Oleh: Drs. P. Adriyanto, MBA
III *LEADERSHIP*
Ada ratusan buku tentang organisasi dan kepemimpinan yang telah saya baca sejak saya masih mahasiswa sampai sekarang. Namun, ada dua buku karya Jim C. Collins yang menarik perhatian saya:
✓ Built to Last
✓ Good to Great
Buku terakhir ini merupakan hasil riset dari sekitar 1.435 perusahaan baik di Amerika maupun di Eropa. Dari jumlah di atas ada 11 perusahaan yang dinilai menjadi perusahaan yang great/hebat.Jadi bukan merupakan sajian teori dan disajikan dengan bahasa yang mudah.
Good to Great, adalah mengisahkan bagaimana perusahaan yang baik bisa menjadi perusahaan yang hebat karena perusahaan ini mempunyai DNA yang berbeda. Lompatan dari perusahaan yang baik (good) menjadi perusahaan yang hebat (great), terjadi di mana nilai sahamnya meningkat sampai 3 kali lipat dan paling tidak bisa dipertahankan selama 15 tahun.
Prinsip kepemimpinan menurut Jim Collins adalah:
*Pemilihan orang-orang yang mempunyai visi yang sama.*
Jim Collins mengatakan bahwa sebagai seorang CEO tidak boleh langsung menetapkan tujuan/rencana jangka panjang perusahaannya, tapi ia harus bertindak selaku sopir bus, di mana ia harus terlebih dahulu menyeleksi para penumpangnya yakni mereka yang mempunyai tujuan utama yang sama. Sebagai CEO yang profesional, ia harus menyeleksi para pembantunya yang memiliki visi yang sama.
Kalau saya boleh meminjam istilah dari industri kuliner, Jim Collins ini ingin menjadi
*Chef Leader/koki kepala.* Mereka ini akan ditempatkan di posisi-posisi strategis untuk bersama-sama mengelola perusahaan agar dari perusahaan yang good/biasa-biasa saja menjadi perusahaan yang great/luar biasa. Jim Collins beberapa kali mengingatkan bahwa good adalah musuh dari great.
Berikut ini ada beberapa persyaratan agar dapat diberi predikat sebagai chef leader:
1 Mampu menciptakan lingkungan kerja yang positif
2 Punya kesadaran untuk mengajar, melatih dan memberdayakan anak buah. Ia harus menjadi *Grooming Leader* yang selalu berusaha memberdayakan anak buahnya.
3 Mengutamakan respect
4 Bisa membentuk tim yang handal
5 Sangat bertanggungjawab
6 Mengutamakan kritik bukan mengkritik
7 Menciptakan creative job
8 Menjadi panutan untuk pemberian service yang baik
9 Menjadi panutan dalam keberhasilan dan kualitas
10 Sangat mementingkan koreksi
11 Mementingkan profesionalisme. Pemimpin harus punya *chemistry* dengan para anak buahnya.
12 Menjadi pendengar yang baik.
13 Membangun visi dan tindakan. Ia harus mampu mengembangkan visi, strategi dan gagasan- gagasan bisnis untuk mencapai tujuan perusahaan.
Steve Jobs adalah merupakan salah satu contohnya, dimana ia mampu mengembangkan visi perusahaannya secara luar biasa yakni dengan menggabungkan value dari produk yakni iPad, iPhone dan iPod dengan layanan online sehingga dapat menciptakan *value creating community*.
*Kepemimpinan Peringkat V (Level V: Leader)*
Berikut ini adalah ringkasan/garis besar, (karena buku saya hilang).
Level V: Leader menganut falsafah kerendahan hati dan hasrat yang kuat untuk sukses.
Kunci agar sebuah organisasi bisnis dapat menjadi perusahaan yang hebat (great) adalah bila perusahaan memiliki pemimpin peringkat V, yakni seorang yang memadukan kerendahan hati yang berasal dari ketulusan pribadi dengan hasrat profesionalisme yang besar.
*Level V Leader:*
* Level v leader adalah peringkat tertinggi.
*Pemimpin pada peringkat iv, dapat memproduksi (menghasilkan kesuksesan pada tingkat yang tinggi, tetapi tidak cukup untuk membuat perusahaan menjadi hebat/great, dan mencapai keberhasilan yang berkesinambungan.
* Jadi transformasi dari perusahaan yang baik/good menjadi hebat tidak akan terjadi tanpa ada pemimpin peringkat v.
* Namun, pemimpin peringkat v bukan hanya satu-satunya syarat bagi transformasi dari perusahaan yang baik menjadi perusahaan yang hebat.
Faktor-faktor yang lain yang dikombinasikan dengan pemimpin peringkat v dan yang menjadi falsafah kerja dari perusahaan hebat adalah:
+ mendapatkan para penumpang dalam bis dan mengeluarkan orang-orang yang tidak tepat (seperti telah diuraikan di atas) dan menciptakan budaya disiplin.
