AWALI TAHUN 2019, OMPU I EPHORUS KUNJUNGI GEREJA TERTUA HKBP PANGALOAN PAHAE

0
1592

 

Pangaloan, Suarakristen.com

 

Pangaloan 6 Januari 2019, mengawali tahun 2019 ini Ompu i Ephorus HKBP Pdt. Dr. Darwin Lumbantobing melakukan kunjungan pastoral ke HKBP Pangaloan Distrik II Silindung.

Ephorus HKBP menyampaikan salam selamat Natal dan Tahun Baru kepada seluruh jemaat dan pelayan HKBP Pangaloan Pahae tersebut. Turut melayani, Pdt. Frans Jogi Sidabutar, S.Th. sebagai Liturgist, dan Gr. Roganda Sipahutar sebagai pembaca warta jemaat.

Ompu i Ephorus HKBP yang didampingi Pendeta HKBP Ressort Jati Asih Pdt. Jason Simanjuntak, S.Th, M.M. dan dua orang staff Pdt. Alter Pernando Siahaan serta Samuel Sinambela, tiba di kompleks gereja Pkl. 09.45 Wib yang langsung disambut Pendeta HKBP Ressort Pangaloan Pdt. Frans Jogi Sidabutar, S.Th bersama Sintua dan Keluarga. Sejenak minum teh bersama membicarakan perkembangan gereja HKBP Pangaloan yang sedang proses penyelesaian pembangunan, tampak keakraban Ompu i bersama parhalado bersama keluarga.

HKBP Pangaloan merupakan induk dari Ressort Pangaloan dimana se – ressort terdiri dari 5 jemaat dengan jumlah jemaat sekitar 607 KK, diantaranya HKBP Pangaloan, HKBP Pagaran, HKBP Parikmatia, HKBP Sitoluama, dan HKBP Simarpinggan. Jemaat ini dilayani oleh Pdt. Frans Jogi Sidabutat, S.Th sebagai Pendeta Ressort, Biv. Martalina Sihite, S.Mis, dan seorang Gr. Roganda Sipahutar.

Gereja ini tepatnya di Pahae Kec. Pahae yang menjadi bukti sejarah kekristenan. HKBP Pangaloan sesuai Almanak HKBP merupakan gereja tertua, berdiri pada tahun yang sama 1862 bersamaan dengan HKBP Sigompulon Pahae Julu. Mengingat sejarah, gereja ini pernah diguncang gempa berkekuatan 5,5 SR tahun 2011 sehingga mengalami kerusakan berat. Bila diamati langsung, gereja ini tepat di bawah atau di lereng bukit barisan lintas Pahae. Gempa ini mengakibatkan kerusakan hebat yang terlihat dari jalan, rumah ibadah, rumah warga, bangunan sekolah, infrastruktur dan kelumpuhan komunikasi saat itu. Sejak saat itu, gereja terus berbenah untuk membangun kembali gereja, yang kini wajah gereja secara utuh telah terlihat megah dan indah, walaupun masih dalam tahap finishing. Sekitar 5 tahun sudah gereja ini terus membangun dan belum selesai, sembari menata lingkungan juga, satu hal yang patut disyukuri, jemaat juga antusias dan tetap optimis untuk menyelesaikan pembangunan gereja ini, tutur Pendeta Ressort.

Baca juga  Putera Sampoerna Foundation Rayakan Hari Guru Nasional dengan Komitmen Membangun Pendidikan Inklusif dan Penguasaan Numerasi yang Lebih Baik

Ibadah yang dimulai sejak Pkl. 10.30 WIB ini diikuti oleh seluruh jemaat dan pelayan HKBP Pangaloan. Ompu i Ephorus HKBP menyampaikan Firman yang dikutip dari Yakobus 4: 13 – 17 mengajak jemaat untuk menata kehidupan sesuai dengan Firman Tuhan. Tuhan menyapa kita dengan FirmaNya hari ini agar tetap percaya kepada Tuhan, hendaknya tidak seorang pun seolah – olah mengetahui apa yang terjadi ke depan padahal sama sekali tidak tahu apa yang akan terjadi dalam hidupnya. Tuhanlah yang menentukan kehidupan kita, bukan berarti tidak perlu ada rencana dalam hidup kita. Tetapi kita mau menyampaikan rencana dan kerinduan kita kepada Tuhan, karena Tuhan lah sumber berkat itu. Bila Tuhan berkehendak, apapun akan terjadi. Sedangkan Tuhan Yesus saja berdoa, Dia mengajarkan kepada kita untuk menyampaikan permintaan kita kepada Allah Bapa di dalam namaNya dengan pernyataan yang sangat jelas “Bukan kehendakKu yang terjadi tetapi kehendakmulah yang terjadi”, kata Ompu i Ephorus.

