 kg, dan Korea Selatan 1.300 kg. Jerman dan Amerika gak usah ditanya lagi.
Katanya tingkat idustrialisasi suatu negara bisa dilihat dari konsumsi bajanya per kapita. Dan kita baru 60 kg.
Mengingat cadangan nikel dunia paling besar berada di Indonesia maka ruang tumbuh industri baja juga paling besar di negeri kita.
***
Produk hilirisasi nikel yang paling ditunggu adalah batere. Seiring dengan makin tidak dipakainya lagi energi fosil pada dekade-dekade mendatang, batere berjantung nikel akan semakin luas dipakai: untuk perumahan, perkantoran, perindustrian, perhotelan, segala macam permesinan dan kenderaan, kereta api, bahkan pesawat terbang.
Belum ada yang menghitung besaran ekonomi pernikelan ini. Tapi mungkin akan berada pada orde triliun dollar tak lama lagi.
***
Baru saja tersiar kabar, periset kimia dari LIPI berhasil menciptakan layar smartphone dari limbah kelapa sawit, yakni tandan kosongnya, yang usai direbus dan copot semua buahnya, selama ini dirajang halus menjadi pupuk kebun.
Dengan teknik kimia khusus limbah sawit itu diproses menjadi layar smartphone.
Amanda Septevani, doktor kimia lulusan Australian Institute for Bioengineering and Nanotechnology mengembangkannya menjadi substrat nanoselulosa dan kemudian membuatnya menjadi layar smartphone yang lebih fleksibel (antiretak) dibanding dengan yang konvensional.
Ini sebuah lompatan nilai tambah yang mudah2an bisa menyamai Samsung, raja dunia dalam pembustan layar smartphone selama ini.
***
Dari CPO sendiri Teknik Kimia telah memerolah banyak produk multiguna: minyak2an, sabun2an, sampo2an, wangi2an, obat2an, pengan2an, dan sedap2an–dalam keluarga oleokimia–yang jauh lebih besar nilai tambahnya ketimbang bioenergi (fuel) yang juga asal CPO.
Saya bahkan berharap ke depan Teknik Kimia bisa menghasilkan produk-produk berharga dari olahan pelepah, daun, dan batang kelapa sawit.
Kerena objek rekayasa Teknik Kimia adalah atom-atom dan molekul-molekul, maka berjuta produk bisa dihasilkannya, tidak hanya dari batubara, nikel, dan sawit; tetapi juga dari singkong, tebu, dan ratusan mineral serta tetumbuhan lain.
Semuanya dengan nilai tambah besar seperti batubara, nikel, dan sawit di atas.
WARBIASA TEKNIK KIMIA. HIDUPLAH TEKNIK KIMIA.