JUJUR DAN TERBUKA DI HADAPAN TUHAN

0
2409

 

Baca: Lukas 18:9-14

JUJUR DAN TERBUKA DI HADAPAN TUHAN

_”Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Tuhan, kasihanilah aku orang berdosa ini.”_ (Lukas 18:13).

Keadaan hati kita adalah faktor penting yang dapat memengaruhi hubungan kita dengan Tuhan, sebab yang dinilai Tuhan bukanlah rupa atau paras, perawakan, kekuatan, kehebatan, atau kepintaran, melainkan isi hati kita:

_”Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Tuhan; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.”_ (1 Samuel 16:7b); _“…TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita.”_ (1 Tawarikh 28:9). Jelas sekali: _“…Tuhanlah yang menguji hati.”_ (Amsal 16:2).

Untuk menggambarkan keadaan hati manusia Kristus memberikan suatu perumpamaan tentang dua orang yang berada di Bait Tuhan untuk berdoa, yaitu seorang Farisi dan seorang pemungut cukai (Lukas 18:10). Orang Farisi adalah seorang tokoh agama yang tahu kebenaran, mengajar Taurat Tuhan, tapi hatinya penuh kesombongan dan kemunafikan.

Ia merasa bersih dari dosa dan tanpa cela: _”…aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.”_ (Lukas 18:11-12). Karena merasa dirinya sudah suci dan tak bercacat cela, orang Farisi ini merasa tidak lagi memerlukan belas kasihan dan anugerah keselamatan dari Tuhan.

Sikap yang bertolak belakang justru ditunjukkan si pemungut cukai yang _”…berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Tuhan, kasihanilah aku orang berdosa ini.”_ (Lukas 18:3).

Baca juga  Putera Sampoerna Foundation Rayakan Hari Guru Nasional dengan Komitmen Membangun Pendidikan Inklusif dan Penguasaan Numerasi yang Lebih Baik

Pengakuan jujur disertai kerendahan hati yang ditunjukkan si pemungut cukai telah mengetuk pintu rahmat Tuhan. Pemazmur menyatakan bahwa korban sembelihan kepada Tuhan ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak dipandang hina oleh-Nya (Mazmur 51:19).

Tuhan berkata, _”Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Tuhan dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”_ (Lukas 18:14).

*Tuhan benci hati yang sombong, tapi Ia mengasihi orang yang rendah hati!*

(*AIR HIDUP.*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here