Kita bisa melihat ke belakang, kita masih segar mengingat tahun 2018, dimana dalam tahun itu, kita bisa melihat dan merasakan apa yang terjadi di dalam kehidupan kita. apalagi yang masih muda, kita masih bisa menuliskan apa yang terjadi di tahun 2018, apakah itu sukacita atau kesedihan. Bila hanya sukacita atau bila hanya kesedihan yang akan terjadi, itu pun kita tidak tahu sama sekali bagaimana ke depan ini, tetapi kita optimis dengan FirmanNya. Kita harus percaya kepada Tuhan bahwasanya Tuhan menggenggam kehidupan kita. Sekitar tahun 1973 an, ada 5 tahun kami berada di Jakarta, orangtua saya datang ke Jakarta. Waktu itu, seperti berlomba keluarga untuk mengajak mamak kami ke rumahnya masing – masing selama di Jakarta. Seperti tidak ada kebosanan dari orangtua saya ketika berada di Jakarta. Tetapi di saat tertentu terlihat seperti sedih, mamak saya berkata, memang ketika kulihat semua keluarga dan keturunannya, pekerjaannya bagus – bagus dan hartanya ada, tetapi kita justru yang paling miskin, kata mamak saya. Lalu saya bertanya, kenapa begitu mamak pikirkan? Tanpa diketahui mamak kami ini, kami mengajak mamak kami untuk berjalan – jalan di jakarta dan sekitarnya walaupun ketika itu saya masih sekolah. Saya berharap ketika saya membawa ke tempat keramaian, mamak saya akan terhibur, dan kami juga membawa ke tempat orang – orang yang menderita, yang hidup di bawah jembatan, yang tinggal di rumah kardus, dan komunitas pemulung, lalu mamak saya heran dan bertanya – tanya. Apa yang terjadi sama mereka? Siapa mereka sampai segitunya kasihannya kehidupan mereka? Akhirnya mamak kami mengatakan, Pak Naomi, naung basa do hape Tuhan i tu hita ate, tambah Ompu i.

Baca juga  Ravelware Technology; Satu-Satunya Startup Deep Tech Indonesia di Top-100 Most Innovative Companies Entrepreneurship World Cup 2024

Kita menjalani kehidupan ini bukan hanya melihat ke depan tetapi sesekali kita menatap ke belakang, kita bukan hanya melihat ke atas tetapi juga melihat ke bawah, dan sekitar kita karena ada banyak realitas yang membuat kita mampu bersyukur kepada Tuhan. Itu sebabnya kita hendaknya bersyukur, Tuhan itu sungguh baik kepada kita. Bukan hanya ke depan, dan bukan hanya ke atas, tetapi ke semua aras kehidupan ini, sehingga kita melihat dan merasakan kebaikan Tuhan. Kita pernah membenci, pernah tidak senang kepada orang lain, bahkan kita pernah berdosa juga, tetapi kita juga pernah dan terus menerima berkat Tuhan hingga hari ini. Tuhan masih memberikan kesempatan yang sungguh baik untuk kita tata kembali sesuai dengan Firman Tuhan. Kita mau menjalani ke depan, dalam Surat Yakobus ini, jangan ada diantara kita seperti yang tidak ber – Tuhan. Seolah-olah hanya dia yang menentukan kehidupan ini, justru kita ditegur dan diingatkan untuk memahami hal ini. Apa yang terjadi sepertinya hanya ingin terjadi sesuai dengan kehendak kita. Tentu itu tidak akan bisa dan hanya mendatangkan kebingungan di dalam hidup kita.

Kita merencanakan tetapi Tuhan yang menentukan. Kita bukan hanya mau berencana tetapi juga menyerahkan kepada Tuhan agar apa yang kita rencanakan menjadi kehendakNya di dalam kehidupan umatNya. Sungguh banyak yang kita minta, Tuhan terkadang belum memberikan, karena Tuhan yang tahu yang terbaik bagi kita. Itu sebabnya ada nyanyian kita, nang sipata dipabenda Debata pangurupiNa, anggo jumpang tingki ni pintor tongosonNa i, BE 283. . Yang terjadi, ketika tidak sesuai dengan rencana kita bisa berakibat kekecewaan kepada kita. Kalau kita meyakini Tuhan senantiasa menyertai kita, pasti kita juga akan percaya Tuhan lebih tahu apa yang kita butuhkan. Silahkan minta, silahkan cari, tetapi Tuhan yang menentukan. Marilah kita percaya kepada Tuhan untuk menjalani tahun 2019 ini dengan penuh semangat dan sukacita, demikian kutipan khotbah Ompu i Ephorus.

Baca juga  RPA Perindo Kawal Korban Eksekusi Rumah Cacat Hukum di BPN Jakarta Barat

Berketepatan di ibadah minggu ini juga akan diadakan Sakramen Baptisan Kudus kepada Anak dari Keluarga Pendeta Ressort, Ompu i Ephorus diminta juga melayankan Sakramen Baptisan Kudus kepada Anak dari Keluarga Pdt. Frans Jogi Sidabutar, S.Th, usai khotbah. Ibadah yang berlangsung sekitar 2 jam ini berlangsung hikmat dan sukacita. Tak lupa usai ibadah, jemaat juga memakai kesempatan baik ini untuk mengabadikan momen sukacita ini bersama Ompu i Ephorus dengan foto bersama, baik dari remaja – pemuda sampai orangtua. Usai ibadah, diadakan acara ramah tamah sekaligus syukuran keluarga Pendeta HKBP Ressort Pangaloan di rumah dinas.

*Penulis, Pdt. Alter Pernando Siahaan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here