+ Stockdale paradox
+ Roda penggerak (flywheel)
+ Konsep landak
+ Budaya disiplin.
*Pemimpin peringkat v adalah counter intuitive. Ia tidak senang akan memutuskan sesuatu dengan intuisi. Ia juga counter culture karena biasanya berdasarkan budaya, manusia beranggapan bahwa perubahan perusahaan dari baik menjadi hebat membutuhkan kharisma pemimpin yang besar dan lebih besar dari pemimpin terdahulu.
* Empat peringkat di bawahnya memiliki kemampuan di bawah peringkat v. Masing-masing dari ke-empat peringkat tersebut dapat memenuhi kewajibannya sendiri, tetapi tidak ada yang kekuatannya sama dengan pemimpin peringkat v.
* Mereka tidak perlu bergerak bertahap mulai dari peringkat ii ke atas sampai mencapai puncak (peringkat v).
* Akan tetapi untuk menjadi pemimpin peringkat v, perlu kemampuan dari semua peringkat di bawahnya, ditambah karakteristik khusus yang harus dimiliki oleh pemimpin peringkat v.
*Hirarki Pemimpin Peringkat v:*
catatan: harusnya disajikan dalam bentuk piramida, tapi tidak bisa saya lakukan melalui tulisan ini.
*Peringkat i:* individu yang mempunyai kemampuan tinggi. Ia membuat kontribusi yang produktif melalui talenta, pengetahuan ketrampilan dan kebiasaan kerja yang baik.
*Peringkat ii:* Anggota tim yang memberi kontribusi pada pencapaian sasaran kelompok. Ia bekerja secara efektif dan edisien dengan orang lain di dalam kelompok.
*Peringkat iii:* Manajer yang kompeten, ia mampu mengorganisasi SDM dan sumber daya lain menuju pencapaian secara efektif dan efisien. Terlebih dahulu ia menetapkan sasaran yang hendak dicapai.
*Peringkat iv:* Pemimpin yang efektif yang mempunyai komitmen untuk mempercepat proses dan mengejar dengan penuh semangat visi yang jelas dan kuat. Mendorong kelompok pada standar kinerja yang tinggi.
*Peringkat v:* Eksekutif. Ia mampu membangun kebesaran yang berkesinambungan melalui kombinasi yaitu kerendahan hati ditambah hasrat profesional yang tinggi.
*Stockdale Paradox*
* Memakai nama Laksamana James Stockdale, pemenang Medal of Honor dimana ia tetap bertahan selama 7 tahun dipenjara sebagai tahanan perang Viet Cong di mana ia bergantung pada dua keyakinan yang bertentangan (paradoxal):
*Hidupnya tidak dapat lebih buruk daripada saat itu, dan hidupnya suatu hari akan lebih baik daripada sebelumnya*
Sama dengan para pemimpin yang hebat, ia menghadapi fakta-fakta yang brutal dalam realita saat ini, dan secara bersamaan memupuk iman yang kokoh bahwa mereka akan menang/berhasil pada akhirnya.
Mereka punya dua disiplin: kepercayaan dan fakta pada saat yang sama sepanjang waktu.
*Roda Penggerak (Flying Wheel) – yang merupakan terobosan baru.*
* Transformasi dari perusahaan yang baik menjadi perusahaan yang hebat tidak akan terjadi hanya semalam atau dalam satu langkah besar.
* Sebaliknya dimulai dengan satu gerakan setiap waktu dan secara bertahap membangun momentum sampai ada terobosan baru.
* Organisasi-orranisasi yang kurang baik tidak pernah memiliki momentum yang berkesinambungan untuk menciptakan terobosan baru. Tapi sebaliknya bila dalam posisi sulit, mereka menerapkan program-program yang radikal, gerakan-geakan yang reaksioner dan melakukan restrukturisasi.
*Konsep Landak (The Hedgehog Concept)*
Perbedaan antara seekor rubah vs seekor landak:
*Seekor rubah mengetahui sedikit-sedikit dari banyak hal.
* Rubah bersifat rumit (kompleks)
* Seekor landak hanya mengetahui satu hal yang besar tapi mendalam.
*Landak bersifat sederhana.
Landak suka memahami 3 lingkaran yang saling berhubungan.
*Lingkaran 1*
Apa perusahaan anda dapat menjadi yang terbaik atau apa kekuatan anda.
*Lingkaran ke 2:*
Bagaimana operasi perusahaan berjalan dengan sangat baik atau apa yang menciptakan energi anda.
*Lingkaran ke 3:*
Apa yang terbaik yang menyulut gairah anda dan para karyawan.
*Bersambung*